Pemerintah Provinsi Jawa Tengah akan menggunakan strategi graduasi mandiri ekonomi untuk menanggulangi kemiskinan ekstrem di sejumlah daerah.
"Kami pakai strategi graduasi ekonomi mandiri, jadi kami melakukan pemberdayaan masyarakat melalui sinergi program lintas sektoral secara berkelanjutan," kata Kepala Dinas Sosial Provinsi Jateng Harso Susilo di Semarang, Rabu.
Menurut dia, dengan cara itu pengentasan kemiskinan ekstrem di daerah prioritas dilakukan dengan mengubah pola pikir para keluarga penerima manfaat (KPM) atau pihak yang selama ini menerima bansos dan lainnya dilatih keterampilan tangan hingga wirausaha.
Baca juga: Jateng siapkan skema penanganan kemiskinan ekstrem untuk lima kabupaten
Baca juga: OPD diminta miliki desa dampingan penanggulangan kemiskinan
Pihaknya menargetkan penanggulangan kemiskinan ekstrem di Jateng dapat selesai dalam dua tahun.
"Yang penting mereka ada masukan pendapatan sehingga dengan garis kemiskinan mereka di atas Rp500 ribu, mereka sudah lepas dari garis kemiskinan, berdasarkan hitungan kami dengan peningkatan pendapatan bisa terlihat di dua tahun," ujarnya.
Terkait dengan strategi graduasi mandiri ekonomi itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta agar segera diterapkan di lima daerah prioritas yang disorot pemerintah pusat sehingga target menanggulangi kemiskinan ekstrem dapat selesai dalam tiga bulan.
Lima kabupaten dengan kemiskinan ekstrem itu adalah Kabupaten Banyumas, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Brebes, Kabupaten Pemalang, dan Kabupaten Kebumen.
Baca juga: Pemkot Tegal diminta peka kondisi kemiskinan penduduk
Baca juga: Kemampuan beradaptasi kunci menekan peningkatan kemiskinan