Semarang (ANTARA) -
"Kalau dilihat dari sisi epidemiologi, zona risiko tinggi pada 7 Februari 2021 ada lima kabupaten di Jateng, tapi pada minggu setelahnya sampai hari ini tidak ada satupun zona merah di 35 kabupaten/kota," katanya usai memimpin Rapat Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Semarang, Selasa.
Tidak hanya itu, jumlah zona merah di kecamatan dan kelurahan yang ada di Jateng juga terus menurun.
Baca juga: Gibran klaim penyebaran COVID-19 di Solo terkendali
Baca juga: Sebanyak 3,2 juta lansia di Jateng jadi prioritas vaksinasi
Berdasarkan data, katanya, awalnya terdapat 25 kecamatan masuk zona merah pada 7 Februari 2021, namun pada 14 Februari 2021 turun jadi 10 kecamatan, dan pada tanggal 21 Februari 2021 hanya empat kecamatan masuk zona merah.
"Begitu juga di desa, pada 7 Februari 2021 ada 158 desa masuk zona merah, turun jadi 98 pada 14 Februari 2021 dan turun lagi menjadi 30 pada 21 Februari 2021. Artinya apa? Saya melihat kondisi ini bagus, dan PPKM mikro berjalan dengan baik," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, angka kasus harian juga terus mengalami penurunan, yakni per Selasa (2/3) ini jumlah kasus baru harian tertinggi di Kabupaten Banyumas dengan 52 pasien, Jepara 26, Klaten 23, Boyolali 22, dan Kota Semarang 17 pasien, sedangkan di daerah lain, seperti Wonogiri, Rembang, Kota Tegal, Salatiga dan Cilacap tidak ada tambahan kasus positif COVID-19.
Artinya, lanjut Ganjar, semua mengalami penurunan cukup signifikan dan untuk kasus aktif juga terus menurun, dengan tertinggi di Kota Semarang 508 pasien, diikuti Banyumas 466, dan Cilacap 326 pasien.
"Tempat isolasi juga sepi, di Donohudan saja sekarang hanya terisi 22 orang. Artinya selama satu tahun evaluasi kami, semuanya menunjukkan penurunan bagus, sambil kami genjot upaya vaksinasi dan minta semua kabupaten/kota mengawal agar semuanya lancar," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan recovery rate (RR) di Jawa Tengah per 28 Februari 2021 sudah mencapai 89,49 persen, sedangkan case fatality rate (CFR) juga tidak ada kenaikan atau masih pada angka 6,18 persen.
"Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga terus mengalami penurunan. Dari total 8.912 tempat tidur isolasi di rumah sakit, saat ini hanya terpakai 2.661. Sementara tempat tidur ICU dari total kapasitas 1.087, saat ini hanya terpakai 398," ujarnya.
Baca juga: Ganjar yakin GeNose-C19 direspon positif oleh masyarakat
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan penanganan COVID-19 menunjukkan hasil positif, seperti tidak ada satu pun kabupaten/kota di Jateng yang masuk zona merah atau risiko tinggi selama 3 minggu berturut-turut.
"Kalau dilihat dari sisi epidemiologi, zona risiko tinggi pada 7 Februari 2021 ada lima kabupaten di Jateng, tapi pada minggu setelahnya sampai hari ini tidak ada satupun zona merah di 35 kabupaten/kota," katanya usai memimpin Rapat Satuan Tugas Penanganan COVID-19 di Semarang, Selasa.
Tidak hanya itu, jumlah zona merah di kecamatan dan kelurahan yang ada di Jateng juga terus menurun.
Baca juga: Gibran klaim penyebaran COVID-19 di Solo terkendali
Baca juga: Sebanyak 3,2 juta lansia di Jateng jadi prioritas vaksinasi
Berdasarkan data, katanya, awalnya terdapat 25 kecamatan masuk zona merah pada 7 Februari 2021, namun pada 14 Februari 2021 turun jadi 10 kecamatan, dan pada tanggal 21 Februari 2021 hanya empat kecamatan masuk zona merah.
"Begitu juga di desa, pada 7 Februari 2021 ada 158 desa masuk zona merah, turun jadi 98 pada 14 Februari 2021 dan turun lagi menjadi 30 pada 21 Februari 2021. Artinya apa? Saya melihat kondisi ini bagus, dan PPKM mikro berjalan dengan baik," ujarnya.
Selain itu, menurut dia, angka kasus harian juga terus mengalami penurunan, yakni per Selasa (2/3) ini jumlah kasus baru harian tertinggi di Kabupaten Banyumas dengan 52 pasien, Jepara 26, Klaten 23, Boyolali 22, dan Kota Semarang 17 pasien, sedangkan di daerah lain, seperti Wonogiri, Rembang, Kota Tegal, Salatiga dan Cilacap tidak ada tambahan kasus positif COVID-19.
Artinya, lanjut Ganjar, semua mengalami penurunan cukup signifikan dan untuk kasus aktif juga terus menurun, dengan tertinggi di Kota Semarang 508 pasien, diikuti Banyumas 466, dan Cilacap 326 pasien.
"Tempat isolasi juga sepi, di Donohudan saja sekarang hanya terisi 22 orang. Artinya selama satu tahun evaluasi kami, semuanya menunjukkan penurunan bagus, sambil kami genjot upaya vaksinasi dan minta semua kabupaten/kota mengawal agar semuanya lancar," katanya.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo menambahkan recovery rate (RR) di Jawa Tengah per 28 Februari 2021 sudah mencapai 89,49 persen, sedangkan case fatality rate (CFR) juga tidak ada kenaikan atau masih pada angka 6,18 persen.
"Sementara itu, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit juga terus mengalami penurunan. Dari total 8.912 tempat tidur isolasi di rumah sakit, saat ini hanya terpakai 2.661. Sementara tempat tidur ICU dari total kapasitas 1.087, saat ini hanya terpakai 398," ujarnya.
Baca juga: Ganjar yakin GeNose-C19 direspon positif oleh masyarakat