Jakarta (Antaranews Jateng) – Jentikkan jari Thanos dalam “Avengers: Infinity War” bukan hanya membunuh separuh alam semesat dan superhero Marvel, namun juga meyedot laba yang begitu masif dari seluruh dunia selama penayangan perdananya, tak terkecuali dari Indonesia.
Menurut data yang dilansir boxofficmojo.com seperti dirangkum GoHitz, Indonesia merupakan negara ketiga di Asia Tenggara yang menjadi penyumbang terbesar profit “Avengers: Infinity War” selama beberapa hari penayangan perdananya, termasuk libur akhir pekan dengan nilai 9,6 juta dolar Amerika atau sekitar Rp133,1 miliar.
Jumlah fantastis tersebut memang ditunjang dari antusiasme penonton Indonesia untuk menyaksikan “Avengers: Infinity War”. Penonton rela berebut pemesanan tiket di ranah online hingga ikut berdiri lama dalam antrean pembelian tiket yang mengular di bioskop.
Selain itu, jaringan-jaringan bioskop Indonesia juga memprioritaskan penayangan “Avengers: Infinity War”. Ini terlihat dari pemberian slot atau jumlah layar yang banyak kepada sekuel ketiga seri film “Avengers” tersebut.
Negara Asia Tenggara pertama, menurut data yang dilansir boxofficemojo, yang menyumbang laba paling banyak bagi “Avengers: Infinity War” selama penayangan perdananya adalah Fiipina dengan profit sebesar 12,5 juta dolar Amerika atau sekitar Rp173,4 miliar.
Sedangkan, negara Asia Tenggara kedua yang menjadi penyumbang terbesar laba untuk “Avengers: Infinity War” selama penayangan perdananya adalah Thailand dengan profit senilai 10 juta dolar Amerika atau sekitar Rp138,7 miliar.
“Avengers: Infinity War” merupakan salah satu film dari dua film pamungkas seri Marvel Cinematic Universe (MCU). Sekuel “Inifinity War” sendiri baru tayang perdana pada tahun 2019 nanti dengan menghadirkan superhero wanita terkuat untuk pertama kalinya dalam seri film MCU.
Sejauh ini “Avengers: Infinity War” berhasil meraup total pendapatan 250 juta dolar Amerika atau sekitar Rp3,46 triliun dari penayangan perdananya di Amerika Serikar dan Kanada serta mengumpulkan total pendapatan internasional sebesar 630 juta dolar Amerika atau sekitar Rp8,73 triliun. (Editor : Paramita).