Semarang (ANTARA) - Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah segera berkomunikasi dengan pengurus Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) terkait dengan rencana pemindahan pedagang kaki lima (PKL) Barito Karya Mandiri yang dahulu berjualan di kawasan Barito.

Sekretaris Daerah Kota Semarang Iswar Aminuddin di Semarang, Kamis, menjelaskan bahwa PKL Barito Karya Mandiri selama ini menempati lahan milik MAJT Semarang setelah direlokasi dari kawasan Barito.

Namun, kata dia, masa kontrak di lahan milik MAJT tersebut berakhir sehingga PKL Barito Karya Mandiri dipindahkan ke wilayah Sawah Besar yang telah disiapkan lahannya, tetapi ternyata belum jadi.

"MAJT sudah selesai masa kontraknya, pedagang harus meninggalkan tempat dan rencananya direlokasi ke Sawah Besar, tapi nyatanya tempat di sana (Sawah Besar, red.) belum siap," katanya.

Belum siapnya lahan di Sawah Besar itu, diakuinya, membuat kalangan pedagang resah sehingga melakukan audiensi dengan Pemkot Semarang terkait nasibnya agar bisa tetap berjualan.

Terkait keresahan para pedagang, kata Iswar, nantinya pemkot melakukan diskusi dengan pihak MAJT agar para pedagang bisa tinggal sementara sampai pembangunan pasar di Sawah Besar rampung.

"Nanti kami akan sampaikan agar pedagang tetap bisa tinggal disana. Nanti, sistemnya bagaimana, apakah sewa atau gimana. Moga-moga saja pihak MAJT setuju, dan bisa saling mengerti," katanya.

Untuk pembangunan tempat relokasi pedagang Barito Karya Mandiri di Sawah Besar, ia mengatakan rencananya dibangun pada 2025 sehingga pedagang harus dicarikan tempat sementara.

Mengenai rencana pedagang yang menurut informasi akan membangun lapak secara mandiri di Sawah Besar, Iswar mengatakan batal dilakukan karena ada pedagang yang tidak sepakat membangun lapak sendiri.

"Dari pada dibangun dua kali, sekalian saja dibangun Pemkot Semarang. Jadi, pedagang bisa bertahan dulu (di MAJT, red.). Total ada sekitar 500 pedagang di Barito Karya Mandiri," katanya.

Baca juga: MAJT tegaskan komitmen jadi pusat peradaban bertaraf internasional

Pewarta : Zuhdiar Laeis
Editor : Edhy Susilo
Copyright © ANTARA 2024