Purwokerto (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP)/Ketua Pengabdian Masyarakat Assoc Prof Dr Jebul Suroso bersama tim, yakni Ns Endiyono SKep, MKep dan Ns M Hanif Prasetya Adhi SKep, MKep mengadakan sosialisasi pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) pascabencana gempabumi di Cianjur.
"Pascabencana sangat diperlukan untuk meminimalisasi dampak pada kesehatan korban atau pengungsi terhadap penyakit yang akan menyerang kelompok rentan di area pengungsian. Maka dari itu PHBS ini merupakan salah satu perilaku yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatannya berdasarkan kesadaran," kata Rektor di hadapan pengungsi di Cianjur, Minggu (5/2).
Selain PHBS, kata dia, cara lain untuk mencegah penyakit dan berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat dengan cara olahraga teratur, tidak merokok, istirahat yang cukup, dan gaya hidup yang positif.
Anggota tim pengabdian masyarakat, Ns Endiyono SKep, MKep mengatakan situasi bencana membuat kelompok rentan seperti ibu hamil, bayi, anak-anak, dan lanjut usia mudah terserang penyakit dan malnutrisi.
Selain itu, kata dia, akses terhadap pelayanan kesehatan dan pangan menjadi semakin berkurang.
"Bahkan tidak jarang air bersih sangat langka, akibat terbatasnya persediaan dan banyaknya jumlah orang yang membutuhkan. Solusi pada kondisi demikian bisa dilakukan dengan cara PHBS atau perilaku hidup bersih dan sehat," jelasnya.
Baca juga: Tim Dosen UMP edukasi masyarakat di Cianjur tentang mitigasi bencana
Menurut dia, manfaat melakukan PHBS adalah setiap orang dapat menjaga kesehatannya, masyarakat mampu mengupayakan agar lingkungan tetap sehat, dan masyarakat dapat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada.
"Selain itu, anak dapat terlindungi dari kekerasan dan stres, karena setiap ada masalah dapat diatasi segera dan pemilahan antara pasien rentan dan pasien umum," katanya.
Anggota tim pengabdian lain, yakni Ns M Hanif Prasetya Adhi SKep, MKep menjelaskan yang harus dilakukan keluarga dalam kedaruratan, yakni terus memberikan air susu ibu (ASI) kepada bayi, biasakan cuci tangan pakai sabun, menggunakan air bersih, dan buang air besar atau kecil di jamban serta buang sampah di tempat sampah.
"Jangan lupa memanfaatkan pelayanan kesehatan, melindungi anak, makan makanan bergizi, tidak merokok di pengungsian, mengelola stres, dan bermain sambil belajar,” jelasnya.
Di tempat yang sama, mahasiswa KKN Dimas Dwi Saputra juga menyampaikan alasan masyarakat harus mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
Menurut dia, hal itu karena kuman penyakit sangat mudah ditularkan melalui tangan sehingga saat makan, kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa menimbulkan penyakit.
"Tangan kadang terlihat bersih secara kasat mata namun tetap mengandung kuman. Sabun dapat membersihkan kotoran dan merontokkan kuman. Tanpa sabun, kotoran dan kuman masih tertinggal di tangan," katanya. (tgr)
Baca juga: Rektor UMP paparkan tiga keuntungan rajin beribadah
Baca juga: UMP perkuat kerja sama dengan Puhua School
Berita Terkait
Rektor Upgris-Unimus jadi panelis debat terakhir Pilkada Kota Semarang
Jumat, 15 November 2024 16:25 Wib
Udinus Semarang masuk pemeringkatan QS World University Rankings
Rabu, 13 November 2024 21:44 Wib
Rektor: Peringkat UNS naik pada QS Asia Rankings
Jumat, 8 November 2024 16:40 Wib
Dua rektor jadi panelis debat kedua Pilkada Kota Semarang
Jumat, 8 November 2024 7:27 Wib
UMP targetkan terima 6.000 mahasiswa baru program reguler pada tahun 2025
Minggu, 3 November 2024 14:03 Wib
Panen "cumlaude", Rektor UIN Walisongo ajak wisudawan studi lanjut
Sabtu, 2 November 2024 18:49 Wib
Rektor: Perubahan ITTP jadi Tel-U Purwokerto untuk penyamaan kualitas
Kamis, 31 Oktober 2024 14:16 Wib
Rektor Unisri soroti tantangan dunia kerja bagi lulusan baru
Rabu, 30 Oktober 2024 16:43 Wib