Temanggung (ANTARA) - Program Cerita Tanpa Suara (Ceria) di Perpustakaan Daerah Kabupaten Temanggung Jawa Tengah menggandeng tiga lembaga yang menangani anak-anak tunarungu dan wicara.
Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinpusip) Kabupaten Temanggung Niken Lestari di Temanggung, Minggu, menyampaikan tiga lembaga tersebut, yakni Pondok Pesantren Abata, SLB Temanggung, dan Kelompok Belajar Wijaya Kusuma.
"Mereka tiap hari Jumat meramaikan kegiatan program ceria di Perpustakaan Temanggung, secara bergiliran," katanya di Temanggung, Minggu.
Dalam rangka meningkatkan kunjungan ke perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Temanggung menyelenggarakan layanan story telling atau mendongeng khusus untuk teman-teman tunarungu dan wicara.
Ia menuturkan, jika selama ini layanan story telling diberikan kepada anak-anak yang memiliki pendengaran normal dan disampaikan secara lisan maka layanan Ceria disampaikan menggunakan bahasa isyarat dan ditujukan untuk yang memiliki kekurangan dalam mendengar.
Layanan ini diselenggarakan atas dasar Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab II Pasal 5 ayat 3 yang menyebutkan bahwa masyarakat yang memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.
Layanan Ceria dilaksanakan setiap Jumat pukul 10.00 WIB bertempat di Ruang Koleksi dan Pembelajaran Anak. Peserta kegiatan Layanan Ceria adalah siswa-siswi teman Tuli dari SLB Temanggung, Bimbel Kusuma Wijaya dan Pondok Pesantren Abata Temanggung.
Saat ini penutur dalam Layanan Ceria diampu oleh seorang pustakawan pertama bernama Anisa Kusuma Wardhani yang kebetulan juga seorang penyandang tunarungu dan wicara.
Konsep Layanan Ceria, pemustaka dari teman tuli akan diputarkan video cerita anak, kemudian penutur akan menceritakan percakapan dalam video tersebut melalui bahasa isyarat.
Baca juga: Pekan kunjungan perpustakaan Kota Magelang berhasil tarik minat pegiat literasi
Kepala Bidang Perpustakaan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Dinpusip) Kabupaten Temanggung Niken Lestari di Temanggung, Minggu, menyampaikan tiga lembaga tersebut, yakni Pondok Pesantren Abata, SLB Temanggung, dan Kelompok Belajar Wijaya Kusuma.
"Mereka tiap hari Jumat meramaikan kegiatan program ceria di Perpustakaan Temanggung, secara bergiliran," katanya di Temanggung, Minggu.
Dalam rangka meningkatkan kunjungan ke perpustakaan, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Temanggung menyelenggarakan layanan story telling atau mendongeng khusus untuk teman-teman tunarungu dan wicara.
Ia menuturkan, jika selama ini layanan story telling diberikan kepada anak-anak yang memiliki pendengaran normal dan disampaikan secara lisan maka layanan Ceria disampaikan menggunakan bahasa isyarat dan ditujukan untuk yang memiliki kekurangan dalam mendengar.
Layanan ini diselenggarakan atas dasar Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab II Pasal 5 ayat 3 yang menyebutkan bahwa masyarakat yang memiliki cacat dan/atau kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh layanan perpustakaan yang disesuaikan dengan kemampuan dan keterbatasan masing-masing.
Layanan Ceria dilaksanakan setiap Jumat pukul 10.00 WIB bertempat di Ruang Koleksi dan Pembelajaran Anak. Peserta kegiatan Layanan Ceria adalah siswa-siswi teman Tuli dari SLB Temanggung, Bimbel Kusuma Wijaya dan Pondok Pesantren Abata Temanggung.
Saat ini penutur dalam Layanan Ceria diampu oleh seorang pustakawan pertama bernama Anisa Kusuma Wardhani yang kebetulan juga seorang penyandang tunarungu dan wicara.
Konsep Layanan Ceria, pemustaka dari teman tuli akan diputarkan video cerita anak, kemudian penutur akan menceritakan percakapan dalam video tersebut melalui bahasa isyarat.
Baca juga: Pekan kunjungan perpustakaan Kota Magelang berhasil tarik minat pegiat literasi