Semarang (ANTARA) - Tim Kedaireka Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Sabtu, (29/10) di Red Chilli Restoran Purwokerto.
FGD Strategi Pengembangan Sayur dan Melon Hidroponik berbasis Smart Technology tersebut merupakan implementasi dari Program Kedaireka (Matching Fund) 2022 dengan judul program Opimalisasi Greenhouse dengan Pemanfaatan Teknologi Berbasis Internet of Things (IoT) untuk Meningkatkan Produksi Sayur dan Melon Premium di Kabupaten Temanggung.
FGD dihadiri oleh Dr. Eni Sumarni, S.TP, M.Si, (Ketua Tim Matching Fund), Prof. Loekas Soesanto, Ph.D., Okti Herliana, SP., MP., Ni Wayan Anik Leana, SP., MP., Lutfi Zulkifli SP.,MP., Widhiatmoko Herry P, ST., MT., dan Priswanto, ST., M.Eng selaku anggota tim.
Kegiatan itu mendapat sambutan positif dari Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan/ WR II Unsoed Dr. Kuat Puji Prayitno, SH, M.Hum yang turut hadir memberikan sambutan dan mengapresiasi kolaborasi tim dengan mitra dalam program Matching Fund (MF).
Baca juga: Unsoed sabet tiga medali di ajang Peksiminas XVI
Kabupaten Temanggung, dengan topografi dan iklimnya yang sejuk sangat sesuai sebagai tempat dikembangkannya berbagai macam komoditas hortikultura.
Pada tahun 2021, Presiden Joko Widodo mencanangkan gerakan Food Estate di lima kecamatan, salah satunya Kecamatan Bansari yang merupakan daerah sentra penghasil sayur dan melon, baik yang dibudidayakan secara konvensional maupun hidroponik.
Dalam rangka memenuhi amanat Presiden, maka Pemerintah Daerah, Dinas Pertanian dan Gapoktan Rahayu Makmur perlu mengatur strategi agar dapat meningkatkan produksi dan kualitas sayur dan melon yang selama ini sudah dikembangkan agar lebih mampu bersaing di pasar nasional.
Kegiatan FGD ini diikuti oleh Perwakilan Gapoktan Rahayu Makmur, Petugas Penyuluh Lapangan Kecamatan Bansari, Kepala Desa Bansari, mahasiswa magang dalam program MBKM dan mahasiswa yang mengikuti penelitian pendukung program MF.
Narasumber dalam kegiatan FGD adalah Agung B Prabowo, S.P., M.P. yang merupakan Konsultan Hidroponik dari PT. Sapotran Utama.
Baca juga: Delegasi Unsoed siap ukir prestasi di Peksiminas XVI
Dalam kesempatan itu Agung berbagi pengalaman mengelola greenhouse skala industri dengan luasan 5 ha di Lembang Bandung untuk memenuhi pasar Jabodetabek dan ekspor.
Dia juga berbagi tips bagaimana dapat menghasilkan produk sayur dan buah hidroponik yang memiliki kualitas bagus.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto dan Kabid Hortikultura Sumarno juga turut hadir memberikan dukungan dan arahan kepada Kelompok Tani Rahayu Makmur.
Kolaborasi pelaku usaha tani dengan akademisi menjadi satu strategi kunci keberhasilan dalam upaya peningkatan produksi dan kualitas komoditas hortikultura.
Melalui program Matching Fund, Tim Peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman hadir memberikan alih teknologi untuk membantu pengembangan komoditas sayur dan melon sekaligus hilirisasi hasil inovasi akademisi.
Teknologi tersebut berupa alat otomatisasi greenhouse untuk mengatur iklim mikro dan nutrisi agar presisi sesuai dengan kebutuhan tiap fase pertumbuhan tanaman.
Baca juga: Akuntansi Unsoed gelar kuliah umum mengenai "Corporate Governance"
Pemanfaatan smart teknologi berbasis IoT menjadikan usaha tani lebih praktis, efisien dan modern sehingga diharapkan mampu menjawab permasalahan dalam kegiatan on farm sekaligus menarik minat kaum milenial untuk mulai menekuni bisnis bidang pertanian.
Strategi kedua adalah pengelolaan hama penyakit tanaman perlu dilakukan secara terpadu agar mampu menekan kerugian dan kegagalan panen. Teknologi pemanfaatan agensia hayati dan metabolit sekunder menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan efektif untuk diaplikasikan pada budidaya sayur di lahan konvensional maupun hidroponik.
Strategi ketiga adalah sistem pemasaran berbasis internet dengan kekuatan branding menjadi kunci perluasan pasar.
Mahasiswa yang ikut hadir mendapatkan tambahan wawasan mengenai pentingnya kerja sama berbagai pihak terkait dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pertanian.
Kegiatan FGD berjalan dengan lancar dan menghasilkan kesepakatan agar semua pihak menerapkan strategi yang sudah dirumuskan sehingga tujuan peningkatan produksi dan kualitas komoditas hortikultura di Kecamatan Bansari dapat diwujudkan.
