"Perbuatan berdasarkan ilmu adalah mencerminkan keimanan dan kepatuhan kepada Allah SWT," kata Abbas dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Arab Saudi tangguhkan pelayanan umrah untuk cegah penyebaran corona
Baca juga: Pemkot Banda Aceh tutup tempat keramaian, cegah wabah corona
Baca juga: Blitar lakukan pengecekan kontak erat pasien positif corona
Sebagian besar manusia tidak mungkin bisa mengetahui dan menguasai semua ilmu yang ada di dunia karena bidang dan perhatiannya terkadang berbeda-beda satu sama lain.
Maka, tugas dan kewajiban umat Islam adalah mendengarkan nasihat dan pandangan dari ilmuwan. Karena di dalam nasihat dan pandangan-pandangan ilmuwan, terdapat kebenaran yang telah mereka temukan dan gali dari ayat-ayat Allah yang ada.
Ayat-ayat Allah yang para ahli gali dan pelajari di dalam menemukan ilmu tersebut tentu bukan hanya ayat-ayat qouliyah atau ayat-ayat Alquran saja, tapi juga ayat-ayat kauniyah yaitu ayat-ayat atau hukum-hukum dan ketentuan-ketentuan yang telah dibuat dan ditetapkan oleh Allah di dalam alam itu sendiri.
"Ayat-ayat kauniyah itu yang telah mereka susun dan sistematisasi menjadi ilmu, termasuk menyangkut virus Corona itu," ujar Abbas.
Di dalam Alquran Surat Al-Baqarah ayat 195, Allah SWT melarang manusia membiarkan diri jatuh ke lembah kebinasaan. Karena itu, manusia harus berusaha dan berjuang untuk membuat dirinya selamat, tidak mati dan tidak sakit.
Salah satu tujuan disyariatkannya agama Islam adalah untuk melindungi jiwa manusia. Untuk membantu mewujudkan apa yang disyariatkan agama tersebut, diperlukan ilmu.
Ilmu yang diperlukan untuk itu, selain ilmu agama, juga ilmu-ilmu yang terkait dengan ilmu alam (natural sciences) atau lebih khusus lagi dengan biologi (bioscienses) dan lain-lain.
"Dan para ahli ilmu tersebut telah menyatakan bahwa virus Corona ini berbahaya dan menular dan mereka juga sudah menyampaikan dan menjelaskan bagaimana cara-cara kita menghindarinya," kata Abbas.
Untuk kebaikan dan kemaslahatan bersama, Abbas mengajak umat Islam mengikuti petunjuk dari para ahli tersebut.
Supaya umat Islam tidak mencampakkan diri ke dalam kebinasaan yang dilarang dalam agama.
Itulah mengapa, menurut Sekjen MUI itu, kepatuhan dalam mengikuti ketentuan dan saran-saran dari para ilmuwan yang berkompeten di bidangnya merupakan cerminan dari keimanan dan kepatuhan manusia kepada Tuhan.
Karena dengan mengabaikannya, itu sama artinya dengan tidak takut dan tidak mematuhi ayat-ayat Tuhan (sunnatullah).
"Apa yang mereka sampaikan itu adalah sunnatullah atau ayat-ayat Allah juga, harus kita perhatikan. Dan kalau itu disepelekan, maka itu sama saja artinya kita telah mencampakkan diri kita ke dalam kebinasaan, dan itu dilarang oleh agama," pungkas Abbas.