Kemenag: Kompetisi sepak bola putri dipastikan tak ganggu pelajaran
Kudus (ANTARA) - Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, memastikan bahwa keterlibatan puluhan madrasah ibtidaiyah (MI) dalam kompetisi sepak bola putri tidak akan mengganggu proses belajar mengajar di kelas.
"Kami pastikan masih aman karena siswi yang ikut dalam kompetisi sepak bola tidak meninggalkan jam belajar," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus Provinsi Jateng Suhadi di Kudus, Sabtu.
Apalagi, kata dia, kegiatannya juga tidak setiap hari, termasuk dalam mempersiapkan diri juga digelar di luar jam pelajaran, sehingga tidak meninggalkan aspek akademis.
Menurut dia kompetisi sepak bola ini cukup bagus buat siswa karena pelajaran olahraga itu setara dengan mata pelajaran yang lain, termasuk pelajaran agama.
Dalam Kompetisi sepak bola putri yang digelar Djarum Foundation dan Milklife bulan ini, diikuti 175 tim dari 106 madrasah ibtidaiyah (MI) dan sekolah dasar (SD) di Keresidenan Pati, Jawa Tengah. Sedangkan kompetisi berlangsung sejak 28 Agustus hingga 3 September 2023 di Stadion Supersoccer Arena Kudus.
Kompetisi tersebut, tidak hanya mempertandingkan sepak bola putri U-12 dan U-10 dari 106 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari Kudus, Pati, Rembang, dan Jepara, melainkan juga menantang para siswi untuk unjuk kebolehan mengolah si kulit bundar melalui rangkaian "skill challenge".
Di antaranya, ada adu dribbling, passing control, three on three, shot on target hingga tendangan penalti. Lima tantangan tersebut guna melihat sejauh mana bakat 2.100 siswi dalam kemampuan dasar sepak bola.
Teknik dribbling merupakan teknik dasar yang paling penting dan menjadi kunci dalam bermain sepak bola, untuk memiliki reaksi yang cepat dalam penguasaan bola menggunakan kaki sisi dalam dan luar. Para siswi ditantang untuk mengitari lintasan dengan rintangan beberapa kerucut berukuran 4 meter di setiap sisinya.
Timo Scheunemann, pelatih sepak bola berlisensi UEFA A yang terjun langsung memantau jalannya rangkaian turnamen MilkLife Soccer Challenge 2023 Batch 2 mengungkapkan bahwa "skill challenge" merupakan hal penting untuk menggali potensi dan mengasah kemampuan serta teknik dasar individu para siswi.
Meskipun dikemas secara menyenangkan dan kompetitif, tetapi para peserta tetap memiliki semangat untuk meraih kemenangan dan terpacu meningkatkan kemampuan.
"Skill challenge merupakan bagian dari semua yang dibutuhkan seorang pemain sepak bola pada saat bertanding di lapangan. Seperti tendangan penalti itu lebih ke kekuatan tendangan dan kesigapan kiper, tendangan target berarti peserta harus bisa menempatkan tendangan secara akurat, passing control saat menerima bola seperti apa posisi tubuh kita dalam bola passing. Walaupun simple tapi skill challenge menjadi hal-hal utama dari sepak bola," ujarnya.
"Kami pastikan masih aman karena siswi yang ikut dalam kompetisi sepak bola tidak meninggalkan jam belajar," kata Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus Provinsi Jateng Suhadi di Kudus, Sabtu.
Apalagi, kata dia, kegiatannya juga tidak setiap hari, termasuk dalam mempersiapkan diri juga digelar di luar jam pelajaran, sehingga tidak meninggalkan aspek akademis.
Menurut dia kompetisi sepak bola ini cukup bagus buat siswa karena pelajaran olahraga itu setara dengan mata pelajaran yang lain, termasuk pelajaran agama.
Dalam Kompetisi sepak bola putri yang digelar Djarum Foundation dan Milklife bulan ini, diikuti 175 tim dari 106 madrasah ibtidaiyah (MI) dan sekolah dasar (SD) di Keresidenan Pati, Jawa Tengah. Sedangkan kompetisi berlangsung sejak 28 Agustus hingga 3 September 2023 di Stadion Supersoccer Arena Kudus.
Kompetisi tersebut, tidak hanya mempertandingkan sepak bola putri U-12 dan U-10 dari 106 Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dari Kudus, Pati, Rembang, dan Jepara, melainkan juga menantang para siswi untuk unjuk kebolehan mengolah si kulit bundar melalui rangkaian "skill challenge".
Di antaranya, ada adu dribbling, passing control, three on three, shot on target hingga tendangan penalti. Lima tantangan tersebut guna melihat sejauh mana bakat 2.100 siswi dalam kemampuan dasar sepak bola.
Teknik dribbling merupakan teknik dasar yang paling penting dan menjadi kunci dalam bermain sepak bola, untuk memiliki reaksi yang cepat dalam penguasaan bola menggunakan kaki sisi dalam dan luar. Para siswi ditantang untuk mengitari lintasan dengan rintangan beberapa kerucut berukuran 4 meter di setiap sisinya.
Timo Scheunemann, pelatih sepak bola berlisensi UEFA A yang terjun langsung memantau jalannya rangkaian turnamen MilkLife Soccer Challenge 2023 Batch 2 mengungkapkan bahwa "skill challenge" merupakan hal penting untuk menggali potensi dan mengasah kemampuan serta teknik dasar individu para siswi.
Meskipun dikemas secara menyenangkan dan kompetitif, tetapi para peserta tetap memiliki semangat untuk meraih kemenangan dan terpacu meningkatkan kemampuan.
"Skill challenge merupakan bagian dari semua yang dibutuhkan seorang pemain sepak bola pada saat bertanding di lapangan. Seperti tendangan penalti itu lebih ke kekuatan tendangan dan kesigapan kiper, tendangan target berarti peserta harus bisa menempatkan tendangan secara akurat, passing control saat menerima bola seperti apa posisi tubuh kita dalam bola passing. Walaupun simple tapi skill challenge menjadi hal-hal utama dari sepak bola," ujarnya.