Miami, Antara Jateng - Para ilmuwan pada Kamis (19/5) menyatakan mereka telah memecahkan misteri lama mengenai apa yang membuat beberapa burung merah, warna yang menunjukkan daya tarik seksual kuat jika terdapat di paruh dan bulu.
Gen-gen yang memengaruhi pewarnaan masuk dalam keluarga gen lebih luas yang terlibat dalam detoksifikasi menurut studi dalam jurnal Current Biology.
Itu berarti warna merah kemungkinan menandakan pasangan kuat dan berkualitas yang bisa dengan mudah membersihkan zat-zat berbahaya dari tubuhnya.
"Pada banyak spesies burung, semakin merah pejantan, semakin sukses dia dalam menemukan pasangannya," kata salah satu penulis senior hasil studi itu, Joseph Corbo dari dari Washington University di St. Louis, Amerika Serikat.
Burung-burung seperti kenari dan kutilang zebra mengonsumsi biji-bijian, buah dan serangga yang menghasilkan pigmen kuning yang dikenal sebagai karotenoid.
Beberapa burung mampu mengubah molekul kuning menjadi merah -- yang disebut ketokarotenoid-- menggunakan enzim yang aktif di mata burung merah dan kuning, juga pada bulu dan kulit mereka.
"Cukup mengejutkan bahwa gen yang sama terlibat dalam melihat warna merah dan membuat warna merah," kata penulis hasil studi lainnya, Nick Mundy dari Departemen Zoologi Cambridge.
"Temuan kami mengisi celah ini dan membuka banyak jalan untuk penelitian masa mendatang mengenai evolusi dan ekologi pewarnaan merah pada burung," katanya seperti diwartakan oleh kantor berita AFP.
Berita Terkait
Ratusan ilmuwan komunikasi berkumpul di Semarang bahas kecerdasan buatan
Selasa, 7 November 2023 21:57 Wib
Bangun pertanian pangan alternatif di Jateng, Ganjar Pranowo ajak ilmuwan
Selasa, 16 Agustus 2022 7:54 Wib
Empat ilmuwan raih Habibie Prize 2021
Rabu, 17 November 2021 13:43 Wib
Ilmuwan Brazil temukan pasien dengan dua jenis COVID berbeda
Jumat, 29 Januari 2021 15:07 Wib
Ilmuwan nuklir Iran dibunuh "teroris" di dekat ibu kota
Sabtu, 28 November 2020 9:27 Wib
Ilmuwan Unair temukan mutasi virus corona baru di Surabaya
Selasa, 1 September 2020 16:17 Wib
Ratusan ilmuwan sebut virus corona mengudara, desak WHO ralat saran
Senin, 6 Juli 2020 14:38 Wib
Para ilmuwan temukan obat baru bagi pasien COVID-19
Minggu, 19 April 2020 7:34 Wib