Batang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Batang Jawa Tengah memasifkan gerakan deteksi potensi gangguan kesehatan (Skrining) gula darah pada aparatur sipil negara setempat, dalam rangka memperingati Hari Diabetes Melitus Se-dunia.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang Didit Wisnuhardanto di Batang Jumat, mengatakan bahwa skrining kesehatan gula darah pada aparatur sipil negara itu dipandang penting sebagai upaya mencegah mereka terhindar dari penyakit itu.
"Pada kegiatan ini, kami melakukan pengecekan tekanan darah, potensi stroke dini, kolesterol, dan gula darah pada ASN agar dapat diketahui," katanya.
Menurut dia, pada pengecekan kesehatan itu, sebagian besar aparatur sipil negara mempunyai hasil gula darah tinggi, karena sudah terkena atau yang baru diketahui dalam pemeriksaan di sini.
Hal ini, katanya, sesuai hasil data Januari-September 2024 bahwa orang yang terkena gula darah tidak tergantung insulin atau gula darah basah ada 11.414 orang, dan yang tergantung insulin atau gula darah kering ada 305 orang.
"Oleh keran itu, kami terus melakukan penyuluhan dan skrining dini penyakit tidak menular karena semua orang mempunyai potensi terkena gula darah, hipertensi, dan obesitas," katanya.
Didit Wisnuhardanto yang didampingi Sekretaris Dinas Kesehatan Batang Ida Susilaksmi mengatakan, penyakit tidak menular ini juga bisa mengidap pada orang usia produktif, yaitu 15 tahun hingga 59 tahun,
Ia mengimbau masyarakat untuk mencegah dan mengendalikan gejala penyakit tidak menular pada dirinya dengan cara menjaga pola hidup sehat seperti berolahraga, mengatur konsumsi gula dan garam, serta perbanyak makan buah dan sayuran.
"Jika memang sudah terkena penyakit diabetes melitus, maka sebaiknya rutin cek kesehatan baik di puskesmas atau rumah sakit sebulan sekali supaya gula darah dapat dikendalikan," katanya.
Baca juga: Massa Aliansi Masyarakat Jawa Tengah Menggugat demo di PN Batang