Karanganyar (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah mencanangkan percepatan vaksinasi terhadap sapi untuk mencegah penyebaran penyakit mulut dan kuku (PMK) di Kelurahan Popongan, Kecamatan Karanganyar Kota, Jumat.
Pada kegiatan di Kelompok Peternak Ngudi Rejeki Kelurahan Popongan itu, antara lain dihadiri Bupati Karanganyar Juliyatmono, Kepala Polres Karanganyar AKBP Danang Kuswoyo, Kasdim 0727/Karanganyar Mayor Sudarmin, serta sejumlah pejabat pemkab setempat.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar Siti Maisyaroch Karanganyar mengatakan 1.500 di antara bantuan 3.000 dosis vaksin PMK yang diterima, sudah disuntikkan kepada sapi sasaran vaksinasi tersebut.
"Namun, pencanangan secara resmi vaksinasi sapi baru dilakukan pada Jumat ini, bersamaan dengan Hari Bhayangkara," katanya.
Dia mengatakan sapi yang sakit dipisah dengan ternak sehat untuk diobati secara khusus agar segera sembuh. Vaksinasi itu khusus untuk sapi yang sehat dan dipelihara lama.
Untuk sapi hewan kurban, kata Siti, dijaga kebersihan kandang, makanan, diberi suplemen herbal bervitamin C, D, dan E. Begitu pula sapi bunting, meski vaksin tidak sampai uterus tetapi disarankan tidak divaksin.
Dia menyebut dari 71.000-an ekor sapi di Karanganyar, yang terkena PMK sekitar 300-an ekor, suspek 300-an ekor, dan mati lima ekor itu, belum tentu karena PMK.
"Jadi untuk persediaan kurban yang hanya 1.500-an ekor itu, lebih dari cukup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir tentang ketersediaan hewan kurban," katanya.
Dia mengatakan 3.000 dosis vaksin sebagai penyaluran pertama. Pihaknya masih meminta tambahan vaksin kepada pemerintah pusat melalui pemprov setempat. Sebanyak 3.000 dosis vaksin pertama itu, harus habis pada tanggal 2 Juli 2022 sehingga selama dua hari ini petugas bekerja keras melakukan vaksinasi.
Dalam vaksinasi sapi milik Kelompok Peternak Ngudi Rejeki Kelurahan Popongan itu, dengan sasaran 40 ekor sapi, tetapi delapan ekor tidak divaksin karena sudah laku dijual untuk hewan kurban.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan sapi yang mau disembelih untuk kurban jangan divaksin sebab pengaruh vaksin baru terbentuk setelah sebulan.
Selain itu, efek pada sapi yang divaksin, sampai seminggu pertama masih terasa. Vaksin sudah pasti belum sepenuhnya merasuk sehingga memengaruhi antara lain daging dan warna yang beda.
Oleh karena itu, vaksinasi hanya diberikan pada sapi yang masih memiliki hidup lama, tidak segera untuk kurban, tidak segera dijual untuk daging harian.
Ia mengemukakan pentingnya kesadaran peternak dan masyarakat lainnya tentang vaksinasi sebagai ikhtiar mewujudkan kekebalan sapi dari PMK dan tetap baik serta sehat.
"Upayakan hewan ternak untuk kurban yang sehat diberi suplemen herbal, vaksin agar sehat, gemuk, dan dijual mahal. Jangan sombong karena sudah divaksin pasti sehat. Kita hanya berupaya," kata dia.
Pada kegiatan di Kelompok Peternak Ngudi Rejeki Kelurahan Popongan itu, antara lain dihadiri Bupati Karanganyar Juliyatmono, Kepala Polres Karanganyar AKBP Danang Kuswoyo, Kasdim 0727/Karanganyar Mayor Sudarmin, serta sejumlah pejabat pemkab setempat.
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (Dispertan PP) Kabupaten Karanganyar Siti Maisyaroch Karanganyar mengatakan 1.500 di antara bantuan 3.000 dosis vaksin PMK yang diterima, sudah disuntikkan kepada sapi sasaran vaksinasi tersebut.
"Namun, pencanangan secara resmi vaksinasi sapi baru dilakukan pada Jumat ini, bersamaan dengan Hari Bhayangkara," katanya.
Dia mengatakan sapi yang sakit dipisah dengan ternak sehat untuk diobati secara khusus agar segera sembuh. Vaksinasi itu khusus untuk sapi yang sehat dan dipelihara lama.
Untuk sapi hewan kurban, kata Siti, dijaga kebersihan kandang, makanan, diberi suplemen herbal bervitamin C, D, dan E. Begitu pula sapi bunting, meski vaksin tidak sampai uterus tetapi disarankan tidak divaksin.
Dia menyebut dari 71.000-an ekor sapi di Karanganyar, yang terkena PMK sekitar 300-an ekor, suspek 300-an ekor, dan mati lima ekor itu, belum tentu karena PMK.
"Jadi untuk persediaan kurban yang hanya 1.500-an ekor itu, lebih dari cukup sehingga masyarakat tidak perlu khawatir tentang ketersediaan hewan kurban," katanya.
Dia mengatakan 3.000 dosis vaksin sebagai penyaluran pertama. Pihaknya masih meminta tambahan vaksin kepada pemerintah pusat melalui pemprov setempat. Sebanyak 3.000 dosis vaksin pertama itu, harus habis pada tanggal 2 Juli 2022 sehingga selama dua hari ini petugas bekerja keras melakukan vaksinasi.
Dalam vaksinasi sapi milik Kelompok Peternak Ngudi Rejeki Kelurahan Popongan itu, dengan sasaran 40 ekor sapi, tetapi delapan ekor tidak divaksin karena sudah laku dijual untuk hewan kurban.
Bupati Karanganyar Juliyatmono mengatakan sapi yang mau disembelih untuk kurban jangan divaksin sebab pengaruh vaksin baru terbentuk setelah sebulan.
Selain itu, efek pada sapi yang divaksin, sampai seminggu pertama masih terasa. Vaksin sudah pasti belum sepenuhnya merasuk sehingga memengaruhi antara lain daging dan warna yang beda.
Oleh karena itu, vaksinasi hanya diberikan pada sapi yang masih memiliki hidup lama, tidak segera untuk kurban, tidak segera dijual untuk daging harian.
Ia mengemukakan pentingnya kesadaran peternak dan masyarakat lainnya tentang vaksinasi sebagai ikhtiar mewujudkan kekebalan sapi dari PMK dan tetap baik serta sehat.
"Upayakan hewan ternak untuk kurban yang sehat diberi suplemen herbal, vaksin agar sehat, gemuk, dan dijual mahal. Jangan sombong karena sudah divaksin pasti sehat. Kita hanya berupaya," kata dia.