Magelang (ANTARA) - Pembangunan karakter pemuda agar bisa kuat, tangguh, dan kokoh menghadapi dampak negatif pada modernisasi dan globalisasi, kata Kepala Bidang Kepemudaan Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang Edi Suharto.
Melalui gerakan revolusi mental dan pembinaan karakter, Edi Suharto berharap para pemuda Indonesia, terutama Kabupaten Magelang, memiliki kemandirian untuk bisa melangkah dengan bijak, lebih dewasa, dan rasional selaras dengan nilai-nilai kebangkitan bangsa.
Edi menyampaikan hal tersebut pada Rapat Koordinasi Kepemudaan Tahun 2023 di Aula Disparpora Kabupaten Magelang, Rabu.
Ia mengatakan bahwa beberapa tahun terakhir ini terdapat fenomena baru tentang berubahnya pola relasi masyarakat akibat arus modernisasi dan kemajuan teknologi informasi.
Menurut dia, pesatnya perkembangan teknologi informasi ibarat pisau bermata dua. Satu sisi memberikan jaminan kecepatan informasi sehingga membantu para pemuda untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan dan skill, tetapi di sisi lain ternyata juga membawa dampak yang negatif.
"Informasi yang bersifat destruktif mulai dari pornografi, narkoba, pergaulan bebas, radikalisme, hingga terorisme juga bisa terkoneksi dengan mudahnya tanpa dapat dibendung. Ini berpotensi melahirkan generasi muda baru yang memiliki pola pikir serbacepat, serbainstan, lintas batas, serta cenderung individualistik dan pragmatik," katanya.
Edi menuturkan bahwa media sosial telah menjelma menjadi tempat favorit berkumpul anak muda lintas negara, lintas budaya, bahkan lintas agama. Interaksi di media sosial berjalan 24 jam sehingga bukan hal mudah bagi orang tua atau guru dan lembaga pendidikan, termasuk negara, untuk dapat mengontrolnya.
Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Magelang Ariyanto menyampaikan rapat koordinasi kepemudaan menjadi agenda tahunan KNPI sebagai wadah berhimpun organisasi kepemudaan di Kabupaten Magelang.
"Ada 41 organisasi kemasyarakatan pemuda, tetapi yang bisa terfasilitasi sampai hari ini baru sekitar 20. Hal ini mengingat kami mempunyai keterbatasan dari sisi penyelenggaraan, terutama dalam fasilitasi anggaran," katanya.
Ia menjelaskan bahwa tujuan kegiatan ini ingin mencoba untuk mendengarkan apa yang menjadi kegelisahan pemuda di Kabupaten Magelang.
"Mereka menyadari banyak potensi dari pemuda di Kabupaten Magelang yang bisa dikembangkan. Namun, sayangnya fasilitasi itu belum maksimal," katanya.
Dalam rakor tersebut, beberapa pemuda berharap muncul regulasi yang mengatur dan menjadi payung gerak bagi pemuda dalam bentuk Perda Kepemudaan di Kabupaten Magelang.
"Yang pasti kami ingin diberikan dukungan, baik dari sisi legalitas dalam hal ini adalah payung hukumnya, yaitu regulasi berupa Perda Kepemudaan sehingga nanti bentuk fasilitasi pemberdayaan dan pengembangan potensi pemuda ini bisa sampai di jajaran yang paling kecil yaitu di tingkat desa," katanya.
Baca juga: Menpora dukung olahraga jadi kurikulum pendidikan di sekolah