Baca juga: Dosen Farmasi Unsoed jadi "visiting scientist" di Jerman
FGD Strategi Pengembangan Sayur dan Melon Hidroponik berbasis Smart Technology tersebut merupakan implementasi dari Program Kedaireka (Matching Fund) 2022 dengan judul program Opimalisasi Greenhouse dengan Pemanfaatan Teknologi Berbasis Internet of Things (IoT) untuk Meningkatkan Produksi Sayur dan Melon Premium di Kabupaten Temanggung.
FGD dihadiri oleh Dr. Eni Sumarni, S.TP, M.Si, (Ketua Tim Matching Fund), Prof. Loekas Soesanto, Ph.D., Okti Herliana, SP., MP., Ni Wayan Anik Leana, SP., MP., Lutfi Zulkifli SP.,MP., Widhiatmoko Herry P, ST., MT., dan Priswanto, ST., M.Eng selaku anggota tim.
Kegiatan itu mendapat sambutan positif dari Wakil Rektor Bidang Umum dan Keuangan/ WR II Unsoed Dr. Kuat Puji Prayitno, SH, M.Hum yang turut hadir memberikan sambutan dan mengapresiasi kolaborasi tim dengan mitra dalam program Matching Fund (MF).
Baca juga: Unsoed sabet tiga medali di ajang Peksiminas XVI
Kabupaten Temanggung, dengan topografi dan iklimnya yang sejuk sangat sesuai sebagai tempat dikembangkannya berbagai macam komoditas hortikultura.
Pada tahun 2021, Presiden Joko Widodo mencanangkan gerakan Food Estate di lima kecamatan, salah satunya Kecamatan Bansari yang merupakan daerah sentra penghasil sayur dan melon, baik yang dibudidayakan secara konvensional maupun hidroponik.
Dalam rangka memenuhi amanat Presiden, maka Pemerintah Daerah, Dinas Pertanian dan Gapoktan Rahayu Makmur perlu mengatur strategi agar dapat meningkatkan produksi dan kualitas sayur dan melon yang selama ini sudah dikembangkan agar lebih mampu bersaing di pasar nasional.
Kegiatan FGD ini diikuti oleh Perwakilan Gapoktan Rahayu Makmur, Petugas Penyuluh Lapangan Kecamatan Bansari, Kepala Desa Bansari, mahasiswa magang dalam program MBKM dan mahasiswa yang mengikuti penelitian pendukung program MF.
Narasumber dalam kegiatan FGD adalah Agung B Prabowo, S.P., M.P. yang merupakan Konsultan Hidroponik dari PT. Sapotran Utama.
Baca juga: Delegasi Unsoed siap ukir prestasi di Peksiminas XVI
Dalam kesempatan itu Agung berbagi pengalaman mengelola greenhouse skala industri dengan luasan 5 ha di Lembang Bandung untuk memenuhi pasar Jabodetabek dan ekspor.
Dia juga berbagi tips bagaimana dapat menghasilkan produk sayur dan buah hidroponik yang memiliki kualitas bagus.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan Kabupaten Temanggung Joko Budi Nuryanto dan Kabid Hortikultura Sumarno juga turut hadir memberikan dukungan dan arahan kepada Kelompok Tani Rahayu Makmur.
Kolaborasi pelaku usaha tani dengan akademisi menjadi satu strategi kunci keberhasilan dalam upaya peningkatan produksi dan kualitas komoditas hortikultura.
Melalui program Matching Fund, Tim Peneliti dari Universitas Jenderal Soedirman hadir memberikan alih teknologi untuk membantu pengembangan komoditas sayur dan melon sekaligus hilirisasi hasil inovasi akademisi.
Teknologi tersebut berupa alat otomatisasi greenhouse untuk mengatur iklim mikro dan nutrisi agar presisi sesuai dengan kebutuhan tiap fase pertumbuhan tanaman.
Baca juga: Akuntansi Unsoed gelar kuliah umum mengenai "Corporate Governance"
Pemanfaatan smart teknologi berbasis IoT menjadikan usaha tani lebih praktis, efisien dan modern sehingga diharapkan mampu menjawab permasalahan dalam kegiatan on farm sekaligus menarik minat kaum milenial untuk mulai menekuni bisnis bidang pertanian.
Strategi kedua adalah pengelolaan hama penyakit tanaman perlu dilakukan secara terpadu agar mampu menekan kerugian dan kegagalan panen. Teknologi pemanfaatan agensia hayati dan metabolit sekunder menjadi alternatif yang ramah lingkungan dan efektif untuk diaplikasikan pada budidaya sayur di lahan konvensional maupun hidroponik.
Strategi ketiga adalah sistem pemasaran berbasis internet dengan kekuatan branding menjadi kunci perluasan pasar.
Mahasiswa yang ikut hadir mendapatkan tambahan wawasan mengenai pentingnya kerja sama berbagai pihak terkait dan pemanfaatan teknologi dalam dunia pertanian.
Kegiatan FGD berjalan dengan lancar dan menghasilkan kesepakatan agar semua pihak menerapkan strategi yang sudah dirumuskan sehingga tujuan peningkatan produksi dan kualitas komoditas hortikultura di Kecamatan Bansari dapat diwujudkan.
Baca juga: Dosen Farmasi Unsoed jadi "visiting scientist" di Jerman