Boyolali (ANTARA) - PT Jasamarga Solo Ngawi (JSN) memprediksikan puncak arus mudik Lebaran akan terjadi pada tanggal 2 Mei 2021 sebelum diberlakukannya pelarangan oleh pemerintah pusat.

"Ada regulasi terbaru terkait larangan mudik, H-7 sampai H+3 yaitu tanggal 6-17 Mei di 2021. Jadi kami mulai memprediksi arus balik dimulai dari tanggal 2 Mei, yaitu di hari Minggu ini," kata General Manager Teknik dan Operasi PT JSN Saktia Lesan Dianasari di Kantor JSN Boyolali, Jumat.

Bahkan, pihaknya memperkirakan mulai Sabtu (1/5) akan mulai terjadi kenaikan arus lalu lintas. Menurut dia, masyarakat cenderung mulai melakukan mudik sebelum diberlakukannya pelarangan tersebut.

Baca juga: Desa Sidomulyo Boyolali siapkan rumah angker untuk karantina pemudik
Baca juga: Pemkab Kudus siapkan Rusunawa untuk karantina pemudik nekat

Meski demikian, ia memperkirakan pada puncak arus mudik tersebut jumlah kendaraan masih akan lebih rendah dibandingkan periode yang sama dua tahun lalu, yaitu sebelum terjadi pembatasan aktivitas masyarakat akibat pandemi COVID-19.

"Di tahun 2019 sangat tinggi, bahkan saat Lebaran sampai mencapai 38.000 kendaraan/hari. Mungkin faktornya karena di tahun tersebut baru pertama kali jalan tol Transjawa 'nyambung' dari ruas Jakarta sampai Surabaya," katanya.

Sedangkan untuk puncak arus lalu lintas, dikatakannya, terjadi pada Kamis (13/5) yang diperkirakan akan ada sekitar 22.000 kendaraan melewati ruas tol tersebut serta Jumat (14/5) sebanyak 24.000 kendaraan.

"Kalau sekarang di hari normal rata-rata 12.000-13.000 kendaraan/hari yang melewati. Untuk puncak di bulan April kemarin sampai 20.000 kendaraan karena kan ada 'long weekend'," katanya.

Sementara itu, dikatakannya, untuk penyekatan terkait pelarangan mudik ini khusus di ruas tol Solo-Ngawi ada dua lokasi, yaitu di Gerbang Tol Sragen KM 528 dan Gerbang Tol Ngawi KM 579.

"Kenapa ada dua penyekatan di sini, karena Solo-Ngawi ini berada di dua wilayah provinsi, yaitu Sragen mewakili Jawa Tengah dan Ngawi mewakili Jawa Timur. Semoga ini tidak berdampak signifikan karena tahun kemarin ada dua penyekatan juga di lokasi yang sama, lalu lintas hanya 2.000/hari, jadi sangat menurun, sepi sekali," katanya.

Terkait hal itu, pihaknya tengah mengusulkan agar penyekatan cukup dilakukan di satu gerbang tol.

"Jadi antara Polda Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa menjadi satu, tetapi sepertinya masih dalam kajian dari Polda. Kalau untuk saat ini masih dengan skenario yang sama," katanya.

Baca juga: Pemkab Batang terbitkan surat edaran larangan ASN mudik Lebaran
Baca juga: Wali Kota Magelang minta warga taati kebijakan larangan mudik Lebaran
 

Pewarta : Aris Wasita
Editor : Mahmudah
Copyright © ANTARA 2024