Semarang (ANTARA) - Grab Indonesia kembali menggelar acara tahunan Grab Business Forum yang tahun ini mengusung tema Resilient Business Forward: Paving The Way to The Bolder Future. Memasuki tahun kelima, forum bisnis ini menghadirkan wadah bagi para pemimpin perusahaan, pembuat kebijakan, serta pemangku kepentingan dari berbagai industri untuk berdiskusi mengenai pentingnya memperkuat ketahanan bisnis di tengah gejolak ekonomi global.

Acara yang digelar secara hybrid tersebut dibuka dengan paparan khusus oleh Suahasil Nazara, Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia dan Chatib Basri, Ekonom Senior sekaligus Mantan Menteri Keuangan Republik Indonesia periode 2013-2014.

Suahasil Nazara mengatakan di tengah ketidakpastian ekonomi dan politik global, Indonesia berhasil membukukan pertumbuhan ekonomi tinggi serta menurunkan tingkat pengangguran yang bahkan mencapai level sebelum pandemi, dengan pencapaian yang baik ini, pemerintah optimistis pertumbuhan ekonomi pada 2024 mampu mencapai 5,2 persen.

"Konsumsi rumah tangga menopang sekitar 55 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB). Membuka aplikasi Grab saja, sudah berkontribusi meningkatkan permintaan rumah tangga, karena itu saya mengapresiasi peran besar Grab terhadap perkembangan gig economy yang telah menciptakan ruang ekonomi baru melalui digitalisasi," kata Suahasil Nazara.

Neneng Goenadi, Country Managing Director Grab Indonesia mengatakan tidak dapat dipungkiri pertumbuhan positif ekonomi nasional saat ini memberikan harapan dan angin segar bagi para pelaku industri. Meskipun demikian, penting bagi para pelaku usaha untuk dapat terus menjaga daya saing produk atau layanan, salah satunya dengan menggenjot produktivitas bisnis demi mencapai efisiensi yang optimal.

"Hal ini lah yang kami coba tawarkan lewat Grab For Business menawarkan solusi teknologi yang terintegrasi bagi perusahaan untuk menyederhanakan proses operasional harian,” kata Neneng.

Berdasarkan riset Total Economic Impact  yang dilakukan firma konsultan Forrester, perusahaan-perusahaan di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia, masih kesulitan untuk membuat proses operasional harian menjadi lebih efisien, mulai dari klaim reimbursement, mengelola pengeluaran bulanan untuk pemakaian mobil kantor, pengiriman barang, pemesanan makanan, hingga pembayaran utilitas, terlebih saat sebagian besar perusahaan kini mulai menerapkan kebijakan return-to-office.

Dalam hasil riset yang sama, disebutkan bahwa perusahaan mendapatkan return of investment sebesar 159 persen dengan menggunakan layanan Grab For Business yang membantu perusahaan untuk manajemen operasional harian, tidak hanya itu saja, waktu yang digunakan oleh karyawan untuk mengelola operasional sehari-hari juga berhasil dipangkas sebanyak lebih dari 11.500 jam setiap tahunnya.

“Kami menyadari kebutuhan operasional perusahaan terus berkembang agar dapat beradaptasi dengan dinamika pasar yang berubah-ubah. Untuk itu lah Grab For Business hadir dengan beragam solusi terintegrasi yang end-to-end guna menyederhanakan pengelolaan beragam operasional harian karyawan lewat satu portal saja," kata Roy Nugroho, Director of Grab For Business Grab Indonesia.

Grab For Business, sebagai salah satu bagian dari solusi Grab B2B, menawarkan ragam solusi teknologi yang terintegrasi dalam satu portal untuk meningkatkan produktivitas perusahaan. Tidak hanya meliputi layanan Grab seperti transportasi (GrabBike dan GrabCar), pengiriman (GrabExpress), pengantaran makanan (GrabFood), voucher hadiah digital (GrabGifts), belanja (GrabMart), dan layanan Grab lainnya (GrabMaps dan GrabAds).

Grab For Business juga memungkinkan perusahaan untuk melakukan pembayaran utilitas bulanan, dan menggunakan lebih banyak metode pembayaran yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, seperti corporate billing, corporate prepaid, kartu debit/kredit, tunai, OVO. Saat ini, Grab For Business telah melayani lebih dari 8.600 perusahaan di Indonesia, mulai dari perusahaan dengan skala kecil hingga besar.

Pewarta : Nur Istibsaroh
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024