Solo (Antaranews Jateng) - Atlet National Paralympic Committee (NPC) Indonesia cabang olahraga atletik berhasil merebut delapan emas pada World Para Athletics Grand Prix 2018 di Beijing, Tiongkok.
"Indonesia pada kejuaraan dunia atletik di Beijing, April 2018 yang mempertandingan 10 nomor berhaisl merebut delapan medali emas, 14 perak, dan empat perunggu," kata Pelatih Atletik NPC Indonesia Muhammad Azis di sela evaluasi pelatnas atlat NPC di Solo, Rabu.
Menurut M Azis, dari hasil kejuaraan dunia di Beijing tersebut sebanyak 27 atlet berhasil mendapatkan standar kualifikasi Olimpiade. Jadi Atlet NPC Indonesia sudah masuk kelas dunia.
Azis menjelaskan dari delapan medali emas pada kejuaraan Beijing 2018 World Para Athletics Grand Prix di Tiongkok tersebut melalui atlet Zaenal Aripin kelas (T54) nomor 200 meter Kursi Roda, Rasyidi (T44) Kursi Roda 100 meter dan Long Jump, Riadi Saputra (F55) Discus, Famini (F56) Discus dan Javelin, Sutarno (F63) Discus, serta Sapto Yoga (T37) lari 100 meter.
Sebanyak 14 Perak diperoleh dari atlet Jaenal arifin (T54) kurisi roda jarak 100 meter, Erens Sabandar (T46) kursi roda 400 meter dan 1.500 meter Alan Sastra (F57) Discus Ahmad Fauzi (F37) Shot Put dan Discus, Rizal Bagus (T47) lari 100 meter dan 200 meter, Inzan Nur Haida (T37) 100 meter, M Agung Laksana (T37 100 meter dan 200 meter, Abdul halim (T11) lati 100 meter dan 200 meter, serta Setyo Budi (47) Long Jump.
Menurut dia, atlet Indonesia lainnya mendapat perunggu yakniDoni Yulianto (T54) kursi roda 1.500 meter, Admad Fauzi (F37) Javelin, Nur Ferry Pradana (T47) 200 meter dan Insan Nur Haida (T36) lari 200 meter.
"Pada cabang olahraga atletik ini, sudah hampir sekitar 90 persen persiapan ke Asian Para Games 2018 di Jakarta," katanya.
Bahkan, atlet NPC Indonesia nomor kursi roda sudah mampu bersaing dengan atlet dari Tiongkok yang memiliki rangking satu Asia. Atlet Zaenal Arifin yang turun nomor kursi roda jarak 200 meter berhasil meraih emas menyingkirkan atlet dari Tiongkok rangking satu Asia itu.
"Kami melihat Arifin mampu masuk lebih duhulu finis ataus eleih jarak sekitar dua meter dari atlet Tiongkok di belakangnya," kata Azis.
Para atletnya, kata dia, sepulangnya mengikuti kejuaraan dunia Atletik di Beijing, terus melakukan latihan rutin di Stadion Sriwedari Solo, dengan peningkatan fisik dan daya tahan atlek. Masuki bulan puasa latihan tetap berjalan, tetapi hanya porsinya dikurangi.
Presiden NPC Indonesia Senny Marbun mengatakan Indonesia paca cabang atletik dari melihat hasil para atlitnya yang mengikuti kejuaraan dunia tersebut banyak peluang untuk meraih emas pada APG 2018 di Jakarta.
"Kami melihat mereka berprestasi di tingkat dunia, sehingga kami akan berusaha keras untuk mencapai lima besar pada APG 2018, seperti apa yang diharapkan oleh Bapak Presiden Joko Widodo," kata Senny Marbun.