Semarang (ANTARA) - Dokter Penyakit Dalam Konsultan Ginjal Hipertensi RSUP dr. Kariadi sekaligus Ketua Korwil PERNEFRI Jawa Tengah Lestariningsih sangat mendukung adanya Program JKN-KIS, sebab kehadirannya sangat membantu peserta yang membutuhkan pelayanan rutin karena memiliki riwayat penyakit gagal ginjal kronis.
Ia menjelaskan tidak hanya obat-obatan dan terapi hemodialisis yang dijamin oleh Program JKN-KIS. Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) atau metode cuci darah yang dilakukan lewat perut dan transplantasi ginjal juga dijamin.
Seperti halnya di Hongkong, katanya, first line terapi pasien gagal ginjal kronis melalui CAPD, namun dengan kemudahan terapi CAPD yang bisa dilakukan oleh pasien, terapi ini wajib dilakukan oleh pasien yang memiliki tingkat awareness tinggi untuk meminimalisir peritonitis (peradangan pada peritonium).
"Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah, karena telah menghadirkan BPJS Kesehatan untuk mengelola Program JKN-KIS bagi pasien pasien ginjal kronis yang membutuhkan terapi pengganti," katanya.
Ia menambahkan rata-rata pasien yang datang ke spesialis ginjal adalah pasien usia lanjut. Padahal seharusnya risiko penyakit ginjal ini harus ditemukan sedini mungkin dan semuda mungkin untuk dapat dilakukan pencegahan penyakit ginjal kronis sehingga tidak sampai dilakukan proses cuci darah.
Menurutnya, saat ini telah terjadi pergeseran penderita gagal ginjal kronis. Risiko gagal ginjal mulai menghantui generesi muda masa kini, sehingga dalam memperingati Hari Ginjal Sedunia, pihaknya melakukan deteksi dini pada penyakit ginjal kronis.
"Saya sedih sekali, jika bertemu dengan seseorang yang memiliki potensi dan karya yang bagus namun telah menderita gagal ginjal kronis, padahal generasi muda saat ini diharapkan menjadi generasi yang lebih kuat dibandingkan generasi saya. Harus fighting dan kuat sebagai tulang punggung negara," katanya.
Baca juga: Berikut tujuh tempat pijat relaksasi gratis bagi pemudik
Ia pun mengapresiasi BPJS Kesehatan yang menghadirkan fitur skrining riwayat kesehatan pada aplikasi Mobile JKN. Kehadiran fitur ini menurutnya perlu dimanfaatkan oleh masyarakat
"Sudah sepatutnya masyarakat melakukan skrining riwayat kesehatan itu sendiri, bahkan dari awal sebagai langkah pencegahan, sehingga bisa memperoleh pengobatan sejak dini. Peran dokter anak juga diperlukan, dokter anak perlu menjaring yang memiliki kelainan sejak dini," tambahnya.
Menimbang, begitu banyaknya masyarakat yang memiliki penyakit katastropik, Lestariningsih berharap sustainbilitas Program JKN-KIS ini bisa terjaga dan makin meningkat.
"Jangan sampai nanti pasien-pasien itu datang pada saat membutuhkan dana pelayanan kesehatan yang sangat tinggi. Asas gotong royong, tolong menolong yang ikhlas yang sangat penting dalam program ini," katanya.
Baca juga: Unsoed Purwokerto dan BPJS Kesehatan jalin kemitraan strategis
Ia menjelaskan tidak hanya obat-obatan dan terapi hemodialisis yang dijamin oleh Program JKN-KIS. Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) atau metode cuci darah yang dilakukan lewat perut dan transplantasi ginjal juga dijamin.
Seperti halnya di Hongkong, katanya, first line terapi pasien gagal ginjal kronis melalui CAPD, namun dengan kemudahan terapi CAPD yang bisa dilakukan oleh pasien, terapi ini wajib dilakukan oleh pasien yang memiliki tingkat awareness tinggi untuk meminimalisir peritonitis (peradangan pada peritonium).
"Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pemerintah, karena telah menghadirkan BPJS Kesehatan untuk mengelola Program JKN-KIS bagi pasien pasien ginjal kronis yang membutuhkan terapi pengganti," katanya.
Ia menambahkan rata-rata pasien yang datang ke spesialis ginjal adalah pasien usia lanjut. Padahal seharusnya risiko penyakit ginjal ini harus ditemukan sedini mungkin dan semuda mungkin untuk dapat dilakukan pencegahan penyakit ginjal kronis sehingga tidak sampai dilakukan proses cuci darah.
Menurutnya, saat ini telah terjadi pergeseran penderita gagal ginjal kronis. Risiko gagal ginjal mulai menghantui generesi muda masa kini, sehingga dalam memperingati Hari Ginjal Sedunia, pihaknya melakukan deteksi dini pada penyakit ginjal kronis.
"Saya sedih sekali, jika bertemu dengan seseorang yang memiliki potensi dan karya yang bagus namun telah menderita gagal ginjal kronis, padahal generasi muda saat ini diharapkan menjadi generasi yang lebih kuat dibandingkan generasi saya. Harus fighting dan kuat sebagai tulang punggung negara," katanya.
Baca juga: Berikut tujuh tempat pijat relaksasi gratis bagi pemudik
Ia pun mengapresiasi BPJS Kesehatan yang menghadirkan fitur skrining riwayat kesehatan pada aplikasi Mobile JKN. Kehadiran fitur ini menurutnya perlu dimanfaatkan oleh masyarakat
"Sudah sepatutnya masyarakat melakukan skrining riwayat kesehatan itu sendiri, bahkan dari awal sebagai langkah pencegahan, sehingga bisa memperoleh pengobatan sejak dini. Peran dokter anak juga diperlukan, dokter anak perlu menjaring yang memiliki kelainan sejak dini," tambahnya.
Menimbang, begitu banyaknya masyarakat yang memiliki penyakit katastropik, Lestariningsih berharap sustainbilitas Program JKN-KIS ini bisa terjaga dan makin meningkat.
"Jangan sampai nanti pasien-pasien itu datang pada saat membutuhkan dana pelayanan kesehatan yang sangat tinggi. Asas gotong royong, tolong menolong yang ikhlas yang sangat penting dalam program ini," katanya.
Baca juga: Unsoed Purwokerto dan BPJS Kesehatan jalin kemitraan strategis