Temanggung (ANTARA) - Kematian massal ikan masheer atau semah di Sungai Galeh dan Sungai Brangkongan di Parakan telah dilaporkan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKPPP) Kabupaten Temanggung ke Balai Laboratorium Kesehatan Ikan dan Lingkungan (BLPKIL) Jawa Tengah.
Kepala Bidang Perikanan DKPPP Kabupaten Temanggung Nunung Nur Chayati di Temanggung, Selasa menyampaikan kematian massal ikan masheer atau ikan dewa kurang lebih selama satu minggu secara terus menerus di perairan Kecamatan Parakan.
Kemudian pada 13 Juni 2025 tim pengawas perikanan melakukan pengecekan ke lapangan, antara lain di Sungai Galeh dan Sungai Brangkongan.
"Pada waktu pengecekan masih ditemukan kematian ikan masheer. Kematian ikan tersebut masih berlangsung secara terus menerus yang diperkirakan jumlah kematian mencapai 200 kilogram," katanya.
Ia menyampaikan pada bangkai ikan yang ditemukan di sungai terlihat ikan sirip ikan yang berubah warna menjadi kemerahan, insang luka, serta sisik yang rusak.
"Mengingat adanya keterbatasan alat uji kualitas air dan penyakit ikan yang dimiliki oleh DKPPP, selanjutnya kami berkoordinasi dengan BLPKIL Jateng dan Balai Karantina Hewan Ikan dan Tumbuhan (BKHIT) Jateng guna mengetahui lebih lanjut perihal penyakit ikan dan pengukuran kualitas air secara lebih akurat dan detail," katanya.
Ia menuturkan, pada Senin (23/6) BLPKIL mengunjungi Sungai Galeh dan Sungai Brangkongan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut, yaitu dengan cara pengambilan sampel air dan ikan pada beberapa titik di perairan tersebut.
"Sampai saat ini kami masih menunggu hasil pengujian dari BLPKIL," katanya.