Perlunya pendampingan dalam belajar mandiri PMM
Semarang (ANTARA) - Pendampingan pihak lain yang memiliki kewenangan diperlukan untuk menjaga keberlangsungan kinerja guru karena masih rendahnya belajar mandiri di platform merdeka belajar (PMM).
"Platform ini disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Namun respon guru dalam memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar untuk belajarnya masih rendah, kurang dari 40 persen," kata
Muhitul Himam, Pengawas SMP Kabupaten Kendal, Fasilitator MBS Program PINTAR Tanoto Foundation.
Menurut Muhitul Himam, jika respon guru dalam belajar mandiri melalui PMM yang rendah terus dibiarkan dikhawatirkan akan berdampak guru tertinggal informasi terkait dengan perkembangan kurikulum merdeka, kesulitan mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah, dan guru semakin apatis terhadap belajar mandiri di PMM.
"Oleh karenanya perlu dilakukan upaya agar guru bergairah melakukan belajar mandiri di PMM. Setidaknya ada lima langkah yang perlu dilakukan," katanya.
Langkah pertama, melakukan need assessment berupa bimbingan dan latihan yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru, menganalisis kebutuhan guru yang diperlukan untuk menyelesaikan topik pada pelatihan mandiri di PMM. Kemampuan guru yang perlu dikuatkan adalah menyelesaikan pelatihan mandiri pada tahap penyusunan aksi nyata dan mengunggahnya di akhir topik di PMM.
Kedua mengadakan bimbingan dan latihan guru menulis aksi nyata untuk membantu guru dalam menggunakan potensi yang dimilikinya dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya dan meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran dalam memenuhi tuntutan pengembangan kariernya agar dapat menyusun dan mengunggah praktik baik di aksi nyata.
Ketiga penulisan aksi nyata mandiri yang merupakan bentuk praktik pemahaman guru terhadap topik yang dipelajari dalam pelatihan mandiri. Ada tiga jenis aksi nyata dalam pelatihan mandiri di PMM, yaitu: bagaimana urutan langkah-langkah suatu kegiatan praktik baik; bagaimana ringkasan materi pada topik pelatihan mandiri di PMM; dan bagaimana bahan tayang yang selanjutnya akan menjadi bahan presentasi dalam video ringkas tentang topik pelatihan mandiri di PMM.
Keempat pendampingan kelompok dan pendampingan individu untuk membantu guru dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menyusun aksi nyata. Ada dua jenis pendampingan, yaitu: kelompok dan individu yang mengalami masalah dan kendala.
Langkah terakhir, Tutor sebaya dalam penulisan aksi nyata, di mana guru pilihan dijadikan sebagai pembimbing guru lainnya dalam suatu kelompok dengan tutor sebaya maka penerimaan pembelajaran akan lebih mudah dimengerti.
Langkah-langkah pelaksanaan tutor sebaya diawali dengan memilih tutor yaitu guru yang sudah dapat menguasai materi dengan baik sebagai tutor dan membagi guru menjadi beberapa kelompok berdasarkan banyak tutor.
"Refleksi hasil dan dampak manfaat bagi guru pendampingan ini bermanfaat untuk meningkatnya kinerja guru dan menguatkan kerja sama dengan guru lain. Selain itu sebagai ruang saling berbagi praktik baik, membangun solusi bersama, dan terbentuknya pribadi yang reflektif," katanya.
Manfaat bagi sekolah terhadap kegiatan pendampingan ini yakni membangun budaya baik di sekolah, menguatkan komunitas belajar di sekolah, dan meningkatkan kredibilitas sekolah.
"Platform ini disediakan untuk menjadi teman penggerak bagi guru dan kepala sekolah dalam mengajar, belajar, dan berkarya. Namun respon guru dalam memanfaatkan Platform Merdeka Mengajar untuk belajarnya masih rendah, kurang dari 40 persen," kata
Muhitul Himam, Pengawas SMP Kabupaten Kendal, Fasilitator MBS Program PINTAR Tanoto Foundation.
Menurut Muhitul Himam, jika respon guru dalam belajar mandiri melalui PMM yang rendah terus dibiarkan dikhawatirkan akan berdampak guru tertinggal informasi terkait dengan perkembangan kurikulum merdeka, kesulitan mengimplementasikan kurikulum merdeka di sekolah, dan guru semakin apatis terhadap belajar mandiri di PMM.
"Oleh karenanya perlu dilakukan upaya agar guru bergairah melakukan belajar mandiri di PMM. Setidaknya ada lima langkah yang perlu dilakukan," katanya.
Langkah pertama, melakukan need assessment berupa bimbingan dan latihan yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru, menganalisis kebutuhan guru yang diperlukan untuk menyelesaikan topik pada pelatihan mandiri di PMM. Kemampuan guru yang perlu dikuatkan adalah menyelesaikan pelatihan mandiri pada tahap penyusunan aksi nyata dan mengunggahnya di akhir topik di PMM.
Kedua mengadakan bimbingan dan latihan guru menulis aksi nyata untuk membantu guru dalam menggunakan potensi yang dimilikinya dan mengatasi permasalahan yang dihadapinya dan meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran dalam memenuhi tuntutan pengembangan kariernya agar dapat menyusun dan mengunggah praktik baik di aksi nyata.
Ketiga penulisan aksi nyata mandiri yang merupakan bentuk praktik pemahaman guru terhadap topik yang dipelajari dalam pelatihan mandiri. Ada tiga jenis aksi nyata dalam pelatihan mandiri di PMM, yaitu: bagaimana urutan langkah-langkah suatu kegiatan praktik baik; bagaimana ringkasan materi pada topik pelatihan mandiri di PMM; dan bagaimana bahan tayang yang selanjutnya akan menjadi bahan presentasi dalam video ringkas tentang topik pelatihan mandiri di PMM.
Keempat pendampingan kelompok dan pendampingan individu untuk membantu guru dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam menyusun aksi nyata. Ada dua jenis pendampingan, yaitu: kelompok dan individu yang mengalami masalah dan kendala.
Langkah terakhir, Tutor sebaya dalam penulisan aksi nyata, di mana guru pilihan dijadikan sebagai pembimbing guru lainnya dalam suatu kelompok dengan tutor sebaya maka penerimaan pembelajaran akan lebih mudah dimengerti.
Langkah-langkah pelaksanaan tutor sebaya diawali dengan memilih tutor yaitu guru yang sudah dapat menguasai materi dengan baik sebagai tutor dan membagi guru menjadi beberapa kelompok berdasarkan banyak tutor.
"Refleksi hasil dan dampak manfaat bagi guru pendampingan ini bermanfaat untuk meningkatnya kinerja guru dan menguatkan kerja sama dengan guru lain. Selain itu sebagai ruang saling berbagi praktik baik, membangun solusi bersama, dan terbentuknya pribadi yang reflektif," katanya.
Manfaat bagi sekolah terhadap kegiatan pendampingan ini yakni membangun budaya baik di sekolah, menguatkan komunitas belajar di sekolah, dan meningkatkan kredibilitas sekolah.