Purworejo (ANTARA) - Pengukuran lahan kueri tahap kedua di Desa Wadas, Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, berlangsung aman dan kondusif, kata Kepala Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Purworejo Andri Kristanto.
Andri di Purworejo, Rabu, mengatakan proses pengukuran yang akan berlanjut hingga Jumat (15/7) ini tidak melibatkan pengamanan dari aparat kepolisian.
"Prosesnya aman. Pokoknya kenapa tiap hari saya ke sini karena saya komitmen sebagai kepala BPN. Saya tidak melibatkan aparat keamanan. Sama-sama percaya dan saya berharap sampai Jumat berjalan kondusif," katanya.
Hingga hari kedua, katanya BPN berhasil mengukur 144 bidang lahan milik warga yang telah menyerahkan berkas. Pihaknya memastikan, setiap hari ada penambahan berkas yang masuk untuk dilakukan pengukuran.
Ia memperkirakan, 75 hingga 80 persen warga sudah menyerahkan berkas ke BPN dan siap diukur.
Menurut dia total lahan yang terdampak yakni sebanyak 617 bidang dan sebanyak 304 bidang lahan di antaranya sudah dilakukan pembayaran ganti untung pada tahap pertama. Total hingga hari ini tersisa 313 bidang yang belum diukur.
"Kemarin kami dapat 70 bidang termasuk tambahan. Sama tambahan hari ini 74 bidang. Jadi total 144 bidang sudah diukur. Kalau sekarang ini saya bisa menghitung 75 sampai 80 persen yang sudah siap diukur atau sudah menyerahkan berkas. Sisanya kami masih menunggu 20 sampai 25 persen," kata Andri.
Warga Desa Wadas Wahidah (50) menyampaikan dengan senang hati menunggu petugas BPN mengukur lahan miliknya.
"Soal pengukuran lahan ini, saya bicara soal desa saja ya. Desa Wadas sekarang aman banget, tidak seperti dulu (pengukuran tahap pertama)," katanya.
Menurut dia situasi kondusif sekarang didukung oleh banyaknya warga yang dulu kontra tambang, kini telah menyetujui lahannya dibebaskan dengan menyerahkan berkas lahan ke BPN. Sekarang warga yang pro dan kontra tambang sudah kembali membaur dan beraktivitas bersama.
"Yang kontra sudah pada setor berkas, tidak ada masalah sama sekali. Kalau hari ini tidak ada aparat kepolisian yang berseragam. Sekarang seperti tidak ada apa-apa sama sekali. Situasi kondusif dan tenang," kata Wahidah.
Hal serupa disampaikan seorang pemuda Desa Wadas Wahidah (50)yang dulu menolak keras penambangan di desanya. Kendati demikian, kini Heri telah ikhlas melepas lahannya, bahkan ikut menemani petugas BPN mengukur lahan.
"Iya awalnya saya ikut menolak. Tapi sekarang pro. Pengukurannya berjalan lancar dan tidak ada penolakan," katanya.
Berita Terkait
Aset Pemkot Magelang terdampak Tol Yogya-Bawen dapat UGK Rp832 juta
Kamis, 28 November 2024 21:48 Wib
BPN Blora targetkan 13.011 bidang tanah bersertifikat lewat PTSL
Rabu, 6 November 2024 8:46 Wib
BPN Blora targetkan 13.011 bidang tanah bersertifikat lewat PTSL 2024
Selasa, 5 November 2024 21:33 Wib
Menteri ATR/BPN gagas pemiskinan mafia tanah
Rabu, 30 Oktober 2024 16:42 Wib
Pemkot bantu biaya pengurusan legalitas tanah warga Gumuk Sepiring
Jumat, 16 Agustus 2024 10:09 Wib
BPN Temanggung targetkan sertifikat 36.400 bidang tanah
Jumat, 2 Agustus 2024 8:28 Wib
BPN Pekalongan kenalkan layanan pertanahan elektronik
Kamis, 13 Juni 2024 11:44 Wib
Pertanahan Batang lakukan inventarisasi tanah rawan abrasi
Jumat, 7 Juni 2024 20:13 Wib