Pekalongan (ANTARA) - Pemerintah Kota Pekalongan, Jawa Tengah mulai menerapkan program pembelajaran koding kecerdasan artifisial(AI) tingkat sekolah dasar sebagai bagian dari upaya menyiapkan generasi muda yang melek teknologi dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Pelaksana tugas Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekalongan Mabruri di Pekalongan, Selasa, mengatakan secara nasional terdapat tiga model penerapan koding kecerdasan artifisial, yaitu integrasi dalam mata pelajaran informatika, sebagai mata pelajaran pilihan atau dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
"Dari ketiga opsi tersebut, Kota Pekalongan memilih menjadikan koding kecerdasan artifisial sebagai mata pelajaran pilihan," katanya.
Menurut dia, pilihan ini dipandang paling tepat, karena akan memberikan ruang khusus bagi siswa untuk mempelajari dasar-dasar teknologi secara lebih fokus tanpa mengganggu pelajaran inti.
Pada tahap awal implementasi, kata dia, dilakukan secara bertahap di sekolah-sekolah yang sudah memiliki guru terlatih.
"Kami mulai dari sekolah yang gurunya telah mengikuti pelatihan penyusunan kurikulum satuan pendidikan. Nantinya, sekolah lain mengikuti melalui proses pengimbasan dari guru-guru yang sudah dilatih tersebut," katanya.
Ia yang didampingi Kepala Bidang Sekolah Dasar, Siti Nurul Izzah mengatakan dengan strategi pengimbasan ini, pihaknya optimistis seluruh sekolah dasar di daerah ini akan mampu menerapkan pembelajaran koding kecerdasan artifisial secara bertahap dan merata.
"Target kami, semua siswa SD bisa merasakan manfaat pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (KKA) meskipun harus bertahap agar mutu tetap terjaga," katanya.
Ia mengatakan penerapan koding kecerdasan artifisial tingkat sekolah dasar tidak membutuhkan perangkat digital canggih atau fasilitas laboratorium komputer yang lengkap.
"Inti dari pembelajaran ini adalah melatih keterampilan berpikir komputasi (computational thinking) bukan sekadar mengoperasikan perangkat teknologi. Yang lebih penting adalah bagaimana mereka terbiasa berpikir runtut, logis dan sistematis, misalnya melalui permainan logika, menyusun langkah kegiatan sehari-hari atau puzzle yang melatih penalaran," katanya.
Baca juga: 256 guru ikuti diklat koding dan kecerdasan artifisial LPD FKIP UMS

