Sekda Jateng ingatkan peran keluarga wujudkan generasi emas 2045
Semarang (ANTARA) - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sumarno mengingatkan kembali pentingnya peran keluarga dalam mewujudkan generasi emas Indonesia tahun 2045.
"Keluarga adalah sekolah pertama untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Kalau kita mau menuju Indonesia Emas tahun 2045, kuncinya adalah SDM," katanya, dalam pernyataan, di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tingkat Provinsi Jateng di kompleks Gedung Olahraga (GOR) Satria, Kabupaten Banyumas.
Sebagai unit terkecil di masyarakat, kata dia, keluarga berperan penting membentuk karakter individu atau masyarakat yang kuat dan sehat.
Sebab, ia mengatakan bahwa keluarga memiliki fungsi membangun agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.
"Keluarga menjadi tempat di mana nilai-nilai kasih sayang dan agama diajarkan dan diimplementasikan. Keluarga juga memegang peran penting dalam membangun nilai-nilai toleransi dan saling menghormati antarsesama," katanya.
Salah satu komitmen Pemprov Jateng dalam mewujudkan keluarga berkualitas ditunjukkan dengan diterbitkannya Surat Edaran Gubernur Jateng Nomor 440/0002416 tertanggal 19 Maret 2024 terkait Percepatan Penurunan Stunting di Jateng.
Penekanan dalam SE tersebut adalah aspek pencegahan melalui edukasi dan intervensi spesifik bagi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak di bawah 2 tahun (baduta).
Menurut dia, peringatan Harganas juga menjadi pengingat tentang penanganan masalah stunting, kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.
"Ini momentum titik balik untuk lebih peduli dan kolaborasi lebih erat lagi untuk menurunkan stunting di Jawa Tengah," kata Sumarno.
Bertepatan dengan itu, Pemprov Jateng bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng melakukan peluncuran atau Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2024.
Harapannya, kata dia, penanganan stunting di Jateng bisa lebih akseleratif lagi secara serentak.
"Kami menggugah seluruh pihak untuk lebih perhatian dan punya kontribusi dalam penanganan stunting ini," katanya.
Apalagi, kata dia, dalam penanganan stunting tidak bisa dari pemerintah saja, tetapi harus melibatkan banyak pihak.
Pada kesempatan itu, Sumarno juga mengingatkan kepada seluruh petugas di posyandu dan penggerak PKK sebagai pendamping agar lebih disiplin dalam melakukan pendataan.
"Data menjadi penting sebab pengambilan kebijakan dasarnya selalu data. Dengan kick off ini teman-teman bisa melaksanakan intervensi dan input datanya segera agar hasilnya segera bisa diketahui," katanya.
"Keluarga adalah sekolah pertama untuk mengembangkan sumber daya manusia (SDM) di Indonesia. Kalau kita mau menuju Indonesia Emas tahun 2045, kuncinya adalah SDM," katanya, dalam pernyataan, di Semarang, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya saat menghadiri peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 tingkat Provinsi Jateng di kompleks Gedung Olahraga (GOR) Satria, Kabupaten Banyumas.
Sebagai unit terkecil di masyarakat, kata dia, keluarga berperan penting membentuk karakter individu atau masyarakat yang kuat dan sehat.
Sebab, ia mengatakan bahwa keluarga memiliki fungsi membangun agama, sosial budaya, cinta kasih, perlindungan, reproduksi, pendidikan, ekonomi, dan pembinaan lingkungan.
"Keluarga menjadi tempat di mana nilai-nilai kasih sayang dan agama diajarkan dan diimplementasikan. Keluarga juga memegang peran penting dalam membangun nilai-nilai toleransi dan saling menghormati antarsesama," katanya.
Salah satu komitmen Pemprov Jateng dalam mewujudkan keluarga berkualitas ditunjukkan dengan diterbitkannya Surat Edaran Gubernur Jateng Nomor 440/0002416 tertanggal 19 Maret 2024 terkait Percepatan Penurunan Stunting di Jateng.
Penekanan dalam SE tersebut adalah aspek pencegahan melalui edukasi dan intervensi spesifik bagi remaja putri, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui dan anak di bawah 2 tahun (baduta).
Menurut dia, peringatan Harganas juga menjadi pengingat tentang penanganan masalah stunting, kemiskinan, pengangguran, dan sebagainya.
"Ini momentum titik balik untuk lebih peduli dan kolaborasi lebih erat lagi untuk menurunkan stunting di Jawa Tengah," kata Sumarno.
Bertepatan dengan itu, Pemprov Jateng bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jateng melakukan peluncuran atau Kick Off Intervensi Serentak Pencegahan Stunting Tahun 2024.
Harapannya, kata dia, penanganan stunting di Jateng bisa lebih akseleratif lagi secara serentak.
"Kami menggugah seluruh pihak untuk lebih perhatian dan punya kontribusi dalam penanganan stunting ini," katanya.
Apalagi, kata dia, dalam penanganan stunting tidak bisa dari pemerintah saja, tetapi harus melibatkan banyak pihak.
Pada kesempatan itu, Sumarno juga mengingatkan kepada seluruh petugas di posyandu dan penggerak PKK sebagai pendamping agar lebih disiplin dalam melakukan pendataan.
"Data menjadi penting sebab pengambilan kebijakan dasarnya selalu data. Dengan kick off ini teman-teman bisa melaksanakan intervensi dan input datanya segera agar hasilnya segera bisa diketahui," katanya.