Kudus (ANTARA) - Perusahaan swasta di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, ikut berpartisipasi dalam penanggulangan kemiskinan ekstrem dengan memperbaiki 10 unit rumah warga yang tidak layak huni (RTLH) menjadi layak huni.
"Jumlah rumah tak layak huni di Kudus masih cukup banyak, sehingga perlu dukungan banyak pihak, terutama perusahaan swasta seperti halnya PT Djarum yang hari ini menyerahkan 10 rumah yang telah dibangun menjadi layak huni," kata Pj Bupati Kudus Bergas Catursasi Penanggungan ditemui usai penyerahan 10 rumah sederhana layak huni (RSLH) di Balai Desa Kalirejo, Kecamatan Undaan, Kudus, Kamis.
Ia mengapresiasi langkah nyata yang dilakukan oleh PT Djarum terhadap upaya pengentasan kemiskinan ekstrem di Jateng tersebut.
Menurut dia program Corporate Social Responsibility (CSR) dari masing-masing perusahaan bisa diarahkan untuk memperbaiki RTLH karena sangat diperlukan untuk membantu pemerintah dalam mempercepat program penanggulangan kemiskinan.
"Kami berharap program ini dapat memberi manfaat positif bagi para penerima bantuan dan berjalan secara berkelanjutan," ujarnya.
Sementara itu, Deputy General Manager Community Development PT Djarum Achmad Budiharto mengungkapkan pembangunan RSLH merupakan bentuk nyata upaya penanggulangan kemiskinan ekstrem (PKE) yang digagas Wakil Presiden Ma’ruf Amin pada 2021.
"Dua tahun hingga akhir 2023 ini, PT Djarum telah membangun 70 RSLH di Jateng senilai Rp4 miliar. Khusus di Kudus yang merupakan area produksi PT Djarum, kami berupaya memberikan kontribusi positif kepada masyarakat Kudus," ujarnya.
Ia menjelaskan pembangunan RSLH telah memenuhi tiga hal dasar, yakni sehat, aman, dan layak huni.
Dari sisi kesehatan, renovasi melingkupi perbaikan sanitasi, pencahayaan, serta memastikan udara tersirkulasi dengan baik. Selain itu, rumah aman dan layak huni karena dibangun dengan pondasi serta konstruksi kuat dan kokoh sehingga dapat menjadi tempat nyaman untuk bernaung seluruh keluarga.
Sahroni, salah satu penerima bantuan program RSLH yang merupakan warga Desa Medini, Kecamatan Undaan, Kudus mengaku berterima kasih karena sebelumnya rumahnya memang tidak layak dihuni.
"Dinding rumah terbuat dari anyaman bambu, sedangkan lantainya masih berupa tanah. Ketika turun hujan sering kali bocor. Setelah direnovasi dipastikan tidak akan bocor saat hujan karena dibangun dengan tembok dan atap yang layak," ujarnya.
Dari 70 rumah yang dibangun PT Djarum sejak 2022, meliputi 35 rumah di Kabupaten Kudus, 10 rumah di Kabupaten Demak, 10 rumah di Kabupaten Pemalang, serta lima rumah di Kabupaten Rembang, lima rumah di Kabupaten Blora, dan lima rumah di Kabupaten Grobogan.
Tahun 2024, rencananya perusahaan rokok terbesar di Kabupaten Kudus itu akan melanjutkan program RSLH di Jateng dengan target merenovasi minimal 100 rumah.
Baca juga: TPKAD Jateng dan BP Tapera bersinergi sediakan rumah layak huni