Boyolali (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Provinsi Jawa Tengah, melakukan pemetaan vaksinasi hewan ternak dengan melibatkan Satgas "Jogo Kewan" guna penanganan wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) di daerah itu.

"Peran camat dan kepala desa dalam pemetaan vaksinasi PMK melalui 'Jogo Kewan' dilakukan cukup signifikan. Jadi kasus PMK ada 'Jogo Kewan', sedangkan kasus COVID-19 ada 'Jogo Tonggo'," kata Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Sekda Boyolali Insan Adi Asmono dalam acara evaluasi penanganan wabah PMK di Boyolali, Senin.

Dalam vaksinasi PMK tahap pertama di Boyolali sebanyak 1.900 dosis sudah disuntikkan terhadap sapi prioritas jenis perah atau sapi yang mempunyai usia panjang, sebanyak 1.896 dosis dan selesai hingga tanggal 2 Juli 2022.

Kegiatan vaksinasi PMK di Boyolali langkah selanjutnya, kata dia, menunggu droping dari pemerintah, di samping mengajukan surat ke Disnakan Provinsi Jateng.

"Jadi mekanismenya vaksin PMK sama dengan vaksin COVID-19 dipantau melalui aplikasi apakah sudah selesai dilakukan atau belum. Kegiatan vaksin PMK ini, kami sudah menginput semua di aplikasi dan tinggal menunggu respons kementerian kapan ditambahkan vaksin," kata dia.

Baca juga: Temanggung selesaikan 1.000 dosis vaksinasi PMK

Ia menjelaskan tentang perbedaan vaksinasi COVID-19 dan PMK, di mana vaksinasi COVID-19 orang bisa dikumpulkan, sedangkan vaksinasi PMK sapi harus didatangkan satu demi satu dengan pendampingan pemilik atau peternak.

Vaksinasi PMK di Boyolali dengan menurunkan 155 vaksinator. Mereka saat ini menunggu pasokan vaksin tahap kedua.

Pendataan terhadap sapi yang akan divaksin dilakukan pihak kecamatan bersama penyuluh pertanian dan petugas kesehatan hewan Disnakan. 

Mekanisme peternak yang memvaksin ternak sudah dipetakan di tingkat kecamatan sehingga mereka menunggu karena yang diprioritaskan sapi dengan usia panjang atau sapi perah.

Jika sapi usia tidak panjang setelah divaksin kemudian dijual, kata dia, hal itu sebagai percuma.

"Pertimbangan itu, sudah ditetapkan di Satgas 'Jogo Kewan' dan peternak tunggu saja jika vaksinnya ada petugas akan datang ke desa masing-masing," katanya.

Baca juga: Pemkab Karanganyar canangkan percepatan vaksinasi sapi cegah PMK

Kepala Disnakan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati mengatakan realisasi perkembangan wabah PMK di Boyolali hingga Senin ini, hewan ternak yang suspek mencapai 4.642 ekor, yang positif 32 ekor, mati karena terjangkit PMK 39 ekor, dan sembuh dari PMK sebanyak 779 ekor, dan dipotong paksa tujuh ekor, sisa kasus masih 3.849 ekor dan telah tervaksin 1.896 ekor.

Kendati demikian, kata dia, ketersediaan hewan ternak untuk kurban di Boyolali menjelang Idul Adha, terutama sapi, masih mencukupi.

Bahkan, Disnakan setempat pada Senin ini, melayani surat keterangan kesehatan hewan (SKKH) sebanyak 10 titik atau sekitar 100 ekor untuk mengirimkan hewan ternak sapi ke luar kota.

Permintaan SKKH, terutama sapi menjelang Idul Kurban, sekitar 100 ekor per hari. Hewan ternak kebanyakan dikirim ke luar daerah, antara lain Bekasi, Tangerang, dan daerah lainnya di Jawa Barat.

"Kami mengharap masyarakat yang menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban untuk menaati ketentuan yang ada dengan mengendalikan penyebaran PMK," kata Lusia.

Baca juga: Pemprov Jateng percepat vaksinasi ternak
Baca juga: Vaksinasi PMK di Kudus prioritaskan sapi perah
Baca juga: Pemkot Surakarta memperoleh jatah 100 dosis vaksin PMK

Pewarta : Bambang Dwi Marwoto
Editor : Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2024