Purwokerto (ANTARA) - Ahli epidemiologi lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) dr. Yudhi Wibowo mengingatkan pemerintah daerah untuk memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan guna mengantisipasi peningkatan kasus COVID-19 menyusul munculnya varian Omicron.
"Pemerintah daerah perlu memastikan kesiapan fasilitas kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Dia menjelaskan kesiapan diperlukan agar dapat memberikan respons cepat jika nantinya terjadi kenaikan kasus COVID-19.
Baca juga: Epidemiolog UI optimistis RI masuk fase endemi pada 2022
"Jika terjadi peningkatan kasus akibat munculnya varian Omicron maka kesiapan fasilitas kesehatan sangat diperlukan, mulai dari pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas hingga rumah sakit termasuk juga kesiapan tenaga kesehatan dan peralatan yang diperlukan," katanya.
Dia juga mengingatkan agar pemerintah daerah juga terus memperkuat infrastruktur sistem informasi serta sistem rujukan khususnya dalam penanganan pasien COVID-19.
"Dengan berbagai kesiapan tersebut maka jika nantinya terjadi peningkatan kasus maka proses penanganan akan berjalan dengan optimal," katanya.
Selain memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan, kata dia, pemerintah daerah juga perlu mengintensifkan program percepatan vaksinasi.
"Bagaimanapun vaksinasi merupakan salah satu upaya terbaik dalam meningkatkan imunitas melindungi diri dari potensi penularan COVID-19 sehingga bagi yang belum diimunisasi perlu segera mendaftarkan diri agar bisa divaksin," katanya.
Sementara itu, pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed tersebut mengingatkan pentingnya pemeriksaan "whole genome sequencing" guna mendeteksi dini potensi varian baru COVID-19.
"Pemeriksaan 'whole genome sequencing' atau WGS perlu ditingkatkan untuk melacak dan mendeteksi mutasi virus," katanya.
Selain itu, dia juga kembali mengingatkan mengenai perlunya mengantisipasi kerumunan masyarakat pada saat malam pergantian tahun.
"Masyarakat perlu berperan aktif dengan tetap memperkuat protokol kesehatan dan jika bisa membatasi mobilitas dengan merayakan malam tahun baru di rumah saja serta tidak berkerumun," katanya.
Menurut dia, peran aktif masyarakat dalam mengurangi mobilitas pada malam pergantian tahun diharapkan menjadi upaya strategis dalam pengendalian COVID-19 sehingga dapat berjalan optimal.
Baca juga: Jateng, Jabar, DIY, Lombok, dan Bali bakal diawasi ketat
"Pemerintah daerah perlu memastikan kesiapan fasilitas kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit," katanya di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Rabu.
Dia menjelaskan kesiapan diperlukan agar dapat memberikan respons cepat jika nantinya terjadi kenaikan kasus COVID-19.
Baca juga: Epidemiolog UI optimistis RI masuk fase endemi pada 2022
"Jika terjadi peningkatan kasus akibat munculnya varian Omicron maka kesiapan fasilitas kesehatan sangat diperlukan, mulai dari pelayanan kesehatan primer seperti puskesmas hingga rumah sakit termasuk juga kesiapan tenaga kesehatan dan peralatan yang diperlukan," katanya.
Dia juga mengingatkan agar pemerintah daerah juga terus memperkuat infrastruktur sistem informasi serta sistem rujukan khususnya dalam penanganan pasien COVID-19.
"Dengan berbagai kesiapan tersebut maka jika nantinya terjadi peningkatan kasus maka proses penanganan akan berjalan dengan optimal," katanya.
Selain memastikan kesiapan fasilitas layanan kesehatan, kata dia, pemerintah daerah juga perlu mengintensifkan program percepatan vaksinasi.
"Bagaimanapun vaksinasi merupakan salah satu upaya terbaik dalam meningkatkan imunitas melindungi diri dari potensi penularan COVID-19 sehingga bagi yang belum diimunisasi perlu segera mendaftarkan diri agar bisa divaksin," katanya.
Sementara itu, pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed tersebut mengingatkan pentingnya pemeriksaan "whole genome sequencing" guna mendeteksi dini potensi varian baru COVID-19.
"Pemeriksaan 'whole genome sequencing' atau WGS perlu ditingkatkan untuk melacak dan mendeteksi mutasi virus," katanya.
Selain itu, dia juga kembali mengingatkan mengenai perlunya mengantisipasi kerumunan masyarakat pada saat malam pergantian tahun.
"Masyarakat perlu berperan aktif dengan tetap memperkuat protokol kesehatan dan jika bisa membatasi mobilitas dengan merayakan malam tahun baru di rumah saja serta tidak berkerumun," katanya.
Menurut dia, peran aktif masyarakat dalam mengurangi mobilitas pada malam pergantian tahun diharapkan menjadi upaya strategis dalam pengendalian COVID-19 sehingga dapat berjalan optimal.
Baca juga: Jateng, Jabar, DIY, Lombok, dan Bali bakal diawasi ketat