Semarang (ANTARA) - Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang bekerja sama dengan Jiangsu Vocational Institute of Architectural Technology meluncurkan China–Indonesia Training Center for Artificial Intelligence (CITC–AI).
"AI sedang mengubah dunia dengan kecepatan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dan pendidikan harus berkembang bersamanya," kata Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kelembagaan UIN Walisongo Semarang Mukhsin Jamil di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Ia menjelaskan CITC–AI suatu inisiatif bersama untuk mendorong pendidikan, penelitian, dan inovasi dalam bidang kecerdasan buatan (AI) demi pengembangan yang berkelanjutan di kedua negara.
Pembentukan CITC–AI menandai tonggak penting dalam kolaborasi lintas batas antara Indonesia dan China di bidang teknologi digital.
Pusat pelatihan AI tersebut dirancang untuk menjembatani kesenjangan antara pengetahuan akademis dan kebutuhan industri dengan menyediakan pelatihan dan penelitian AI yang berorientasi industri, etis, dan disesuaikan dengan konteks lokal.
"Peluncuran CITC–AI merupakan respons terhadap transformasi digital yang cepat di Indonesia dan China, di mana permintaan akan profesional AI melampaui ketersediaan tenaga kerja terampil," katanya.
Lembaga tersebut akan fokus pada mengatasi kesenjangan keterampilan di pendidikan vokasi dan tinggi melalui program pelatihan dan sertifikasi berbasis proyek yang diterapkan, yang disesuaikan dengan tantangan industri nyata.
"CITC–AI mewakili komitmen kami untuk menghasilkan profesional AI yang siap menghadapi masa depan dan beretika, yang dapat berkontribusi pada ekonomi digital kedua negara," katanya.
President Jiangsu Vocational Institute of Architectural Technology Xiangling Tao mengatakan CITC–AI akan berfungsi sebagai pusat bilateral untuk pembelajaran dan inovasi AI.
Ia mengatakan CITC–AI memiliki program yang meliputi kursus singkat dan bootcamp tentang dasar-dasar dan aplikasi AI dan sertifikat professional.
"Center ini menawarkan program pelatihan instruktur untuk dosen dan profesional, Penelitian terapan dan proyek percontohan yang mengatasi tantangan local, pertukaran dosen dan mahasiswa untuk memfasilitasi transfer pengetahuan antara kedua negara," katanya.
Selama dua tahun ke depan, pusat pelatihan AI tersebut akan menerapkan peta jalan empat fase, mulai dari penyiapan infrastruktur hingga pengembangan program bersertifikat dan saluran inkubasi.
Dalam tiga tahun, CITC–AI menargetkan melatih lebih dari 500 peserta, menyertifikasi 30 pelatih, dan meluncurkan setidaknya tiga proyek percontohan bersama mitra industri dan pemerintah.
Kerja sama tersebut diharapkan tidak hanya meningkatkan kapasitas digital dan ekosistem inovasi, tetapi juga memperkuat hubungan bilateral dalam pendidikan dan teknologi antara Indonesia dan China.
Dalam kerja sama ini, Jiangsu Vocational Institute of Architectural Technology akan memberikan bantuan fasilitas senilai 8 ribu Yuan atau setara dengan Ro18 miliar.