Pemkab: Semua sekolah terapkan pakaian adat sebagai seragam sekolah
Kudus (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan hampir semua sekolah sudah menerapkan penggunaan pakaian adat sebagai seragam sekolah, sebagai salah satu upaya memperkenalkan budaya lokal kepada masyarakat.
"Dari hasil monitoring di dua sekolah menengah pertama (SMP) hari ini (23/4) yakni SMP Negeri 1 Kudus dan SMP Negeri 1 Gebog semua siswa sangat antusias menggunakan pakaian adat," kata Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada di Kudus, Selasa.
Ia mengakui tidak semua siswa memakai udeng atau ikat kepala dengan kain bermotif batik, karena tidak ada paksaan untuk menggunakannya termasuk pakaian adatnya.
Kalaupun belum punya, kata dia, siswa bisa memakai kopiah karena penggunaan pakaian adat sifatnya bukan wajib, sesuai kemampuan masing-masing siswa.
"Termasuk untuk siswa perempuan, ketika belum memiliki kebaya tiak ada paksaan. Kalaupun berkeinginan bisa menggunakan seragam putih yang selama ini dipakai ke sekolah," ujarnya.
Dari sejumlah SMP di Kabupaten Kudus, imbuh dia, terdapat satu sekolah yang sudah sejak satu tahun lalu justru sudah menerapkan setiap tanggal 23 memakai pakaian adat Kudus, termasuk pada momen hari besar, yakni SMP Negeri 1 Gebog.
Kepala SMP Negeri 1 Gebog Endang Siwi Ekoati membenarkan bahwa sekolahnya sudah sejak satu tahun yang lalu menggunakan pakaian adat sebagai salah satu pakaian seragam di sekolahnya.
"Anak-anak cukup antusias. Bahkan, pada momen hari besar mereka justru yang meminta untuk menggunakan pakaian adat, sehingga hampir semua siswa menggunakannya, termasuk yang perempuan," ujarnya.
Untuk laki-laki, kata dia, memang tidak ada kesulitan, karena sarung sudah banyak yang memiliki, termasuk baju berwarna putih. Sedangkan perempuan tidak diwajibkan menggunakan kebaya karena bisa diganti dengan seragam putih.
Selain itu, imbuh dia, siswa juga bisa meminjam ibunya atau kakaknya yang dimungkinkan memiliki pakaian kebaya.
Ajeng, salah satu siswa kelas VIII SMPN 1 Gebog mengakui mendukung adanya pemberlakuan pakaian adat sebagai seragam di sekolah, karena dirinya juga memiliki kebaya.
"Sebelumnya memang sudah memiliki pakaian kebaya karena kebetulan di sekolah sejak satu tahun lalu juga memberlakukan pakaian adat sebagai seragam sekolah, sehingga sudah terbiasa," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Kudus terapkan pakaian adat sebagai seragam sekolah
"Dari hasil monitoring di dua sekolah menengah pertama (SMP) hari ini (23/4) yakni SMP Negeri 1 Kudus dan SMP Negeri 1 Gebog semua siswa sangat antusias menggunakan pakaian adat," kata Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Kudus Harjuna Widada di Kudus, Selasa.
Ia mengakui tidak semua siswa memakai udeng atau ikat kepala dengan kain bermotif batik, karena tidak ada paksaan untuk menggunakannya termasuk pakaian adatnya.
Kalaupun belum punya, kata dia, siswa bisa memakai kopiah karena penggunaan pakaian adat sifatnya bukan wajib, sesuai kemampuan masing-masing siswa.
"Termasuk untuk siswa perempuan, ketika belum memiliki kebaya tiak ada paksaan. Kalaupun berkeinginan bisa menggunakan seragam putih yang selama ini dipakai ke sekolah," ujarnya.
Dari sejumlah SMP di Kabupaten Kudus, imbuh dia, terdapat satu sekolah yang sudah sejak satu tahun lalu justru sudah menerapkan setiap tanggal 23 memakai pakaian adat Kudus, termasuk pada momen hari besar, yakni SMP Negeri 1 Gebog.
Kepala SMP Negeri 1 Gebog Endang Siwi Ekoati membenarkan bahwa sekolahnya sudah sejak satu tahun yang lalu menggunakan pakaian adat sebagai salah satu pakaian seragam di sekolahnya.
"Anak-anak cukup antusias. Bahkan, pada momen hari besar mereka justru yang meminta untuk menggunakan pakaian adat, sehingga hampir semua siswa menggunakannya, termasuk yang perempuan," ujarnya.
Untuk laki-laki, kata dia, memang tidak ada kesulitan, karena sarung sudah banyak yang memiliki, termasuk baju berwarna putih. Sedangkan perempuan tidak diwajibkan menggunakan kebaya karena bisa diganti dengan seragam putih.
Selain itu, imbuh dia, siswa juga bisa meminjam ibunya atau kakaknya yang dimungkinkan memiliki pakaian kebaya.
Ajeng, salah satu siswa kelas VIII SMPN 1 Gebog mengakui mendukung adanya pemberlakuan pakaian adat sebagai seragam di sekolah, karena dirinya juga memiliki kebaya.
"Sebelumnya memang sudah memiliki pakaian kebaya karena kebetulan di sekolah sejak satu tahun lalu juga memberlakukan pakaian adat sebagai seragam sekolah, sehingga sudah terbiasa," ujarnya.
Baca juga: Pemkab Kudus terapkan pakaian adat sebagai seragam sekolah