Media massa diminta tingkatkan peran dalam penanggulangan bencana
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, berharap peran media massa dalam membantu penanggulangan bencana alam semakin ditingkatkan melalui penyebaran informasi yang dibutuhkan masyarakat dengan cepat dan akurat.
"Artinya, peran media tidak hanya saat terjadi kedaruratan, tetapi bisa dimulai dari meningkatkan kesadaran, edukasi masyarakat tentang risiko bencana, hingga langkah-langkah mitigasi," kata Sekda Kabupaten Kudus Revlisianto Subekti usai pelatihan peran media massa dalam pentahelix penanggulangan bencana yang diselenggarakan BPBD Kudus di Kudus, Rabu.
Tentunya, kata dia, melalui penyebaran informasi yang cepat dan akurat, media dapat membantu menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kepala pelaksana harian BPBD Kudus Mundir menambahkan bahwa setiap terjadi peristiwa bencana alam, tentunya membutuhkan penanganan yang komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan.
Hadirnya media massa, kata dia, tentu sangat dibutuhkan, terutama terkait kecepatan informasi dan data valid untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
"Tentunya, ketika informasi tersampaikan dengan cepat dan didukung data yang valid, bisa diambil langkah tindakan yang lebih cepat dan terarah untuk meminimalkan jumlah korban dan penanganan warga yang terdampak," ujarnya.
Selain media massa, kata dia, pihak yang memegang data juga sangat vital karena melalui mereka informasi dapat cepat tersampaikan kepada masyarakat umum, dan untuk pemerintah setempat juga bisa dijadikan dasar menentukan arah kebijakan selanjutnya.
Ia berharap pelatihan yang diikuti 60 peserta ini bisa memberikan manfaat, sehingga nantinya Kudus lebih siap dalam menghadapi potensi bencana alam.
Anggota DPRD Kudus Rochim Sutopo mendukung digelarnya pelatihan peran media massa dalam pentahelix penanggulangan bencana alam di Kudus, sehingga bisa bermanfaat untuk semua pihak.
"Potensi bencana alam yang sering terjadi di Kudus, di antaranya bencana banjir. Akan tetapi, dengan adanya kucuran anggaran Rp370 miliar oleh pemerintah pusat untuk pembuatan kolam retensi tentunya potensi banjir bisa semakin berkurang," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam tetap perlu ditingkatkan, sehingga dampaknya bisa diminimalkan.*
Baca juga: BPBD Kota Surakarta siap antisipasi dampak musim kemarau
"Artinya, peran media tidak hanya saat terjadi kedaruratan, tetapi bisa dimulai dari meningkatkan kesadaran, edukasi masyarakat tentang risiko bencana, hingga langkah-langkah mitigasi," kata Sekda Kabupaten Kudus Revlisianto Subekti usai pelatihan peran media massa dalam pentahelix penanggulangan bencana yang diselenggarakan BPBD Kudus di Kudus, Rabu.
Tentunya, kata dia, melalui penyebaran informasi yang cepat dan akurat, media dapat membantu menyelamatkan nyawa dan meningkatkan kesadaran masyarakat.
Kepala pelaksana harian BPBD Kudus Mundir menambahkan bahwa setiap terjadi peristiwa bencana alam, tentunya membutuhkan penanganan yang komprehensif, terpadu, dan berkelanjutan.
Hadirnya media massa, kata dia, tentu sangat dibutuhkan, terutama terkait kecepatan informasi dan data valid untuk disebarluaskan kepada masyarakat.
"Tentunya, ketika informasi tersampaikan dengan cepat dan didukung data yang valid, bisa diambil langkah tindakan yang lebih cepat dan terarah untuk meminimalkan jumlah korban dan penanganan warga yang terdampak," ujarnya.
Selain media massa, kata dia, pihak yang memegang data juga sangat vital karena melalui mereka informasi dapat cepat tersampaikan kepada masyarakat umum, dan untuk pemerintah setempat juga bisa dijadikan dasar menentukan arah kebijakan selanjutnya.
Ia berharap pelatihan yang diikuti 60 peserta ini bisa memberikan manfaat, sehingga nantinya Kudus lebih siap dalam menghadapi potensi bencana alam.
Anggota DPRD Kudus Rochim Sutopo mendukung digelarnya pelatihan peran media massa dalam pentahelix penanggulangan bencana alam di Kudus, sehingga bisa bermanfaat untuk semua pihak.
"Potensi bencana alam yang sering terjadi di Kudus, di antaranya bencana banjir. Akan tetapi, dengan adanya kucuran anggaran Rp370 miliar oleh pemerintah pusat untuk pembuatan kolam retensi tentunya potensi banjir bisa semakin berkurang," ujarnya.
Meskipun demikian, dia mengingatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana alam tetap perlu ditingkatkan, sehingga dampaknya bisa diminimalkan.*
Baca juga: BPBD Kota Surakarta siap antisipasi dampak musim kemarau