Solo (ANTARA) - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mulai mengoptimalkan pasar dari sektor swasta menyusul efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat.
"Kami melakukan marketing ke perusahaan swasta, ke sekolah, gathering, pelatihan," kata Ketua PHRI Surakarta Joko Sutrisno di Solo, Jawa Tengah, Kamis.
Selain itu, pihaknya juga menggarap event atau penyelenggaraan acara seperti musik, kuliner, dan manasik haji.
Ia mengakui dengan dilakukannya efisiensi anggaran tersebut sangat berdampak bagi pemasukan hotel. Apalagi, selama ini agenda meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) juga banyak diisi oleh instansi pemerintahan.
"Ya tapi perbandingannya memang masih lebih banyak swasta. Kisarannya 60:40," katanya.
Meski demikian, ia berharap agar efisiensi anggaran tersebut tidak berlarut-larut hingga akhir tahun.
"Mudah-mudahan kebijakan efisiensi ini di awal saja. Pemerintahan presiden baru di awal-awal kan memang begitu," katanya.
Sementara itu, diakuinya, akibat efisiensi anggaran banyak reservasi untuk MICE dibatalkan.
"Berdampak banget, banyak reservasi hotel yang dibatalkan. Ada beberapa hotel yang stafnya dirumahkan," katanya.
Ia mengatakan pada Januari-Februari itu okupansi hotel sepi sehingga mengakibatkan pekerja harian yang biasanya ditempatkan di dapur, front office, dan housekeeping juga terdampak.
Baca juga: Festival kuliner nonhalal berjalan kondusif usai tuai polemik