Status Waspada, warga lereng Merapi aktifkan ronda malam
Magelang (Antaranews Jateng) - Masyarakat di desa terakhir lereng barat Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah mengaktifkan ronda malam setelah pihak berwenang meningkatkan status aktivitas vulkanik gunung berapi itu dari "Normal" menjadi "Waspada".
"Sampai Selasa dini ini kami masih berjaga, ronda malam, ada 25 orang saat ini yang ronda," kata seorang pemuka warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Sibang di Magelang, Selasa dini hari.
Beberapa saat menjelang pukul 02.00 WIB, mereka yang sedang ronda malam di jalan dusun setempat mendengar suara gemuruh disusul semburan material dari puncak Gunung Merapi itu. Jarak Dusun Gemer dengan puncak Gunung Merapi sekitar tujuh kilometer.
Ia mengatakan puncak Gunung Merapi terlihat dari dusun setempat meskipun tertutup kabut tipis.
"Ini tadi ada suara 'gembrudug' (gemuruh, red.) terus 'wedhus' (wedus gembel, red.) abu vulkanik sudah naik. Dan lahar yang biasanya kelihatan merah memang tidak nampak. Abu 'thok' (saja, red.)," ujar dia.
Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung, Kabupaten Magelang Ahmad Muslim mengatakan telah mendapat informasi dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bahwa pada Selasa, pukul 01.47 WIB terjadi erupsi susulan Gunung Merapi dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat dan berdurasi tiga menit.
"Benar, kami telah mendapat informasi dan telah diteruskan kepada warga kami di sini," katanya. Desa Srumbung salah satu desa di kawasan barat puncak Gunung Merapi.
Masyarakat setempat, kata Muslim yang juga perangkat Desa Srumbung itu, juga berjaga atau mengaktifkan ronda malam setelah Gunung Merapi naik stasusnya dari "Normal" menjadi "Waspada".
Gunung Merapi yang kawasannya meliputi sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan letusan freatik pada Jumat (11/5) pagi. Letusan serupa terjadi tiga kali pada Senin (21/5) sejak dini hingga sore hari.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari level "Normal" menjadi "Waspada" mulai Senin (21/5) pukul 23.00 WIB.
Status aktivitas vulkanik gunung berapi dari level terendah (Level I) hingga teratas (Level IV), secara berturut-turut meliputi, "Normal", "Waspada", "Siaga", dan "Awas".
Gunung Merapi menghadapi fase letusan hebat pada 2010 disusul dengan banjir lahar hujan secara intensif hingga 2011 melewati berbagai sungai dan menerjang sejumlah desa di kawasan itu.
"Sampai Selasa dini ini kami masih berjaga, ronda malam, ada 25 orang saat ini yang ronda," kata seorang pemuka warga Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang Sibang di Magelang, Selasa dini hari.
Beberapa saat menjelang pukul 02.00 WIB, mereka yang sedang ronda malam di jalan dusun setempat mendengar suara gemuruh disusul semburan material dari puncak Gunung Merapi itu. Jarak Dusun Gemer dengan puncak Gunung Merapi sekitar tujuh kilometer.
Ia mengatakan puncak Gunung Merapi terlihat dari dusun setempat meskipun tertutup kabut tipis.
"Ini tadi ada suara 'gembrudug' (gemuruh, red.) terus 'wedhus' (wedus gembel, red.) abu vulkanik sudah naik. Dan lahar yang biasanya kelihatan merah memang tidak nampak. Abu 'thok' (saja, red.)," ujar dia.
Koordinator Organisasi Pengurangan Risiko Bencana Desa Srumbung, Kabupaten Magelang Ahmad Muslim mengatakan telah mendapat informasi dari Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang bahwa pada Selasa, pukul 01.47 WIB terjadi erupsi susulan Gunung Merapi dengan tinggi kolom asap 3.500 meter condong ke barat dan berdurasi tiga menit.
"Benar, kami telah mendapat informasi dan telah diteruskan kepada warga kami di sini," katanya. Desa Srumbung salah satu desa di kawasan barat puncak Gunung Merapi.
Masyarakat setempat, kata Muslim yang juga perangkat Desa Srumbung itu, juga berjaga atau mengaktifkan ronda malam setelah Gunung Merapi naik stasusnya dari "Normal" menjadi "Waspada".
Gunung Merapi yang kawasannya meliputi sejumlah kabupaten di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan letusan freatik pada Jumat (11/5) pagi. Letusan serupa terjadi tiga kali pada Senin (21/5) sejak dini hingga sore hari.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi Yogyakarta menaikkan status aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari level "Normal" menjadi "Waspada" mulai Senin (21/5) pukul 23.00 WIB.
Status aktivitas vulkanik gunung berapi dari level terendah (Level I) hingga teratas (Level IV), secara berturut-turut meliputi, "Normal", "Waspada", "Siaga", dan "Awas".
Gunung Merapi menghadapi fase letusan hebat pada 2010 disusul dengan banjir lahar hujan secara intensif hingga 2011 melewati berbagai sungai dan menerjang sejumlah desa di kawasan itu.