Boyolali (Antaranews Jateng) - Tingkat konsumsi ikan masyarakat di Kabupaten Boyolali, rata-rata per kapita per tahun masih rendah atau di bawah rata-rata nasional, kata pejabat Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) setempat.
"Produksi ikan di Boyolali cukup melimpah, tetapi tingkat konsumsi masyarakat yang masih rendah, yakni rata-rata sekitar 20 kilogram per kapita per tahun," kata Kepala Bidang Perikanan, Disnakkan Boyolali, Bagiyo, di Boyolali, Senin.
Menurut dia, jika dibanding nasional tingkat konsumsi ikan rata-rata sebesar 40 kilogram per kapita per tahun, sedangkan tingkat provinsi 30 kilogram per kapita per tahun.
"Boyolali tingkat makan ikannya hanya 20 kilogram per kapita per tahun. Jumlah itu, sangat jauh dari harapan tingkat makan ikan secara nasional, sehingga produksinya sebagian besar dibawa keluar daerah," kata Bagiyo.
Padahal, lanjut Bagiyo, produksi ikan air tawar di Boyolali hingga sekarang cukup melimpah, dan ternyata lebih banyak dijual keluar daerah.
Bagiyo mengungkapkan masyarakat Boyolali masih cenderung lebih suka makan daging ayam, sehingga dengan faktor itu, daerahnya masih sulit untuk mengejar standar pola pangan harapan untuk konsumsi ikan nasional.
Menurut dia, sebenarnya kadar protein ikan lebih baik dibandingkan dengan daging. Bahkan, harga ikan juga lebih murah jika dibandingkan dengan daging ayam atau sapi.
Dia menjelaskan berdasarkan data hasil produksi ikan di Boyolali rata-rata mencapai 34 ribu ton per tahun dihasilkan peternak di Boyolali. Daerah ini, hampir di setiap kecamatan terdapat kelompok petani ikan yang mengelola kolam-kolam ikan baik lele, gurame dan mujair.
Selain itu, Boyolali juga ada waduk besar yang banyak dimanfaatkan untuk pengembangan ikan karamba apung, seperti Waduk Cengklik, Kedung Ombo dan Waduk Badhe.
"Produksi ikan asal Boyolali banyak dijual ke keluar daerah seperti Yogyakarta dan Solo," katanya.
Kendati demikian, pihaknya terus gencar melakukan sosialisasi program nasional bertajuk gemar makan ikan (gemari). Kampanye makan ikan ini, digalakkan terutama terhadap anak-anak, baik di sekolah maupun kegiatan masyarakat.
"Kami berusaha memberikan pemahanan nilai gizi ikan kepada masyarakat, dan mengajak mereka untuk melakukan pengolahan ikan menjadi aneka menu makanan," kata Bagiyo.
Berita Terkait
Konsumsi Pertamax Series meningkat 94 persen di Jateng dan DIY
Selasa, 16 April 2024 12:17 Wib
Konsumsi BBM di Tol Trans Jawa ruas Jateng melonjak 334 persen
Senin, 8 April 2024 21:46 Wib
Jelang Lebaran, konsumsi BBM melonjak 250 persen di SPBU tol Jateng
Sabtu, 6 April 2024 13:22 Wib
Dinkes Wonosobo antisipasi peredaran makanan tidak layak konsumsi
Kamis, 28 Maret 2024 8:51 Wib
Pengusaha katering asal Solo siap penuhi konsumsi jamaah haji Indonesia
Selasa, 19 Maret 2024 9:15 Wib
Konsumsi Pertamax melonjak 10 persen pada masa cuti bersama
Rabu, 13 Maret 2024 15:46 Wib
Konsumsi susu yang tepat untuk nutrisi dan jaga daya tahan tubuh anak saat puasa
Minggu, 25 Februari 2024 9:00 Wib
Konsumsi bahan bakar di Solo Raya selama masa pemilu naik
Rabu, 21 Februari 2024 8:33 Wib