Solo (ANTARA) - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) berupaya menurunkan angka stunting melalui penguatan kerja sama pentahelix atau multipihak.

Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah Eka Sulistia Ediningsih pada Roadshow Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Melalui Penguatan Sinergitas Pemerintah dan Media di Solo, Jawa Tengah, Rabu malam, mengatakan hal ini sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

"Oleh karena itu, kerja sama pentahelix harus dilakukan, bukan hanya pemerintah dengan pemerintah, tetapi juga dengan dunia usaha, swasta, dan tidak kalah penting dengan dunia media," katanya.

Terkait hal itu, menurut dia, strategi penurunan stunting salah satunya persoalan komitmen pimpinan, tidak hanya di pusat tapi juga di semua lini. Selanjutnya, komitmen kedua upaya menyebarluaskan informasi mengenai stunting.

"Ketiga yang diharapkan adalah bagaimana kita bisa melakukan komunikasi antarpribadi dengan kelompok. Yang tidak kalah penting adalah komunikasi untuk memobilisasi berbagai pihak, tokoh formal maupun informal sehingga semua bisa berupaya pada penurunan angka stunting," katanya.

Ia berharap, upaya percepatan penurunan angka stunting tidak berhenti sampai di sini mengingat pada 2024 ditargetkan angka stunting turun di bawah 14 persen.

"Seharusnya kalau di perpres itu 14 persen, namun Pulau Jawa kan merupakan penyangga utama, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten," katanya.

Ia mengatakan jika Jawa Tengah tidak mampu menekan angka stunting menjadi di bawah 14 persen maka angka stunting di dalam negeri berpotensi naik.

"2024 tinggal beberapa saat lagi, waktunya tinggal sedikit, kami butuh berbagai upaya," katanya.

Sekretaris Daerah Kota Surakarta Budi Murtono mengatakan penurunan stunting salah satu program prioritas presiden.

Oleh karena itu, menurut dia, perlu pendekatan komprehensif, baik dari sisi ekonomi, keluarga, pola asuh, perilaku hidup sehat, maupun pemanfaatan sumber daya alam.

Meski demikian, diakuinya, sejauh ini media massa penopang sosialisasi program pemerintah. Di sisi lain, masyarakat perlu memperoleh sosialisasi yang komprehensif.

"Media massa memiliki fungsi strategis, penguatan stakeholder (pemangku kepentingan). Harapannya roadshow jadi sarana pegiat berkumpul, peran stakeholder dalam mendukung percepatan penurunan. Harapannya stunting dapat diturunkan hingga di bawah 14 persen pada tahun 2024," katanya.

Melalui sambungan daring, Direktur Tata Kelola dan Kemitraan Komunikasi Publik Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Hasyim Gautama mengatakan penurunan kasus stunting menjadi salah satu program prioritas nasional.

"Sebetulnya penurunan prevalensi cukup signifikan, dari 36 persen jadi 21 persen, tapi harus diturunkan lagi jadi 14 persen di tahun depan," katanya.

Terkait hal itu, dikatakannya, berbagai upaya ditempuh, mulai dari literasi kepada pasangan yang akan menikah hingga pembagian makanan bergizi di posyandu.

"Dalam hal ini perlu upaya lebih untuk mencapai target tahun depan, termasuk penguatan kolaborasi pemerintah dengan masyarakat diwujudkan secara konkrit dengan model pentahelix," katanya.

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Teguh Imam Wibowo
Copyright © ANTARA 2024