Ambarawa, ANTARA JATENG - Bupati Semarang Mundjirin menyebutkan Danau Rawapening di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, telah "melahirkan" delapan doktor di sejumlah perguruan tinggi.

"Setidaknya ada delapan lulusan program strata tiga (S3) yang jadi doktor dengan menjadikan objek penelitian di sini (Danau Rawapening)," katanya di Ambarawa, Kabupaten Semarang, Sabtu.

Hal tersebut diungkapkannya usai peluncuran iklan terbaru "Kuku Bima Energi", salah satu produk unggulan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul yang mengambil lokasi di Danau Rawapening.

Untuk objek penelitian, Mundjirin menyebutkan, sudah tak terhitung penelitian di Danau Rawapening yang dilakukan berbagai pihak, termasuk beberapa kali kunjungan dari Komisi IV dan V DPR RI.

"Yang jelas, kami siap mendukung. Namun, permasalahan di Danau Rawapening harus ditangani bersama oleh pemerintah pusat, provinsi, dan kabupaten sehingga ada sinergi," kata politikus PDI Perjuangan itu.

Jangan sampai, kata dia, nantinya penanganan berjalan secara parsial. Misalnya bidang pertanian bergerak sendiri, bidang pariwisata juga berjalan sendiri, demikian pula bidang lainnya.

Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Irwan Hidayat mengatakan, setidaknya ada dua persoalan yang dihadapi di Danau Rawapening, yakni eceng gondok dan sedimentasi cukup parah.

Melalui iklan tersebut, generasi ketiga Sido Muncul itu berharap bisa mengajak masyarakat dan berbagai elemen untuk membersihkan Danau Rawapening dari eceng gondok dan menanggulangi sedimentasi.

"Eceng gondok bisa diolah jadi bahan bakar alternatif. Yang penting, eceng gondoknya. Tidak perlu keluar uang, tetapi malah harus jadi uang. Ya diolah jadi pelet bahan bakar padat," katanya.

Setelah danau bersih, kata dia, perekonomian kawasan itu akan terus tumbuh dan melahirkan ratusan ribu pengusaha, seperti penyewa perahu, "furniture" dan pembuatan kaus serta cenderamata.

"Sido Muncul saja yang sudah 66 tahun beroperasi sekarang punya 3.500 karyawan. Kalau Danau Rawapening berkembang, bayangkan dalam 2-3 tahun ke depan bisa ratusan ribu karyawan dan pengusaha," katanya.

Sementara itu, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen (TNI) Tatang Sulaiman mengapresiasi ide Irwan Hidayat untuk pengelolaan permasalahan di Danau Rawapening dengan latar belakang aspek ekonomi.

"Dulu, tentara pernah turun ke sini membersihkan eceng gondok. Tetapi, tidak selesai karena eceng gondok terus tumbuh. Ya, memang tidak bisa selesai hanya dengan membersihkannya saja," katanya.

Sebagaimana program reboisasi, kata dia, masyarakat tidak begitu tertarik, namun ketika mereka diberitahu bahwa menanam pohon sengon bisa menghasilkan secara ekonomi banyak yang tertarik.

"Jadi, ternyata tidak hanya reboisasi saja, tetapi bermanfaat juga secara ekonomi. Akhirnya, semua menanam. Sama seperti Danau Rawapening, semua akan bergerak karena bernilai ekonomis," pungkasnya.

Demikian pula diungkapkan Pangdam III/Siliwangi Mayjen (TNI) M Herindra yang mengatakan datang ke Danau Rawapening untuk melihat model pengelolaan yang akan dilakukan untuk ditiru dan diaplikasi.

"Saya datang ke sini, lihat, `copy` dan aplikasikan di Jawa Barat. Beliau (Irwan Hidayat) bertangan dingin. Lumpur saja dipegang beliau bisa jadi emas," katanya.

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor :
Copyright © ANTARA 2024