LHKP PW Muhammadiyah Jateng kawal kader caleg hadapi Pemilu 2024
Semarang (ANTARA) - Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik (LHKP) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah menyatakan kesiapan mengawal seluruh calon anggota legislatif berlatar kader Muhammadiyah dalam konstestasi Pemilihan Umum 2024.
Sekretaris LHKP PW Muhammadiyah Jateng Wahidin Hasan di Semarang, Kamis, mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar rapat kerja wilayah (rakerwil) pada tanggal 10—11 November 2023 untuk mengonsolidasikan langkah tersebut.
"Melalui rakerwil besok, kami akan mengagendakan pembahasan tentang pendampingan dan pengawalan caleg-Mu (caleg dari kader Muhammadiyah) di semua dapil (daerah pemilihan) se-Jateng pada Pemilu 2024," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya mengundang 140 peserta, termasuk dari unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang membidangi LHKP dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Hingga sekarang sudah 30 PDM yang mengonfirmasi kehadirannya pada Rakerwil LHKP PW Muhammadiyah Jateng.
Masing-masing PDM, kata dia, diwakili tiga orang, termasuk bidang LHKP, kemudian organisasi otonom, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
"UPP (unit pembantu pimpinan) diundang juga, seperti Lembaga Pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (LPPTMA), Majelis Lingkungan Hidup (MLH), Majelis Hukum dan HAM (MHH), dan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK)," katanya.
Dari pemetaan LHKP PW Muhammadiyah Jateng, kata dia, setidaknya ada 350 kader Muhammadiyah yang berkontestasi pada Pemilu 2024 dari 35 kabupaten/kota di Jateng dan tersebar di berbagai partai politik.
"Jumlah ini akumulasi, baik caleg untuk DPR RI, DPRD provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota di semua parpol. Tidak hanya di satu parpol tertentu, tetapi tersebar di berbagai partai," katanya.
Untuk memperkuat langkah pendampingan dan pengawalan kader yang menjadi caleg, Wahidin mengatakan bahwa Konsorsium Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di Jateng membentuk tim untuk melakukan survei.
"Tim ini melakukan survei terhadap semua kader yang men-caleg-kan, misalnya elektabilitas dan popularitasnya. Hasil survei ini menjadi acuan bagi kami dan caleg untuk berkompetisi di pemilu," katanya.
Diakuinya bahwa langkah yang dilakukan LHKP PW Muhammadiyah Jateng itu terlambat, mengingat konstelasi pemilu sudah berlangsung. Akan tetapi, setidaknya bisa mengoptimalkan langkah pada waktu yang masih tersisa.
"Surveinya sudah dimulai 2 minggu lalu dan ditargetkan rampung pertengahan November ini. Apa pun rekomendasinya, akan menjadi catatan kecil bagi kader yang menjadi caleg untuk memperbaiki diri pada waktu tersisa," katanya.
Seluruh kader yang mencalonkan diri pada Pemilu 2024 dari wilayah Jateng sebanyak 350 orang. Mereka diundang pula untuk silaturahmi kebangsaan dengan kader-kader politikus yang berpengalaman.
Berkaitan dengan itu, Wahidin menegaskan bahwa Muhammadiyah secara organisasi tidak terlibat dalam politik praktis, mengingat survei tersebut juga tidak dilakukan persyarikatan secara kelembagaan persyarikatan.
"Kami ingin caleg nantinya adalah kader yang brilian, yang memiliki nilai keteladanan, uswatun hasanah (teladan yang baik), mengedepankan nilai kejujuran, dan berbahasa yang santun," katanya.
Sekretaris LHKP PW Muhammadiyah Jateng Wahidin Hasan di Semarang, Kamis, mengatakan bahwa pihaknya akan menggelar rapat kerja wilayah (rakerwil) pada tanggal 10—11 November 2023 untuk mengonsolidasikan langkah tersebut.
"Melalui rakerwil besok, kami akan mengagendakan pembahasan tentang pendampingan dan pengawalan caleg-Mu (caleg dari kader Muhammadiyah) di semua dapil (daerah pemilihan) se-Jateng pada Pemilu 2024," katanya.
Ia mengatakan bahwa pihaknya mengundang 140 peserta, termasuk dari unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang membidangi LHKP dari 35 kabupaten/kota di Jateng. Hingga sekarang sudah 30 PDM yang mengonfirmasi kehadirannya pada Rakerwil LHKP PW Muhammadiyah Jateng.
Masing-masing PDM, kata dia, diwakili tiga orang, termasuk bidang LHKP, kemudian organisasi otonom, seperti Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Pimpinan Wilayah Aisyiyah (PWA), dan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
"UPP (unit pembantu pimpinan) diundang juga, seperti Lembaga Pengembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah-Aisyiyah (LPPTMA), Majelis Lingkungan Hidup (MLH), Majelis Hukum dan HAM (MHH), dan Lembaga Dakwah Komunitas (LDK)," katanya.
Dari pemetaan LHKP PW Muhammadiyah Jateng, kata dia, setidaknya ada 350 kader Muhammadiyah yang berkontestasi pada Pemilu 2024 dari 35 kabupaten/kota di Jateng dan tersebar di berbagai partai politik.
"Jumlah ini akumulasi, baik caleg untuk DPR RI, DPRD provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota di semua parpol. Tidak hanya di satu parpol tertentu, tetapi tersebar di berbagai partai," katanya.
Untuk memperkuat langkah pendampingan dan pengawalan kader yang menjadi caleg, Wahidin mengatakan bahwa Konsorsium Perguruan Tinggi Muhammadiyah Aisyiyah (PTMA) di Jateng membentuk tim untuk melakukan survei.
"Tim ini melakukan survei terhadap semua kader yang men-caleg-kan, misalnya elektabilitas dan popularitasnya. Hasil survei ini menjadi acuan bagi kami dan caleg untuk berkompetisi di pemilu," katanya.
Diakuinya bahwa langkah yang dilakukan LHKP PW Muhammadiyah Jateng itu terlambat, mengingat konstelasi pemilu sudah berlangsung. Akan tetapi, setidaknya bisa mengoptimalkan langkah pada waktu yang masih tersisa.
"Surveinya sudah dimulai 2 minggu lalu dan ditargetkan rampung pertengahan November ini. Apa pun rekomendasinya, akan menjadi catatan kecil bagi kader yang menjadi caleg untuk memperbaiki diri pada waktu tersisa," katanya.
Seluruh kader yang mencalonkan diri pada Pemilu 2024 dari wilayah Jateng sebanyak 350 orang. Mereka diundang pula untuk silaturahmi kebangsaan dengan kader-kader politikus yang berpengalaman.
Berkaitan dengan itu, Wahidin menegaskan bahwa Muhammadiyah secara organisasi tidak terlibat dalam politik praktis, mengingat survei tersebut juga tidak dilakukan persyarikatan secara kelembagaan persyarikatan.
"Kami ingin caleg nantinya adalah kader yang brilian, yang memiliki nilai keteladanan, uswatun hasanah (teladan yang baik), mengedepankan nilai kejujuran, dan berbahasa yang santun," katanya.