Terhalang mendung, hilal tak tampak di Kudus
Kudus (ANTARA) - Posisi hilal belum terlihat dalam pengamatan atau rukyatul hilal yang dilakukan di Kampus Universitas Muria Kudus (UMK), Jawa Tengah, Minggu petang.
Lokasi yang digunakan untuk melakukan pengamatan hilal penentuan awal Ramadan 1440 Hijriah, yakni di lantai VI Gedung Ekonomi UMK.
Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus Noor Badi di Kudus, Minggu, pemantauan hilal dimulai pukul 17.26 WIB hingga pukul 17.55 WIB.
"Namun, belum juga bisa melihat bulan meskipun ketinggian hilal di atas 2 derajat," ujarnya.
Dimungkinkan, kata dia, karena terhalang oleh mendung atau awan sehingga tidak bisa terlihat dari Kudus.
Meskipun demikian, lanjut dia, di daerah lain dimungkinkan ada yang sudah melihatnya.
"Masyarakat tentunya bisa menunggu keputusan dari pemerintah soal penentuan awal Ramadan," ujarnya.
Rektor UMK Suparnyo mengaku senang UMK menjadi tempat untuk memantau hilal.
Tentunya, kata dia, sangat bermanfaat untuk masyarakat, terutama informasi soal pengamatan hilalnya.
Kegiatan pemantauan hilal di atas gedung berlantai IV milik UMK, katanya, sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
"Setiap tahunnya ada tiga kali pemantauan hilal untuk penentuan awal Ramadan, 1 syawal serta dhul hijjah," ujarnya.
Anggota Badan Hisab Rukyat Daerah Kabupaten Kudus M. Agus Yusrun Nafi' menambahkan bahwa ketinggian hilal sudah mencapai 5 derajat, namun belum juga terlihat.
Faktor pendukung keberhasilan rukyat, di antaranya penghitungannya sudha memenuhi kriteria imkanrukyat, di antaranya minimal tinggi hilal mar'i lebih 2 derajat, umur hilal delapan jam dan elongasi 3 derajat.
Selain itu, lanjut dia, cuaca alam di lokasi perukyat dan daerah yang dilalui saat merukyat hilal tidak terhalang, tidak mendung, tidak hujan dan tidak ada penghalang lainnya.
"Perukyat juga harus mengetahui posisi hilal sebenarnya," ujarnya.
Kebetulan, kata dia, cuaca di lokasi rukyat dan daerah yang dilalui saat merukyat hilal tidak terhalang oleh mendung serta tidak hujan, namun di lokasi yang menjadi tujuan sepertinya terhalang mendung.
Lokasi yang digunakan untuk melakukan pengamatan hilal penentuan awal Ramadan 1440 Hijriah, yakni di lantai VI Gedung Ekonomi UMK.
Menurut Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kudus Noor Badi di Kudus, Minggu, pemantauan hilal dimulai pukul 17.26 WIB hingga pukul 17.55 WIB.
"Namun, belum juga bisa melihat bulan meskipun ketinggian hilal di atas 2 derajat," ujarnya.
Dimungkinkan, kata dia, karena terhalang oleh mendung atau awan sehingga tidak bisa terlihat dari Kudus.
Meskipun demikian, lanjut dia, di daerah lain dimungkinkan ada yang sudah melihatnya.
"Masyarakat tentunya bisa menunggu keputusan dari pemerintah soal penentuan awal Ramadan," ujarnya.
Rektor UMK Suparnyo mengaku senang UMK menjadi tempat untuk memantau hilal.
Tentunya, kata dia, sangat bermanfaat untuk masyarakat, terutama informasi soal pengamatan hilalnya.
Kegiatan pemantauan hilal di atas gedung berlantai IV milik UMK, katanya, sudah berlangsung selama beberapa tahun terakhir.
"Setiap tahunnya ada tiga kali pemantauan hilal untuk penentuan awal Ramadan, 1 syawal serta dhul hijjah," ujarnya.
Anggota Badan Hisab Rukyat Daerah Kabupaten Kudus M. Agus Yusrun Nafi' menambahkan bahwa ketinggian hilal sudah mencapai 5 derajat, namun belum juga terlihat.
Faktor pendukung keberhasilan rukyat, di antaranya penghitungannya sudha memenuhi kriteria imkanrukyat, di antaranya minimal tinggi hilal mar'i lebih 2 derajat, umur hilal delapan jam dan elongasi 3 derajat.
Selain itu, lanjut dia, cuaca alam di lokasi perukyat dan daerah yang dilalui saat merukyat hilal tidak terhalang, tidak mendung, tidak hujan dan tidak ada penghalang lainnya.
"Perukyat juga harus mengetahui posisi hilal sebenarnya," ujarnya.
Kebetulan, kata dia, cuaca di lokasi rukyat dan daerah yang dilalui saat merukyat hilal tidak terhalang oleh mendung serta tidak hujan, namun di lokasi yang menjadi tujuan sepertinya terhalang mendung.