Semarang (ANTARA) -
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut kebijakan penurunan tarif tes PCR menjadi Rp450.000-Rp500 ribu merupakan kabar baik bagi masyarakat.

"Saya kira ini yang ditunggu, sebab selama ini masyarakat cukup terbebani dengan mahalnya biaya tes PCR, apalagi PCR itu kan jadi syarat orang bepergian," katanya di Semarang, Kamis.

Menurut Ganjar, dengan turunnya biaya PCR hingga 50 persen sesuai instruksi Presiden Joko Widodo itu tentu membuat masyarakat senang.

Baca juga: Pemkot Surakarta turunkan tarif tes PCR

"Saya kira ini berita baik untuk masyarakat mendapatkan layanan yang mudah dan murah," ujarnya.

Kendati demikian, Ganjar berpikir dan berharap pemerintah pusat menghitung ulang berapa sebenarnya biaya yang mesti dikeluarkan untuk setiap melakukan tes PCR. Artinya komponen di dalamnya, berapa harga reagen, VTM dan berapa untuk tenaga dan prosesnya.

"Jangan-jangan, ada harga yang jauh lebih baik dan bagus sehingga bisa lebih murah," katanya.

Ganjar mengaku sudah bertanya kira-kira berapa harga pengetesan untuk satu orang dan untuk membeli reagen, misalnya satu orang membutuhkan biaya sekitar Rp200 ribu.

"Ditambah VTM dan lain-lain, ya sekitar itulah, sekitar Rp350 ribu, maka sebenarnya hitung-hitungan kami, kalau ada orang dagang itu sudah bagus, tapi jangan banyak cari untungnya. Maka apa yang menjadi ketetapan Presiden itu sudah sangat bagus," ujarnya.
Baca juga: Presiden minta harga tes PCR maksimal Rp550 ribu
Baca juga: Per 17 Agustus, tarif RT-PCR COVID-19 turun

Pewarta : Wisnu Adhi Nugroho
Editor : Antarajateng
Copyright © ANTARA 2024