"Saat terjun, salah satu penerjun payungnya tidak mengembang secara sempurna. Talinya membelit, sehingga tidak bisa dikendalikan. Kemudian jatuh di rumah warga dan terluka parah," kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, ketika dikonfirmasi di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Kamis.
Satu orang penerjun lain, parasutnya sudah sempurna namun ketika mendarat ada angin besar dan terbentur. Keduanya, dilarikan ke RS TNI AU Esnawan Antariksa, di dalam kompleks militer itu.
"Satu jam kemudian, setelah insiden tersebut dikabarkan keduanya meninggal dunia," katanya.
Dia menduga, insiden tersebut terjadi akibat kendala teknis karena dalam penerjunan, parasut memiliki tingkat keselamatan 80 persen dan risiko kecelakaan penerjun 20 persen.
"Kalau Payung membelit itu merupakan teknis. KSAU sudah tahu, beliau orang pertama yang tahu," jelasnya.
Mendengar kabar itu, kata Dwi, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, merasa sedih.
Kadispenau mengimbau bagi parjurit yang terlibat dalam pelaksanaan Peringatan HUT TNI AU ke-70 yang digelar pada Sabtu, 9 April 2016 agar tetap semangat, meski terjadi insiden yang sangat menyedihkan tersebut.