Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang berhasil memberikan kontribusi positif dalam menurunkan inflasi, khususnya di harga beras dan harga bahan untuk makan minum selama satu tahun terakhir.
Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti, di Semarang, Rabu, mengatakan keberhasilan itu diapresiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi saat High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID).
"Kota Semarang mendapatkan pujian karena mampu melakukan intervensi untuk menurunkan inflasi, khususnya harga beras dan harga bahan untuk makan minum selama satu tahun terakhir dari 22 persen menjadi 6,7 persen," katanya.
Menurut dia, keberhasilan tersebut terbilang luar biasa karena Kota Semarang bukan daerah lumbung pangan, tetapi bisa ikut mengintervensi harga pangan di pasaran.
"Yang luar biasa kenapa ? Karena kita bukan lumbung pangan. Kok bisa, bukan lumbung pangan kok bisa mengintervensi harga makan di masyarakat sampai bisa menurunkan inflasi sebesar itu," katanya.
Ia mengatakan keberhasilan Kota Semarang dalam ikut menurunkan inflasi tidak lepas dari berbagai inovasi program yang telah dilakukan Pemkot Semarang yang terbukti efektif dalam menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan warga.
Di antaranya, adalah program "Pak Rahman" (Pasar Pangan Rakyat Murah dan Aman), sebuah program yang dirancang untuk membantu masyarakat memperoleh kebutuhan pokok dengan harga bersahabat dan mutu terjamin.
"Melalui Pak Rahman, warga dapat mengakses pasokan pangan yang ekonomis dan aman secara langsung," katanya.
Selain itu, juga ada Badan Usaha Milik Petani (BUMP) Lumpang Semarang yang dibentuk Pemkot Semarang berperan vital dalam memperkuat struktur rantai pasokan makanan di Kota Semarang agar harga pangan tetap stabil dan terjangkau.
Bahkan, BUMP Lumpang Semar Sejahtera telah meraih pengakuan di tingkat nasional, yakni sukses menyabet gelar BUMP Terbaik dalam ajang Bank Indonesia Award 2024.
"Lumpang Semar adalah badan usaha milik kami. Yang kemudian diberikan pembiayaan modal oleh badan usaha kita. Untuk bisa tanam sehingga tidak perlu pergi ke tengkulak," kata Agustina.
Sebagai langkah nyata menjaga stabilitas harga komoditas pokok di tengah masyarakat, Pemkot Semarang baru saja memperkenalkan program Kempling Semar (Ketahanan Pangan Keliling Semarang) dengan mengerahkan delapan unit mobil keliling yang akan beroperasi setiap hari hingga akhir tahun 2025.
Armada Kempling Semar akan menyasar empat titik RW setiap hari, dengan tujuan merespon dinamika harga secara tanggap dan efisien, serta bekerja berdasarkan data dan pengawasan lapangan yang ketat.
Tim akan segera mendistribusikan bahan pokok ke lokasi-lokasi yang teridentifikasi mengalami lonjakan harga signifikan, dan kehadiran mobil Kempling Semar juga berfungsi sebagai operasi pasar harian.
"Komitmen ini harus terus dilakukan untuk mempererat sinergi dalam pengendalian inflasi demi mewujudkan stabilitas harga dan kesejahteraan seluruh warga Kota Semarang," pungkasnya.