"Orangtua bisa membuat anak berpaling dari gadget, bukan hanya dengan membelikan mainan jenis lain, tapi bisa juga dengan memberikan `quality time` untuk keluarganya," ujar Aghnina, yang sekaligus pendiri dan direktur proyek TGR, kepada Antara di Jakarta, Sabtu.
Ia kemudian menerangkan kualitas kebersamaan antara orangtua dan anak harus ditandai dengan adanya interaksi yang responsif.
Interaksi itu bisa dengan anak didongengi atau sekedar mengobrol, serta mendengarkan tanpa memotong pernyataan anak saat mengungkapkan pendapatnya, tutur Aghnina.
"Ini sering terlupakan. Kebiasaan sekarang kan, orangtua itu kasih gadget agar mereka tidak terganggu saat bekerja dan juga sebagai cara untuk mendiamkan anak. Cara-cara itu harus diubah dan ditinggalkan," kata dia.
Aghnina tidak menampik bahwa pemberian mainan yang mengasah otak atau edukatif juga bisa menjadi alternatif bagi orangtua yang ingin anaknya tidak ketagihan bermain gawai.
"Bermain puzzle manfaatnya memang baik, tapi anak itu utamanya harus dekat dengan orangtuanya. Kalau sudah dekat, secara otomatis tidak tergantung gadget lagi," kata dia.