Surabaya (ANTARA) - Dokter spesialis bedah syaraf dari Siloam Hospital Surabaya menyampaikan kiat mengatasi sakit kepala, yang kadang menyerang tanpa permisi dan mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dalam acara bincang-bincang yang digelar secara virtual pada Rabu, dokter spesialis bedah saraf konsultan di Siloam Hospitals Surabaya dr. M Arifin Parenrengi, Sp.BS (K) menjelaskan bahwa sakit kepala penyebabnya antara lain faktor genetik.
Jika orang tua menderita sakit kepala, ia melanjutkan, maka 50 hingga 75 persen anak akan mengalami sakit kepala.
"Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada otak karena faktor genetik, bisa dilakukan skrining dengan menggunakan MRI atau CT Scan," katanya.
Sementara faktor pemicu sakit kepala, antara lain kurang tidur, telat makan, pilihan makanan yang kurang tepat, penyakit seperti infeksi telinga dan sakit gigi, hipertensi, kondisi cuaca, dan fluktuasi hormonal seperti yang terjadi pada masa menstruasi dan perimenopause.
Upaya mencegah sakit kepala, ia mengatakan, bisa dilakukan dengan membuat catatan harian untuk mempelajari pemicu, mengobati segera setelah merasa ada serangan, mematuhi jadwal tidur, dan melakukan tindakan pencegahan jika sering mengalami serangan.
Dokter Arifin juga mengemukakan perlunya mewaspadai sakit kepala yang berulang karena kemungkinan berkaitan dengan penyakit tertentu. "Sakit kepala yang sering atau berulang jenis apa pun serta sakit kepala yang intens," ujarnya.
Orang yang mengalami sakit kepala berulang dan sakit kepala yang intens, menurut dia, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
"Tindakan yang dapat dilakukan jika memang dibutuhkan adalah dengan neuroendoskopi," katanya.
Dalam acara bincang-bincang yang digelar secara virtual pada Rabu, dokter spesialis bedah saraf konsultan di Siloam Hospitals Surabaya dr. M Arifin Parenrengi, Sp.BS (K) menjelaskan bahwa sakit kepala penyebabnya antara lain faktor genetik.
Jika orang tua menderita sakit kepala, ia melanjutkan, maka 50 hingga 75 persen anak akan mengalami sakit kepala.
"Untuk mengetahui kemungkinan adanya kelainan pada otak karena faktor genetik, bisa dilakukan skrining dengan menggunakan MRI atau CT Scan," katanya.
Sementara faktor pemicu sakit kepala, antara lain kurang tidur, telat makan, pilihan makanan yang kurang tepat, penyakit seperti infeksi telinga dan sakit gigi, hipertensi, kondisi cuaca, dan fluktuasi hormonal seperti yang terjadi pada masa menstruasi dan perimenopause.
Upaya mencegah sakit kepala, ia mengatakan, bisa dilakukan dengan membuat catatan harian untuk mempelajari pemicu, mengobati segera setelah merasa ada serangan, mematuhi jadwal tidur, dan melakukan tindakan pencegahan jika sering mengalami serangan.
Dokter Arifin juga mengemukakan perlunya mewaspadai sakit kepala yang berulang karena kemungkinan berkaitan dengan penyakit tertentu. "Sakit kepala yang sering atau berulang jenis apa pun serta sakit kepala yang intens," ujarnya.
Orang yang mengalami sakit kepala berulang dan sakit kepala yang intens, menurut dia, sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter atau fasilitas kesehatan terdekat.
"Tindakan yang dapat dilakukan jika memang dibutuhkan adalah dengan neuroendoskopi," katanya.