Magelang (ANTARA) - Wali Kota Magelang Muchamad Nur Aziz mengukuhkan kepengurusan Majelis Umat Kristen Indonesia (MUKI) Kota Magelang masa bakti 2021-2026 di Pendopo Pengabdian Rumah Jabatan Wali Kota Magelang dengan ketua Pendeta Suryono.
Wali Kota Nur Aziz dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Jumat, menyatakan pengukuhan pengurus MUKI menjadi wujud komitmen Pemkot Magelang dalam memberikan ruang bagi semua agama yang diakui pemerintah.
"Kita ingin Kota Magelang ini menjadi rumah bersama. Maka pendopo ini kita pakai tidak hanya satu agama, tapi semua agama yang diakui pemerintah, kita akomodir, termasuk komponen masyarakat, sesuai dengan peran dan fungsi pemerintah," katanya.
Ia mengatakan tentang komitmen Pemkot Magelang memupuk toleransi antarumat beragama yang sudah berjalan secara alami di daerah itu.
Ia juga mengharapkan umat Kristen semakin solid dan kompak sehingga bisa membantu umatnya dan umat yang lain.
Selain itu, ia mengatakan tentang pentingnya umat Kristen di daerah itu berkontribusi dalam pembangunan di berbagai bidang, termasuk dalam masalah politis mereka harus kompak menentukan siapa yang akan mewakili mereka, lewat partai-partai yang ada.
"Sebab, politik adalah saluran untuk mengawal anggaran-anggaran atau hibah dari pemerintah," ujarnya.
Ketua DPD MUKI Kota Magelang Pendeta Suyono menerangkan jumlah pengurus yang dikukuhkan 20 orang.
MUKI, katanya, ingin terlibat dan menjadi mitra pemerintah mewujudkan Kota Magelang yang maju, sedangkan tugas MUKI berhubungan dengan konteks umat Kristen, di antaranya dalam peningkatan ekonomi, kesejahteraan, politik, dan hukum.
"Yang akan kita kerjakan itu, konteksnya umat. Kita jadi mitra pemerintah, menjadi jembatan umat yang selama ini mungkin sulit. Tugas kita berurusan dengan umat," katanya.
Ke depan, katanya, MUKI akan berkerja sama dengan organisasi masyarakat (ormas) di luar agama Kristen untuk mewujudkan masyarakat yang bertoleransi.
Misalnya, katanya, kerja sama dengan NU, Muhammadiyah, dan ormas lainnya.
"Kami akan kerja sama dengan ormas di luar kristen, salah satunya dengan mengadakan kegiatan dengan NU dan Muhammadiyah untuk mewujudkan toleransi itu. Hal itu penting karena jadi jembatan agar Kota Magelang lebih maju. Kalau kerja sama dengan ormas lain toleransi bisa terwujud," katanya.
Wali Kota Nur Aziz dalam rilis Bagian Prokompim Pemkot Magelang di Magelang, Jumat, menyatakan pengukuhan pengurus MUKI menjadi wujud komitmen Pemkot Magelang dalam memberikan ruang bagi semua agama yang diakui pemerintah.
"Kita ingin Kota Magelang ini menjadi rumah bersama. Maka pendopo ini kita pakai tidak hanya satu agama, tapi semua agama yang diakui pemerintah, kita akomodir, termasuk komponen masyarakat, sesuai dengan peran dan fungsi pemerintah," katanya.
Ia mengatakan tentang komitmen Pemkot Magelang memupuk toleransi antarumat beragama yang sudah berjalan secara alami di daerah itu.
Ia juga mengharapkan umat Kristen semakin solid dan kompak sehingga bisa membantu umatnya dan umat yang lain.
Selain itu, ia mengatakan tentang pentingnya umat Kristen di daerah itu berkontribusi dalam pembangunan di berbagai bidang, termasuk dalam masalah politis mereka harus kompak menentukan siapa yang akan mewakili mereka, lewat partai-partai yang ada.
"Sebab, politik adalah saluran untuk mengawal anggaran-anggaran atau hibah dari pemerintah," ujarnya.
Ketua DPD MUKI Kota Magelang Pendeta Suyono menerangkan jumlah pengurus yang dikukuhkan 20 orang.
MUKI, katanya, ingin terlibat dan menjadi mitra pemerintah mewujudkan Kota Magelang yang maju, sedangkan tugas MUKI berhubungan dengan konteks umat Kristen, di antaranya dalam peningkatan ekonomi, kesejahteraan, politik, dan hukum.
"Yang akan kita kerjakan itu, konteksnya umat. Kita jadi mitra pemerintah, menjadi jembatan umat yang selama ini mungkin sulit. Tugas kita berurusan dengan umat," katanya.
Ke depan, katanya, MUKI akan berkerja sama dengan organisasi masyarakat (ormas) di luar agama Kristen untuk mewujudkan masyarakat yang bertoleransi.
Misalnya, katanya, kerja sama dengan NU, Muhammadiyah, dan ormas lainnya.
"Kami akan kerja sama dengan ormas di luar kristen, salah satunya dengan mengadakan kegiatan dengan NU dan Muhammadiyah untuk mewujudkan toleransi itu. Hal itu penting karena jadi jembatan agar Kota Magelang lebih maju. Kalau kerja sama dengan ormas lain toleransi bisa terwujud," katanya.