Semarang (ANTARA) - Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu merespons keluhan warga mengenai kelangkaan elpiji melon di pasaran dengan mengecek pasokan bahan bakar bersubsidi itu di agen penyalur.
"Kemarin saya mendapatkan beberapa keluhan kelangkaan gas dari masyarakat Kota Semarang. Kalaupun ada harganya naik hampir 100 persen," kata Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita usai melakukan tinjauan di Agen Gas PT Nawolo Bersaudara di Jalan Majapahit No. 561 Kota Semarang.
Menurut dia, kenaikan harga hampir 100 persen tersebut lantaran rantai distribusi yang cukup panjang.
"Seperti di sini, dari PT Nawolo Bersaudara menyampaikan kalau dari agen harga gas elpiji 3 kg harganya Rp14.250, sampai di pangkalan harganya Rp15.500. Tetapi sampai di konsumen atau masyarakat sudah sampai Rp25.000-30.000," katanya.
Padahal, kata dia, banyak yang memakai elpiji 3 kg dari kalangan UMKM dan masyarakat menengah ke bawah yang sangat membutuhkan.
Tak hanya itu, lanjut Mbak Ita, suplai dari Pertamina juga telah ditentukan waktunya dan distribusi dari agen ke pangkalan juga sama, padahal di sela waktu yang ditentukan itu ada kekurangan-kekurangan.
"Dari agen juga menyampaikan bahwa sejak ada banjir memang ada kelangkaan elpiji 3 kg," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Sebelum melakukan sidak elpiji di lapangan, ia mengaku telah melakukan komunikasi dengan jajaran Pertamina.
"Kami semalam juga sudah berkomunikasi singkat dengan manajemen Pertamina. Dari Pertamina menyampaikan kalau sudah ada penambahan elpiji 3 kg di Kota Semarang," katanya.
Untuk memastikan, ia telah mengecek ke sejumlah agen gas, namun kenyataannya masih banyak agen yang kekurangan stok dan membutuhkan elpiji 3 kg.
"Kalau yang elpiji 12 kg banyak sekali dan masyarakat mudah mendapatkan. Namun yang 3 kg atau gas melon masih banyak yang kosong," katanya.
Menurut dia, kelangkaan elpiji bersubsidi tak hanya terjadi di Kota Semarang, tetapi juga terjadi di kabupaten/kota lain.
"Ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah, red.). Karena banyak teman-teman bupati/wali kota lain juga banyak datang ke agen-agen akibat kelangkaan di daerah. Tidak hanya di Semarang," katanya.
Ita mengaku akan berkomunikasi intensif dengan PT Pertamina untuk mencari solusi agar kelangkaan LPG bisa terselesaikan dengan baik sehingga masyarakat tak lagi mengeluhkan kelangkaan gas maupun kenaikan harga.
Sementara, Hasan selalu penanggung jawab Agen Gas PT Nawolo Bersaudara Majapahit Semarang mengaku bahwa Pertamina sudah memberi alokasi agen sesuai ketentuan.
"Kalau kami menyalurkan ke pangkalan pun sudah sesuai yang diberikan Pertamina. Tidak ada dikurangi maupun ditambahkan," katanya.
Menurut dia, kebutuhan masyarakat saat Lebaran yang meningkat kemungkinan membuat elpiji langka di pasaran.
"Jadi sebetulnya jumlah alokasi secara suplai dan 'demand' ini sesuai kebutuhan. Peningkatan juga bisa karena mungkin kemarin UMKM-UMKM yang pulang kampung sekarang sudah mulai berjualan. Itu mungkin menambah kebutuhan," katanya.
"Kemarin saya mendapatkan beberapa keluhan kelangkaan gas dari masyarakat Kota Semarang. Kalaupun ada harganya naik hampir 100 persen," kata Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Jawa Tengah, Jumat.
Hal tersebut disampaikan Ita, sapaan akrab Hevearita usai melakukan tinjauan di Agen Gas PT Nawolo Bersaudara di Jalan Majapahit No. 561 Kota Semarang.
Menurut dia, kenaikan harga hampir 100 persen tersebut lantaran rantai distribusi yang cukup panjang.
"Seperti di sini, dari PT Nawolo Bersaudara menyampaikan kalau dari agen harga gas elpiji 3 kg harganya Rp14.250, sampai di pangkalan harganya Rp15.500. Tetapi sampai di konsumen atau masyarakat sudah sampai Rp25.000-30.000," katanya.
Padahal, kata dia, banyak yang memakai elpiji 3 kg dari kalangan UMKM dan masyarakat menengah ke bawah yang sangat membutuhkan.
Tak hanya itu, lanjut Mbak Ita, suplai dari Pertamina juga telah ditentukan waktunya dan distribusi dari agen ke pangkalan juga sama, padahal di sela waktu yang ditentukan itu ada kekurangan-kekurangan.
"Dari agen juga menyampaikan bahwa sejak ada banjir memang ada kelangkaan elpiji 3 kg," kata orang nomor satu di Kota Semarang itu.
Sebelum melakukan sidak elpiji di lapangan, ia mengaku telah melakukan komunikasi dengan jajaran Pertamina.
"Kami semalam juga sudah berkomunikasi singkat dengan manajemen Pertamina. Dari Pertamina menyampaikan kalau sudah ada penambahan elpiji 3 kg di Kota Semarang," katanya.
Untuk memastikan, ia telah mengecek ke sejumlah agen gas, namun kenyataannya masih banyak agen yang kekurangan stok dan membutuhkan elpiji 3 kg.
"Kalau yang elpiji 12 kg banyak sekali dan masyarakat mudah mendapatkan. Namun yang 3 kg atau gas melon masih banyak yang kosong," katanya.
Menurut dia, kelangkaan elpiji bersubsidi tak hanya terjadi di Kota Semarang, tetapi juga terjadi di kabupaten/kota lain.
"Ini yang menjadi PR (pekerjaan rumah, red.). Karena banyak teman-teman bupati/wali kota lain juga banyak datang ke agen-agen akibat kelangkaan di daerah. Tidak hanya di Semarang," katanya.
Ita mengaku akan berkomunikasi intensif dengan PT Pertamina untuk mencari solusi agar kelangkaan LPG bisa terselesaikan dengan baik sehingga masyarakat tak lagi mengeluhkan kelangkaan gas maupun kenaikan harga.
Sementara, Hasan selalu penanggung jawab Agen Gas PT Nawolo Bersaudara Majapahit Semarang mengaku bahwa Pertamina sudah memberi alokasi agen sesuai ketentuan.
"Kalau kami menyalurkan ke pangkalan pun sudah sesuai yang diberikan Pertamina. Tidak ada dikurangi maupun ditambahkan," katanya.
Menurut dia, kebutuhan masyarakat saat Lebaran yang meningkat kemungkinan membuat elpiji langka di pasaran.
"Jadi sebetulnya jumlah alokasi secara suplai dan 'demand' ini sesuai kebutuhan. Peningkatan juga bisa karena mungkin kemarin UMKM-UMKM yang pulang kampung sekarang sudah mulai berjualan. Itu mungkin menambah kebutuhan," katanya.