Semarang (ANTARA) - Berlokasi di Kota Lama, Semarang Creative Gallery menjadi rumah bagi ratusan UMKM untuk menampilkan produk kreatif dan kerajinan unik di Semarang. Semarang Creative Gallery menjadi tempat yang menawarkan produk kualitas tinggi dari pengrajin terbaik di Kota Semarang.

Fasilitator Promosi Semarang Creative Gallery Tiwi ditemui di lokasi, Jumat menjelaskan Semarang Creative Gallery berdiri sejak 2017. Semarang Creative Gallery memasarkan produk-produk dari pengrajin lokal Semarang dengan kualitas siap ekspor. Selain di kawasan Kota Lama, Semarang Creative Gallery juga terdapat di Balaikota dan Pasar Bulu Semarang.

Tiwi menjelaskan yang membedakan produk UMKM Semarang Creative Gallery di setiap tempat adalah kualitasnya. Untuk produk UMKM yang ada di Kota Lama adalah produk dengan kualitas tertinggi. Sebelum dipasarkan, Dinas Koperasi akan mengkurasi produk-produk UMKM yang terdaftar kemudian dipasarkan ke lokasi yang sesuai dengan kualitas produknya.

"Sistemnya itu mereka mendaftar terus nanti ada tim kurasi dari Dinas Koperasi. Setelah dikurasi produknya masuknya ke Kota Lama atau Balaikota atau Pasar Bulu tinggal melihat kualitasnya," jelas Tiwi.

Baca juga: Jateng-Inggris jajaki peningkatan kerja sama ekspor dan investasi

Baca juga: Ekspor Kabuapten Batang capai 50,61 juta dolar AS pada 2022

Tiwi juga menjelaskan bahwa antara di Kota Lama, Balai Kota, maupun Pasar Bulu produk yang dipasarkan ada yang sama dan ada yang berbeda.

"Kalau yang di Kota Lama ini produk unggulan, produk premium," sambungnya.

Terdapat sekitar 124 UMKM yang dijual melalui Semarang Creative Gallery di Kota Lama Semarang. Selain penjualan secara luring, mereka juga melakukan penjualan melalui media sosial dan pameran-pameran luar kota maupun luar negeri.

"Untuk standar kurasi, biasanya dari bahan terus kerapian jahitan dan kualitas produknya," kata Neni, Fasilitator Promosi Semarang Creative Gallery lainnya.

Untuk harga produk yang dipasarkan oleh Semarang Creative Gallery, lanjut Neni, berkisar dari Rp5.000 hingga Rp5 juta.

"Pembelinya biasanya campur sih, kalau turis (luar negeri) biasanya mereka yang sedang menunggu kapal pesiar dan berlabuh di Semarang," kata Neni.

Baca juga: Temanggung ekspor kopi ke berbagai negara

Pewarta : Helen Mutiara*/Nur Istibsaroh
Editor : Nur Istibsaroh
Copyright © ANTARA 2024