Kota Semarang masuk nominasi TPID Award
Semarang (ANTARA) - Kota Semarang menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia yang masuk dalam nominasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Award Tahun 2024.
"Kami adalah satu-satunya kota besar yang menjadi nominasi dari TPID Award ini," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam pernyataan di Semarang, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita, seusai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Istana Negara Jakarta.
TPID Award 2024 merupakan ajang pemberian penghargaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Untuk wilayah Jawa-Bali, Jawa Tengah berhasil menjadi juara I, untuk kabupaten/kota pantauan IHK terbaik diraih oleh Kota Madiun sebagai juara I, sedangkan Juara I kabupaten/kota Non IHK terbaik diraih Kabupaten Kebumen.
Meski belum meraih juara I, Kota Semarang menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia yang masuk dalam nominasi tiga besar TPID Award 2024.
Menurut Ita, Kota Semarang pada TPID Award kali ini menjadi salah satu nominasi TPID kabupaten kota berkinerja baik kawasan Jawa-Bali.
"Kami 'matur nuwun' kepada teman teman semua yang tidak patah semangat dan tentunya menjadi motivasi Insya Allah yang terbaik untuk tahun depan," katanya.
Ia menyebutkan ada beberapa arahan yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo dalam Rakornas Pengendalian Inflasi.
"Arahan dari bapak Presiden, untuk mengantisipasi kekeringan yang terjadi pada tahun 2050 mendatang. Dari kekeringan itu, bisa memberikan dampak pada 500 juta petani-petani kecil di Indonesia sehingga diharapkan kita harus melakukan inovasi-inovasi, di antaranya 'smart farming'," katanya.
Meski Semarang merupakan kota metropolitan, kata dia, Pemerintah Kota Semarang terus melakukan pemaksimalan pemanfaatan lahan, termasuk pemanfaatan teknologi pertanian dengan inovasi-inovasi berbasis digitalisasi.
Salah satunya dengan kerja sama BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) di sektor pertanian, seperti kolaborasi dengan Dinas Pertanian di Balai Benih Pertanian untuk pengaplikasian teknologi hasil riset.
"Jadi dengan memakai teknologi-teknologi, dengan inovasi inovasi berbasis digitalisasi," kata perempuan pertama yang jadi Wali Kota Semarang itu.
Arahan selanjutnya, kata dia, mempersiapkan sumber air bagi pertanian, dengan menyiapkan pompa-pompa air di daerah atau wilayah yang produktivitas pertaniannya tinggi.
Ia menambahkan bahwa sungai selain sebagai sumber air baku yang dikonsumsi masyarakat juga bisa dimanfaatkan untuk membantu pertanian.
"Baik dari sungai besar, sungai kecil maupun sungai sedang untuk dialirkan ke daerah-daerah pertanian. Harapannya bisa membantu sektor pertanian agar tetap daulat pangan, sehingga inflasi akan tetap terjaga," katanya.
Terlebih lagi, kata dia, riset harus diimplementasikan dan dikembangkan sesuai kondisi di wilayah masing-masing, seperti hasil riset pertanian di lahan salin meski berada di daerah dengan rob atau air pasang laut.
"Tentunya kami harapkan sepulang dari sini (Jakarta, Red) untuk segera mengimplementasikan arahan-arahan dari Bapak Presiden," katanya.
"Kami adalah satu-satunya kota besar yang menjadi nominasi dari TPID Award ini," kata Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu, dalam pernyataan di Semarang, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita, seusai Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Inflasi di Istana Negara Jakarta.
TPID Award 2024 merupakan ajang pemberian penghargaan yang diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Republik Indonesia.
Untuk wilayah Jawa-Bali, Jawa Tengah berhasil menjadi juara I, untuk kabupaten/kota pantauan IHK terbaik diraih oleh Kota Madiun sebagai juara I, sedangkan Juara I kabupaten/kota Non IHK terbaik diraih Kabupaten Kebumen.
Meski belum meraih juara I, Kota Semarang menjadi satu-satunya kota besar di Indonesia yang masuk dalam nominasi tiga besar TPID Award 2024.
Menurut Ita, Kota Semarang pada TPID Award kali ini menjadi salah satu nominasi TPID kabupaten kota berkinerja baik kawasan Jawa-Bali.
"Kami 'matur nuwun' kepada teman teman semua yang tidak patah semangat dan tentunya menjadi motivasi Insya Allah yang terbaik untuk tahun depan," katanya.
Ia menyebutkan ada beberapa arahan yang disampaikan Presiden RI Joko Widodo dalam Rakornas Pengendalian Inflasi.
"Arahan dari bapak Presiden, untuk mengantisipasi kekeringan yang terjadi pada tahun 2050 mendatang. Dari kekeringan itu, bisa memberikan dampak pada 500 juta petani-petani kecil di Indonesia sehingga diharapkan kita harus melakukan inovasi-inovasi, di antaranya 'smart farming'," katanya.
Meski Semarang merupakan kota metropolitan, kata dia, Pemerintah Kota Semarang terus melakukan pemaksimalan pemanfaatan lahan, termasuk pemanfaatan teknologi pertanian dengan inovasi-inovasi berbasis digitalisasi.
Salah satunya dengan kerja sama BRIN (Badan Riset Inovasi Nasional) di sektor pertanian, seperti kolaborasi dengan Dinas Pertanian di Balai Benih Pertanian untuk pengaplikasian teknologi hasil riset.
"Jadi dengan memakai teknologi-teknologi, dengan inovasi inovasi berbasis digitalisasi," kata perempuan pertama yang jadi Wali Kota Semarang itu.
Arahan selanjutnya, kata dia, mempersiapkan sumber air bagi pertanian, dengan menyiapkan pompa-pompa air di daerah atau wilayah yang produktivitas pertaniannya tinggi.
Ia menambahkan bahwa sungai selain sebagai sumber air baku yang dikonsumsi masyarakat juga bisa dimanfaatkan untuk membantu pertanian.
"Baik dari sungai besar, sungai kecil maupun sungai sedang untuk dialirkan ke daerah-daerah pertanian. Harapannya bisa membantu sektor pertanian agar tetap daulat pangan, sehingga inflasi akan tetap terjaga," katanya.
Terlebih lagi, kata dia, riset harus diimplementasikan dan dikembangkan sesuai kondisi di wilayah masing-masing, seperti hasil riset pertanian di lahan salin meski berada di daerah dengan rob atau air pasang laut.
"Tentunya kami harapkan sepulang dari sini (Jakarta, Red) untuk segera mengimplementasikan arahan-arahan dari Bapak Presiden," katanya.