BKKBN : Keluarga berkualitas dibutuhkan untuk songsong Generasi Emas
Jepara (ANTARA) - Deputi Bidang Advokasi Penggerak dan Informasi (Adpin) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sukaryo Teguh Santoso mengatakan keluarga berkualitas sangat penting dan dibutuhkan untuk menghasilkan generasi yang unggul guna menyongsong Generasi Emas 2045.
"Sekaligus pesan kunci, perlu kita semua mencegah jangan sampai anak-anak kita dan anak-anak yang akan dilahirkan menjadi anak-anak stunting," ujarnya saat menyampaikan sambutan pada rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke- 31 wilayah Eks Keresidenan Semarang, Solo, dan Pati, di Lapangan Pantai Kartini Jepara, Sabtu.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk terus melaksanakan Program Bangga Kencana untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Menurutnya, Harganas merupakan momentum titik balik pembangunan keluarga Indonesia melalui Program Keluarga Berencana (KB).
"Sebagai bahan refleksi bahwa tanggal 29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi pejuang KB untuk memperkuat Program KB, sehingga tanggal tersebut dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional. Hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil bahagia sejahtera," ujarnya.
Melalui Harganas ini, kata dia, mengingatkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Keluarga sebagai institusi terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran penting dalam mewujudkan generasi yang unggul.
Harganas, lanjutnya, mendapat legalitas karena pada 15 September 2014 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 39 tahun 2014, tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional dan bukan hari libur.
"Tahun ini sudah 31 tahun bangsa Indonesia memperingati Hari Keluarga Nasional. Putra putri yang dilahirkan pada saat itu, kini sudah menjadi keluarga, bahkan sudah memiliki anak. Bedanya, kalau keluarga yang dibangun pada tahun 1970-an dan tahun-tahun sebelum Harganas mereka memiliki jumlah anak rata-rata 5-6 anak, setelah Harganas rata-rata memiliki jumlah anak 2,1 karena dilahirkan di tengah-tengah gegap gempita Program KB," ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sumarno menambahkan keluarga menjadi titik awal dan tumpuan, sehingga penting membangun keluarga dengan baik. "Kualitas manusia yang berkualitas dimulai dari keluarga yang baik," ujarnya.
Ia juga mengingatkan saat ini tantangan keluarga cukup berat di tengah era globalisasi dan era digital, karena baru saja divisualisasi oleh anak-anak di Jepara bahwa dampak globalisasi memiliki banyak kemudahan juga permasalahan.
Momentum ini, kata dia, bisa menjadi pengingat semua pihak bahwa keluarga harus menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak, sehingga komunikasi dengan anak harus dibangun dengan sebaik-baiknya.
"Sekaligus pesan kunci, perlu kita semua mencegah jangan sampai anak-anak kita dan anak-anak yang akan dilahirkan menjadi anak-anak stunting," ujarnya saat menyampaikan sambutan pada rangkaian peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke- 31 wilayah Eks Keresidenan Semarang, Solo, dan Pati, di Lapangan Pantai Kartini Jepara, Sabtu.
Pihaknya juga mengajak masyarakat untuk terus melaksanakan Program Bangga Kencana untuk mewujudkan keluarga berkualitas. Menurutnya, Harganas merupakan momentum titik balik pembangunan keluarga Indonesia melalui Program Keluarga Berencana (KB).
"Sebagai bahan refleksi bahwa tanggal 29 Juni 1970 merupakan puncak kristalisasi pejuang KB untuk memperkuat Program KB, sehingga tanggal tersebut dikenal dengan tanggal dimulainya Gerakan KB Nasional. Hari bangkitnya kesadaran untuk membangun keluarga ke arah keluarga kecil bahagia sejahtera," ujarnya.
Melalui Harganas ini, kata dia, mengingatkan masyarakat Indonesia tentang pentingnya keluarga sebagai sumber kekuatan untuk membangun bangsa dan negara. Keluarga sebagai institusi terkecil dalam masyarakat yang memiliki peran penting dalam mewujudkan generasi yang unggul.
Harganas, lanjutnya, mendapat legalitas karena pada 15 September 2014 melalui Keputusan Presiden RI Nomor 39 tahun 2014, tanggal 29 Juni ditetapkan sebagai Hari Keluarga Nasional dan bukan hari libur.
"Tahun ini sudah 31 tahun bangsa Indonesia memperingati Hari Keluarga Nasional. Putra putri yang dilahirkan pada saat itu, kini sudah menjadi keluarga, bahkan sudah memiliki anak. Bedanya, kalau keluarga yang dibangun pada tahun 1970-an dan tahun-tahun sebelum Harganas mereka memiliki jumlah anak rata-rata 5-6 anak, setelah Harganas rata-rata memiliki jumlah anak 2,1 karena dilahirkan di tengah-tengah gegap gempita Program KB," ujarnya.
Sekretaris Daerah (Sekda) Jateng Sumarno menambahkan keluarga menjadi titik awal dan tumpuan, sehingga penting membangun keluarga dengan baik. "Kualitas manusia yang berkualitas dimulai dari keluarga yang baik," ujarnya.
Ia juga mengingatkan saat ini tantangan keluarga cukup berat di tengah era globalisasi dan era digital, karena baru saja divisualisasi oleh anak-anak di Jepara bahwa dampak globalisasi memiliki banyak kemudahan juga permasalahan.
Momentum ini, kata dia, bisa menjadi pengingat semua pihak bahwa keluarga harus menjadi tempat perlindungan bagi anak-anak, sehingga komunikasi dengan anak harus dibangun dengan sebaik-baiknya.