Ada insentif investasi untuk tarik investor di Kota Semarang
Semarang (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Kota Semarang, Jawa Tengah, menyiapkan sejumlah insentif investasi untuk menarik minat calon investor ke Kota Atlas.
"Sedang digodok regulasinya, bentuknya bantuan akses, seperti sarana prasarana, akses jalan masuk, reduksi pajak, reduksi retribusi. Regulasinya 'on going'," kata Kepala DTM-PTSP dr Widoyono di Semarang, Selasa, saat "industrial tour".
Industrial tour merupakan program DTM-PTSP Kota Semarang untuk mengenalkan kawasan industri, dan perdana dilakukan di Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang.
Widoyono mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya membuat investor nyaman dalam menanamkan investasi di Semarang meski ada ancaman resesi dunia pada 2023.
"Pemerintah Kota Semarang menawarkan perizinan secara cepat dan mudah, fasilitasi perizinan, hingga pendampingan agar tidak ada masalah," katanya.
Pada tahun ini, DPM-PTSP Kota Semarang telah menargetkan investasi sebesar Rp26 triliun, atau naik dari target tahun lalu yang sebesar Rp24 triliun sebagai bukti optimisme menghadapi ancaman resesi dunia.
Program "industrial tour" tersebut, diakuinya, merupakan salah satu upaya baru DTM-PTSP untuk meningkatkan investasi dengan mengenalkan potensi sembilan kawasan industri yang ada di Kota Semarang.
"Semarang itu memiliki sembilan kawasan industri, seperti KIW, Kawasan Industri Candi, Kawasan Industri Terboyo, Kawasan Industri Lamicitra, Kawasan Industri Tambak Aji," katanya.
KIW dipilih pertama karena menunjukkan kinerja progresif, prestasi, dan siap untuk didukung pemerintah. Nantinya, "industrial tour" akan dilakukan bergiliran ke kawasan industri lainnya.
Widoyono mengakui bahwa investasi industri berdampak sangat besar terhadap ekonomi, mengingat daya serap tenaga kerjanya yang luar biasa besar sehingga terus diupayakan untuk digenjot.
"Kami mengajak media, kenapa? Karena peran media massa yang krusial dalam menyampaikan informasi, termasuk bagaimana potensi investasi di KIW, dan secara umum Kota Semarang," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KIW Ahmad Fauzie Nur mengakui saat ini ada 120 perusahaan yang ada di kawasan industri tersebut yang mempekerjakan setidaknya 26 ribu tenaga kerja.
"Kami berdiri pada 1988 di Cilacap. Kemudian tahun 1998 pindah ke Semarang dengan menempati lahan seluas 250 hektare," katanya.
"Sedang digodok regulasinya, bentuknya bantuan akses, seperti sarana prasarana, akses jalan masuk, reduksi pajak, reduksi retribusi. Regulasinya 'on going'," kata Kepala DTM-PTSP dr Widoyono di Semarang, Selasa, saat "industrial tour".
Industrial tour merupakan program DTM-PTSP Kota Semarang untuk mengenalkan kawasan industri, dan perdana dilakukan di Kawasan Industri Wijayakusuma (KIW) Semarang.
Widoyono mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya membuat investor nyaman dalam menanamkan investasi di Semarang meski ada ancaman resesi dunia pada 2023.
"Pemerintah Kota Semarang menawarkan perizinan secara cepat dan mudah, fasilitasi perizinan, hingga pendampingan agar tidak ada masalah," katanya.
Pada tahun ini, DPM-PTSP Kota Semarang telah menargetkan investasi sebesar Rp26 triliun, atau naik dari target tahun lalu yang sebesar Rp24 triliun sebagai bukti optimisme menghadapi ancaman resesi dunia.
Program "industrial tour" tersebut, diakuinya, merupakan salah satu upaya baru DTM-PTSP untuk meningkatkan investasi dengan mengenalkan potensi sembilan kawasan industri yang ada di Kota Semarang.
"Semarang itu memiliki sembilan kawasan industri, seperti KIW, Kawasan Industri Candi, Kawasan Industri Terboyo, Kawasan Industri Lamicitra, Kawasan Industri Tambak Aji," katanya.
KIW dipilih pertama karena menunjukkan kinerja progresif, prestasi, dan siap untuk didukung pemerintah. Nantinya, "industrial tour" akan dilakukan bergiliran ke kawasan industri lainnya.
Widoyono mengakui bahwa investasi industri berdampak sangat besar terhadap ekonomi, mengingat daya serap tenaga kerjanya yang luar biasa besar sehingga terus diupayakan untuk digenjot.
"Kami mengajak media, kenapa? Karena peran media massa yang krusial dalam menyampaikan informasi, termasuk bagaimana potensi investasi di KIW, dan secara umum Kota Semarang," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Utama PT KIW Ahmad Fauzie Nur mengakui saat ini ada 120 perusahaan yang ada di kawasan industri tersebut yang mempekerjakan setidaknya 26 ribu tenaga kerja.
"Kami berdiri pada 1988 di Cilacap. Kemudian tahun 1998 pindah ke Semarang dengan menempati lahan seluas 250 hektare," katanya.