Jepara (ANTARA) - PT PLN Tanjung Jati B dan BBPBAP Jepara, Jawa Tengah, turut membantu pertumbuhan UMKM dengan membekali kaum perempuan di kawasan pesisir mengolah sumber pangan lokal berbasis hasil laut.
"Tercatat ada 30-an perempuan yang dipilih untuk diberi pelatihan pengolahan sumber pangan lokal berbasis hasil laut," kata Kepala Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara Supito di Jepara, Minggu.
Puluhan perempuan tersebut, kata dia, diberikan pelatihan pada pekan ini, melalui pelatihan UMKM Pengolahan Produk Berbasis Hasil Laut yang digelar di Desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara.
Ia mengungkapkan program pemberdayaan perempuan untuk mengembangkan UMKM diinisiasi PT PLN TJB melalui program tanggung jawab sosial perusahaan (Coorporate Social Responsibility/CSR).
Tujuannya, kata dia, tentu untuk memberikan ruang keterlibatan perempuan turut serta dalam mendorong pemanfaatan potensi perikanan, khususnya di Kabupaten Jepara.
"Upaya ini sangat sejalan dengan kebijakan yang saat ini tengah dilakukan pemerintah, yakni peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir, pemenuhan ketersediaan gizi, dan penguatan peran gender di dalam sektor perikanan," ujarnya.
Selain itu, kata dia, kegiatan tersebut juga menjadi langkah awal yang strategis dalam mendorong pemanfaatan hasil perikanan menjadi produk yang bernilai tambah.
Ia berharap upaya pemberdayaan UMKM pengolah produk perikanan ini tidak hanya berhenti di awal saja, tetapi perlu terus didorong secara berkesinambungan sehingga ke depan betul-betul mampu mandiri dalam meningkatkan kapasitas usaha, mampu menciptakan branding produk lokal, serta mampu menggerakkan ekonomi lokal.
Apalagi, kata dia, peran UMKM yang mengolah hasil laut juga strategis dalam mencegah tengkes atau stunting sejak dini, karena ikan merupakan produk yang paling efektif dalam menyediakan gizi yang aman dan efektif bagi ibu-ibu hamil dan balita.
"Tingkat prevalensi stunting di Kabupaten Jepara sendiri masih cukup tinggi yakni sekitar 18 persen dan masih di atas target rata-rata nasional. Artinya 2 dari 10 bayi yang lahir di Jepara mengalami gagal tumbuh akibat dari kekurangan nutrisi/gizi sejak umur 1.000 hari pertama kehidupan yaitu sejak dalam kandungan hingga anak umur 2 tahun. Ini menjadi pekerjaan rumah bersama untuk menurunkan angka tengkes," ujarnya.
Sementara itu, Asisten Manajer TJSL PT PLN TJB Haris Fujiari mengungkapkan program ini sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam berkontribusi terhadap peningkatan ekonomi lokal berbasis perikanan. Kolaborasi antara PT PLN TJB dan BBPBAP Jepara diharapkan berkesinambungan.
"Nantinya produk UMKM yang ada bisa dikolaborasikan dengan rumah BUMN yang kami miliki. Kami akan fasilitasi mulai dari sertifikasi dan standardisasi produk, merek dan pengemasan, dengan begitu ada diferensiasi produk yang menjadi unggulan dari Desa Sekuro ini," ujarnya.
Produk yang diperkenalkan kepada kaum perempuan pesisir, yakni dari bahan baku ikan dan rumput laut, mulai dari nugget, sosis, dimsum, sirup dan lainnya.
Sunarti, salah satu perempuan yang mendapatkan kesempatan mengaku antusias karena mendapat tambahan pengetahuan baru cara mengolah produk ikan menjadi makanan yang siap santap dan lezat.
"Saya sangat terbantu dengan kegiatan ini, semoga nantinya produk yang dihasilkan dapat menjadi produk yang dikenal di Jepara. Berharap UMKM nantinya terus didukung sehingga lebih mandiri," ujarnya.

