Semarang (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Tengah menyebutkan bahwa kenaikan harga komoditas emas dan perhiasan turut mendorong inflasi di wilayah tersebut pada periode Oktober 2025.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jateng Rahmat Dwisaputra di Semarang, Kamis, mengatakan bahwa inflasi Jateng periode Oktober 2025 tercatat sebesar 0,40 persen (month to month).
Laju inflasi tersebut lebih tinggi dari bulan sebelumnya, yakni sebesar 0,21 persen, dan dari capaian inflasi nasional sebesar 0,28 persen (mtm).
Secara tahunan, kata dia, Jateng mengalami inflasi sebesar 2,86 persen (year on year), sejalan dengan inflasi nasional yang juga sebesar 2,86 persen (yoy).
Meski terjadi peningkatan inflasi, ia mengatakan perkembangan inflasi Jateng masih dalam rentang sasaran 2,5 plus minus 1 persen
Secara spasial, seluruh kota pantauan inflasi di Jateng mengalami inflasi secara bulanan, dengan laju tertinggi di Kota Surakarta yang mencatatkan inflasi 0,49 persen (mtm), sementara terendah berlangsung di Cilacap dan Purwokerto sebesar 0,33 persen (mtm).
Menurut dia, inflasi pada periode laporan, terutama dipengaruhi oleh peningkatan harga pada komoditas nonpangan, yaitu pada Kelompok Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya sebesar 0,21 persen (mtm).
Inflasi pada kelompok tersebut didorong kenaikan harga komoditas emas perhiasan sebesar 0,19 persen (mtm) seiring dengan tren peningkatan harga emas dunia yang mencapai all time high pada Oktober 2025.
Ia menjelaskan bahwa peningkatan harga emas terjadi seiring ketidakpastian global yang masih tinggi.
Berdasarkan data Trading Economics, harga emas dunia Oktober 2025 meningkat hingga sebesar 19,98 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan 60,66 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Selain itu, inflasi juga disumbang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, dengan komoditas, antara lain telur ayam ras dan daging ayam ras yang disebabkan kenaikan permintaan sejalan dengan pelaksanaan program MBG.
Sedangkan inflasi pada cabai merah terjadi seiring dengan masa puncak panen yang telah berlalu.
Di sisi lain, tekanan harga komoditas bawang merah relatif rendah karena masih memasuki masa panen di sejumlah sentra, antara lain di Kabupaten Brebes.
Peningkatan tekanan inflasi lebih lanjut didorong oleh Kelompok Transportasi yang mengalami inflasi dengan andil sebesar 0,02 persen (mtm).
Hal itu terjadi seiring dengan normalisasi tarif kereta api pascapemberian diskon tarif KA sebesar 20 persen dan flash sale tiket hingga Rp80.000 pada tanggal 28 September 2025 dalam rangka merayakan HUT Ke-80 PT KAI.
Untuk menjaga inflasi tetap berada pada rentang sasaran, kata Rahmat, BI bersama dengan para pemangku kepentingan di daerah yang tergabung dalam Forum TPID Jateng akan terus berkoordinasi dan bekerja sama melaksanakan berbagai program pengendalian inflasi.
Baca juga: Harga emas UBS-Galeri24 melonjak

