Rektor UMP ajak masyarakat hentikan kekerasan terhadap perempuan
Purwokerto (ANTARA) - Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Dr Jebul Suroso mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menghentikan berbagai bentuk kekerasan dan pelecehan terhadap perempuan karena tindakan tersebut sama halnya dengan tidak menghormati ibu.
"Saya sangat sepakat bahwa pelecehan, kekerasan, eksploitasi perempuan adalah tindakan yang sangat tidak bermoral dan mencederai semangat kita yang menghormati ibu," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan hal itu kepada wartawan usai kegiatan "Belajar dari Perempuan Tangguh - Ngobrol Santai Kisah Hebat Perempuan Tangguh UMP" yang digelar di Gedung Rektorat UMP lantai 3 dalam rangka memperingati Hari Ibu, 22 Desember 2021.
Baca juga: Peserta didik harus dapatkan perlindungan dari ancaman kekerasan seksual
Kegiatan tersebut juga diisi dengan penampilan khusus bapak-bapak memasak untuk para ibu yang diikuti oleh Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Rektor UMP Dr Jebul Suroso, dan sejumlah pejabat lainnya.
Terkait dengan peringatan Hari Ibu, Rektor mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya warga Kabupaten Banyumas untuk menghormati hak-hak perempuan.
"Mari kita setop kekerasan, setop pelecehan, juga setop eksploitasi perempuan. Kita hormati hak-hak perempuan," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan peringatan Hari Ibu di UMP didasari dengan keberadaan kaum perempuan sebagai salah satu roda penggerak dari keberhasilan perguruan tinggi Muhammadiyah itu.
Menurut dia, hal itu disebabkan banyak kaum perempuan yang menjadi pimpinan, dosen, dan karyawan di UMP. Dalam hal ini, porsi jabatan di UMP hampir 50 persen diisi oleh kaum perempuan.
Ia pun mencontohkan dari delapan biro di UMP, lima di antaranya dipimpin oleh perempuan. Selain itu, mayoritas ketua program studi di UMP juga kaum perempuan.
"Saya kira, ibu dan wanita (perempuan, red.) telah mewarnai Indonesia sampai di tahap ini. Apresiasi kami untuk para ibu semua, kami masak untuk para ibu. Ini hanya sebagai simbol bahwa laki-laki itu penuh penghormatan kepada ibu, kemudian laki-laki juga layak untuk senantiasa meringankan beban ibu karena keberhasilan kami laki-laki ada ibu-ibu di sana," kata Rektor.
Bahkan, kata dia, keberadaan manusia juga karena adanya ibu, sehingga UMP bertekad untuk menjadi rumah yang nyaman dan kawasan yang menenteramkan bagi ibu-ibu.
Sementara saat "Ngobrol Santai Kisah Hebat Perempuan Tangguh UMP", Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastino mengatakan ada sebuah idiom yang menyebutkan bahwa tidak ada laki-laki yang sukses tanpa wanita tangguh di belakangnya.
"Kalau di Indonesia, dari era Ibu Kartini, Cut Nyak Dhien, kemudian tokoh-tokoh wanita yang ada di Banyumas luar biasa. Bahkan di Indonesia, Menteri Keuangan (Sri Mulyani) kita adalah salah satu Menteri Keuangan terbaik di dunia dan itu adalah perempuan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, tidak bisa dipungkiri bahwa peranan perempuan memang luar biasa.
Baca juga: Pemprov Jateng siap dampingi anak korban perceraian ortu
"Saya sangat sepakat bahwa pelecehan, kekerasan, eksploitasi perempuan adalah tindakan yang sangat tidak bermoral dan mencederai semangat kita yang menghormati ibu," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Ia mengatakan hal itu kepada wartawan usai kegiatan "Belajar dari Perempuan Tangguh - Ngobrol Santai Kisah Hebat Perempuan Tangguh UMP" yang digelar di Gedung Rektorat UMP lantai 3 dalam rangka memperingati Hari Ibu, 22 Desember 2021.
Baca juga: Peserta didik harus dapatkan perlindungan dari ancaman kekerasan seksual
Kegiatan tersebut juga diisi dengan penampilan khusus bapak-bapak memasak untuk para ibu yang diikuti oleh Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono, Rektor UMP Dr Jebul Suroso, dan sejumlah pejabat lainnya.
Terkait dengan peringatan Hari Ibu, Rektor mengajak seluruh lapisan masyarakat khususnya warga Kabupaten Banyumas untuk menghormati hak-hak perempuan.
"Mari kita setop kekerasan, setop pelecehan, juga setop eksploitasi perempuan. Kita hormati hak-hak perempuan," katanya.
Lebih lanjut, dia mengatakan peringatan Hari Ibu di UMP didasari dengan keberadaan kaum perempuan sebagai salah satu roda penggerak dari keberhasilan perguruan tinggi Muhammadiyah itu.
Menurut dia, hal itu disebabkan banyak kaum perempuan yang menjadi pimpinan, dosen, dan karyawan di UMP. Dalam hal ini, porsi jabatan di UMP hampir 50 persen diisi oleh kaum perempuan.
Ia pun mencontohkan dari delapan biro di UMP, lima di antaranya dipimpin oleh perempuan. Selain itu, mayoritas ketua program studi di UMP juga kaum perempuan.
"Saya kira, ibu dan wanita (perempuan, red.) telah mewarnai Indonesia sampai di tahap ini. Apresiasi kami untuk para ibu semua, kami masak untuk para ibu. Ini hanya sebagai simbol bahwa laki-laki itu penuh penghormatan kepada ibu, kemudian laki-laki juga layak untuk senantiasa meringankan beban ibu karena keberhasilan kami laki-laki ada ibu-ibu di sana," kata Rektor.
Bahkan, kata dia, keberadaan manusia juga karena adanya ibu, sehingga UMP bertekad untuk menjadi rumah yang nyaman dan kawasan yang menenteramkan bagi ibu-ibu.
Sementara saat "Ngobrol Santai Kisah Hebat Perempuan Tangguh UMP", Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastino mengatakan ada sebuah idiom yang menyebutkan bahwa tidak ada laki-laki yang sukses tanpa wanita tangguh di belakangnya.
"Kalau di Indonesia, dari era Ibu Kartini, Cut Nyak Dhien, kemudian tokoh-tokoh wanita yang ada di Banyumas luar biasa. Bahkan di Indonesia, Menteri Keuangan (Sri Mulyani) kita adalah salah satu Menteri Keuangan terbaik di dunia dan itu adalah perempuan," katanya.
Oleh karena itu, kata dia, tidak bisa dipungkiri bahwa peranan perempuan memang luar biasa.
Baca juga: Pemprov Jateng siap dampingi anak korban perceraian ortu