Karawang (ANTARA) - Harga gabah di sejumlah daerah di wilayah Jawa Barat anjlok selama beberapa hari terakhir akibat ramainya isu impor beras.
"Laporan dari jejaring Gerbang Tani di Jawa Barat yang mayoritas para petani, beberapa daerah di Jawa Barat yang tengah panen mengalami penurunan harga yang signifikan," kata Ketua Gerbang Tani Jawa Barat Jenal Murtado, di Karawang, Rabu.
Ia menyontohkan di Pangandaran, harga gabah anjlok hingga mencapai Rp3.500 per kilogram. Begitu juga di Karawang, harganya anjlok hingga Rp2.800 per kilogram. Padahal harga sebelumnya Rp4.000 per kilogram.
Penyebab turunnya harga gabah tidak hanya karena musim hujan atau banjir beberapa waktu lalu. Isu impor beras yang sempat ramai juga memicu anjloknya harga gabah di wilayah Jawa Barat.
Atas hal tersebut, Gerbang Tani Jawa Barat sepakat dengan Dirut Perum Bulog Budi Waseso dan Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat Rahmat Hidayat Djati menolak impor beras.
Ia menyampaikan kalau Gerbang Tani kompak menolak impor beras, mulai dari pimpinan pusat sampai daerah. Karena itu jelas merugikan petani. Karenanya, dia mendesak pemerintah untuk membatalkan impor beras.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, stok beras nasional hingga Mei 2021 diperkirakan mencapai 24,90 juta ton dan sementara kebutuhan beras nasional diproyeksi mencapai 12,3 juta ton.
Salah seorang petani di Jatisari, Karawang, Yono menyampaikan harga gabah saat ini anjlok, yang jelek atau rebah bisa di angka Rp3.000 per kilogram, sedangkan yang super atau yang paling bagus paling di angka Rp4.200-4.300 per kilogram.
"Laporan dari jejaring Gerbang Tani di Jawa Barat yang mayoritas para petani, beberapa daerah di Jawa Barat yang tengah panen mengalami penurunan harga yang signifikan," kata Ketua Gerbang Tani Jawa Barat Jenal Murtado, di Karawang, Rabu.
Ia menyontohkan di Pangandaran, harga gabah anjlok hingga mencapai Rp3.500 per kilogram. Begitu juga di Karawang, harganya anjlok hingga Rp2.800 per kilogram. Padahal harga sebelumnya Rp4.000 per kilogram.
Penyebab turunnya harga gabah tidak hanya karena musim hujan atau banjir beberapa waktu lalu. Isu impor beras yang sempat ramai juga memicu anjloknya harga gabah di wilayah Jawa Barat.
Atas hal tersebut, Gerbang Tani Jawa Barat sepakat dengan Dirut Perum Bulog Budi Waseso dan Ketua Komisi II DPRD Jawa Barat Rahmat Hidayat Djati menolak impor beras.
Ia menyampaikan kalau Gerbang Tani kompak menolak impor beras, mulai dari pimpinan pusat sampai daerah. Karena itu jelas merugikan petani. Karenanya, dia mendesak pemerintah untuk membatalkan impor beras.
Berdasarkan data Kementerian Pertanian, stok beras nasional hingga Mei 2021 diperkirakan mencapai 24,90 juta ton dan sementara kebutuhan beras nasional diproyeksi mencapai 12,3 juta ton.
Salah seorang petani di Jatisari, Karawang, Yono menyampaikan harga gabah saat ini anjlok, yang jelek atau rebah bisa di angka Rp3.000 per kilogram, sedangkan yang super atau yang paling bagus paling di angka Rp4.200-4.300 per kilogram.